Titik Jenuh - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Titik Jenuh

Oleh: Alvi Maryamul Khoiriyah


Waktu terus mengikat diri

Hari mendekap misteri

Merangkum kalimat menjelma hikayat

Dalam lembar bergaris merah 


Detik mengucur pasti

Merenggut tawa menjemput keringat

Dalam naungan langit siang 

Memutar akal menjelma kerumitan


Jiwa hampa terkapar pasrah

Dalam keputusasaan yang mendalam

Saat keadaan tak lagi bersahabat

Antara hati yang ingin mengejar mimpi

Namun dipaksa berhenti oleh banyak alasan


Ditampar oleh kata yang tak pernah diharapkan

Dipatahkan kembali oleh kenyataan

Dalam diam kusimpan perasaan

Dalam ruang persegi kupenjarakan

Biar waktu yang menyembuhkan

Dan senyum yang menyembunyikan



The Power of Green

Oleh: Alvi Maryamul Khoiriyah


Ku tunjukan dihari esok 

Ku buktikan dengan bangga  

Kan kubeli dan kupatahkan 

mulut-mulut tak punya otak 

Dengan hijau yang kau anggap hina


Sebuah kata selalu melekat dalam jiwa

Membuat api membara didada

karena menusuk seorang wanita mulia 

hingga mutiara jatuh dari teropong dunia 

dan merenggut garis lengkung diwajahnya


Katakan kepadaku 

Darimana benda putih tenagamu

Bukankah semua hasil jerih payah 

orang yang kau rendahkan 

Orang-orang yang kau pandang sebelah mata 


Dimana malumu? 

Dimana hatimu? 

Apakah itu hasil duduk

diruang persegi bermejakan perak?

Ingin ku tertawa

Sia-sia saja semua materimu

Jika pada akhirnya

Rasa manusiawimu

Kalah dengan orang yang berada ditempat yang kau pandang hina



Semburat Cinta

Oleh: Alvi Maryamul Khoiriyah


Mengenangmu diwaktu senja

Wujud perpaduan keindahan 

yang menarik garis lengkung 

Dalam lembayung cahaya indah 

wajahmu yang terbayang 

Dan selalu membias dipandangan


Semburat cinta dipisahkan jarak

Kini tumbuh menjadi rindu

Ku titipkan pada anila

Lalu berhentilah dirumahnya 

Jatuhkan pemberianku 

untuk dia inspirasi puisiku


Dibawah nabastala

Aksa berkaca-kaca

Tak kala mengingatmu

Nirwana dunia dalam kalbuku

Aku terpikat olehmu

Pujangga idaman dari desa




"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.