Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Semua Anugerah Tuhan - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Semua Anugerah Tuhan

Oleh : Bambang Prijono


Hidup semua adalah anugrah Tuhan

Tak ada satupun yang kita miliki

Semua adalah anugrah Tuhan

Tak ada satupun yang kita bisa

Semua adalah kuasa Tuhan

Hidup dan mati semua

Adalah genggaman Tuhan

Hiduplah atas bimbinganNya

Bukan menyombongkan kitab

Hiduplah berserah diri padaNya

Bukan menyombongkan ibadah hiduplah dengan ikhlas

Bukan dengan kekerasan dan paksaan

Hiduplah dengan nyantai

Bukan mengejar ambisi seakan hidup atas kemampuan sendiri

Hiduplah dengan lugu penuh kesadaran

Bukan dengan kedisiplinan kaku

PERMULAAN - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


PERMULAAN 

KARYA : FERYSA PUTRI SA


Disini Pertumpahan Darah

Penembakan Pengecut Dilakukan

Akankah Turun Anugerah?

Pistol Mulai Bermain


                      Demokrasi Beraksi Disini

                      Matahari Panas Membakar 

                      Inginnya Kami Berlaku TRITURA

                      Agar Negri Tak Gentar


Suara Elang Pemecah Pilu

Resimen Tank Penindas Menderu

Penyandang Senapan Memandangmu

Seakan Usia Diujung Hidungmu


                      Kematian Seakan Mengundi 

                      Telah Gugur Senjata Pedang 

                       Peluit Seakan Menjerit Lagi

                      Nyawa Hilang Sudah Melayang



 BUNGKAM

KARYA : FERYSA PUTRI SA


Tua Muda Seakan Pilu 

Kerja Romusha Berlaku 

Pribumi Tak Berhak 

Bangsa Lain Membajak

                         

                            Rempah-Rempah Mereka Boikot

                            Hati Seakan Menguras Emosi 

                            Landak Menggonggong Rambat 

                            Rakyat Pemerintah Ratapi


HEI ! Pribumi Nusantara 

Satukan Paduan Suara

Indonesia Pasti Jaya

Jika Pilu Dipecahkan 

                     

                           Ini Negri Indonesia 

                           Membutuh Aksi Para Jua

                           Namun Harapan Putus 

                           Lalu Bangsa Lain Puas



KEDIPAN MATA

KARYA : FERYSA PUTRI SA


Seandainya tak memandang

Sekarang pasti belum melayang

Engkau mandi cahaya bintang

Engkau selalu membayang


Kini hidup suatu keindahan

Matamu menguatkan hati

Aku takkan bisa lepaskan

Lantaran engkau pujaan hati


Sungguh indah jika bersatu

Kesetiaanku sudah menjulang tinggi

Atas kepercayaanku padamu

Duhai kekasihku, sayangku


Mengapa kau bunuh cintaku?

Matilah sudah jiwaku

Kemudian hati ini pilu

Meledak sudah jiwa laraku



KASAR

KARYA : FERYSA PURTI SA


Berlaku lemah lembutlah engkau

Sekiranya engkau berhati kasar

Tentulah mereka menjauh diri

Kau tak mikir sedemikian?


Lembut ialah perangai ampuh

Dan air penenang jiwa

Dikala amarah melanda

Tapi tak hangus terbawa suasana 


Panas api akan padam 

Sebab air yang meredam 

Saat dalam keadaan marah

Berpotensi lepas kendali arah


Duhai diri ringan tangan

Duhai diri lancang mulut

Duhai diri sorot mata 

Bersikap lemah lembutlah kalian



LANTAS BAGAIMANA

KARYA : FERYSA PUTRI SA


Sudah kutinggalkan dia 

Sudah kuturuti keinginanmu

Sudah kupercayai dirimu

Tapi apakah aku akan selamat?


Dengan dia ku damai

Ditepi pantai kita berlari

Diatas bukit kita berbaring

Melihat bintang kaya sirna 


Kau perusak hidupku kini

Lalu kau rampas kebahagiaanku

Dan kau bunuh dia didepan mata 

Tapi apakah kau merasa salah? 


Seribu malam ku menghilang

Jiwa seakan direnggut asa 

Hatiku membeku pilu

Ragaku mati ditelan bumi





"


Kenangan - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Kenangan

Karya : Huwaida M


Jalanan sore sepi pejalan kaki

Mungkin mereka malas menunjuk diri pada surya 

Inilah aku! Si pintar yang kesiangan

Penjerit sunyi antar dua pucuk gunung tertinggi


Kenanga si malu-malu kuning

Makanya kamu kulukis syahdu dalam sebingkai 

Dan bintang siang pun tak pernah bolos menyaksikan

Bahwa akan selalu ada aku


Jurnal jadulnya kakek terbongkar kemarin

Isinya semua tulisan tangan nenek yang digemarinya

Sebab Mama bilang mereka cocok

Satu putih, satu lagi abu-abu


Seusai malam lanjutlah pagi dengan riangnya 

ia cepat tanpa batas penghalang

seperti nyatanya, kereta nuklirku sudah jadi

ayo susuri dunia yang kita benci ini bersama



Hilang

Karya : Huwaida M 


Ribu-ribu menit dilalui dimensi ini

Ternyata hampa, benci akan massa 

Dan sepuluh tahun yang lalu ia jatuh

Lubang itu mendorongnya masuk jauh 


Tentang kendala mengapung atau tidak

Terserah padanya, katanya “iya”

Bukankah hampa juga pilihan?

Karena menjadi berat sudah hakikatnya


Dia hilang, temanku, berbulan-bulan

Kendati jauh nun abstrak 

Nyatanya disini, masih di rumah ini

Dimensi itu, mengungguli taman bermain kanak


Hilang. Tapi dia betah disana

Dunia asing dan aneh itu disukainya

Hingga sedekat apapun lokasinya denganku

Rasa asing yang tak pernah ia dapati, ia pilih



Lebih Dulu

Karya : Huwaida M 


Tentang pagi dan petang kemarin

Diselipkannya rindu pada bungkus-bungkus keemasan langit 

Kata pemudi itu, untukmu, Nug

Kue coklat panggang buatannya menunggu


Ada sosok pemuda yang lebih dulu menetap

Dahulu pergi tanpa pamit sepuhnya

Maka pohon dan sarangnya burung bersaksi bisu

Bukan durhaka, hanya tak patuhi hukum alam buatannya


Nugraha, kamu ingat pesannya, kan?

Surat kumal kusut berisi tinta biru tua

Bahwa ia lebih dulu menduduki pasir pantai ini

Bahwa laut seberangnya adalah rumah berpulang


Jarak antar alam memang tidak jauh

Tapi namanya alam, semua perlu kesesuaian

Karena dia lebih dulu sebelum kamu datang

Maka manusia perlu menyesuaikan atas suatu penghargaan



Berubah

Karya : Huwaida M 


Lagi-lagi tentang langit yang pucat kekuningan

Disana ada kamu yang tersenyum manis seperti biasa 

Tatkala hujan turun memenuhi batas air danau

Dan syukurlah, kamu tetap tersenyum


Hari-hari setelahnya berlalu panjang

Tak ada yang berbeda namun kamu

Mungkin sebab harinya, sehingga begitu

Senyum pajangmu retak, ya? Masih bisakah dipasang lagi?


Kamu masih kamu, tapi beda

Bukan senyummu, namun kamu

Sejak dulu kita saling mengenal, kamu ataupun aku

Hari ini seakan mengenali sosok baru


Maka langit menjadi saksi lagi

Atas rasa-rasa dari dampak perubahan yang terjadi

Kamu tidak bersalah sepenuhnya, Nug

Tapi keberubahan itu pengaruhi segalanya



Teduh

Karya : Huwaida M 


Kali ini giliran malam yang teduh

Tanpa rangkai pohon yang mencipta bayang panjang

Tanpa peluh di kening yang biasa diusap

Karena bukan lagi matahari yang menggantungkan diri


Tidak hanya pohon yang meneduhkan, kau tahu?

Ternyata ada kamu, Si Penulis cakar ayam  

Cerita fantasi ditulisnya, berharap semoga menjadi nyata

Itulah kamu, teduhkan rumput-rumput dan bunga kecil disitu


Maka malam berganti siang, dan terus begitu

Keteduhan seakan tercantum permanen di langit

Bahwa fajar dan awan akan terus begitu

Bahwa akan selalu ada kamu

Yang meneduhkanku






"


Tetaplah bahagia - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Tetaplah bahagia 


Percayalah

Sepenggal puisi ku ini 

Tak akan pernah mampu 

Menghilangkan lukamu 


Namun setidaknya

Aku mampu meredakan tangismu 

Dengan kata sederhana

Yang aku rangkai hanya untuk mu 


Aku ingin melihat 

Senyum indah mu lagi 

Meskipun tak ada tempat

Sedikit pun di hati mu


Dan aku pun ingin kembali

Merasakan 

Proses yang dulu kita lalui 

Sebelum kita di pisahkan


Kumohon

Jangan salahkan keadaan 

Ataupun jarak

Mungkin mereka hanya menguji

Seberapa tekun kita merajut hubungan


Dulu 

Kamu pernah menjadi

Yang paling aku tunggu 

Namun kini 

Kamu lah yang paling 

Aku rindu 


Entah dengan siapa

Kini engkau berada

Tetaplah bahagia 



Ku tuliskn rindu 


Ku tuliskan rindu 

Di Dalam malam 

Yang tak kunjung membiru 


Tintanya putih 

Karna mewakili kesucian mu 


Usapan air matamu 

Selalu kurasakan 

Hingga akhirnya kau berlalu 

Setelah semua yang kita perjuangkan 


Ku tuliskan rindu

Untuk mu kekasih 


Yang dulu selalu 

Hadir di depan mata 

Kini kau hadir 

Di dalam doa 


Kini tangan ku

Tak bisa menggapai mu 

Namun di setiap doaku 

Selalu ku selipkan nama mu 


Ku tuliskan rindu 

Dan ku titipkan 

Pada langit 


Mungkin kau terkejut

Saat melihat langit 

Yang penuh dengan nama mu 


Meski kini kita

Tak bersama lagi 

Namun tangan ku 

Masih merasakan lembutnya 

Tangan mu 


Dan kini ku tuliskan rindu

Di antara jarak 

Yang mustahil untuk bertemu 


Semoga kau selalu tersenyum

Dengan ketiadaan ku 

Kekasih 



Sebelum Maghrib


Entah apa namanya 

Penghujung waktu sebelum gelap itu 


Saat para pekerja

kembali ke rumah 

Menghela nafas

Dan memanjakan lelah 


Saat anak anak 

Mulai berhenti bermain 

Dan segera beranjak

Sebelum udara terasa dingin 


Harus aku akui 

Waktu itu sungguh indah 

Terutama 

ketika matahari mulai berganti 


Perlahan 

Rasa ini mulai tenang 

Mungkin karna sinarnya 

Yang memeluk dengan kehangatan


Atau mungkin kehadirannya yang begitu bijak 

Menawarkan kedamaian

Dan tak ada satu pun 

Yang mampu untuk menolak 


Di waktu itu 

Keringat mulai mengering 

Setelah berseteru 

Dengan keadaan yang semakin genting


Perlahan 

Para ayah dan ibu 

Saling melempar senyuman 

Dan memanfaatkan keadaan 


Membelai jemari sang buah hati

Mencium kening anak yang di sayangi 

Memeluk erat raga yang belum berdaya 

Menahan haru saat menatap nya terlelap


Tak kusangka 

Dengan mudahnya waktu itu 

Menyatukan segalanya 

Melembutkan yang keras 

Menghangatkan yang panas 


Menciptakan suasana sempurna 

Tanpa ada rasa kecewa 

Di setiap sudutnya 


Seruan dari masjid 

Samping pemukiman 

Mulai terdengar 


Semua mulai bergegas

Berebut tempat ternyaman

Untuk memperindah 

Doa yang di lantunkan 


Memang benar 

Waktu itu hanya sekejap 

Malamlah yang akan mengisi 

Saat kita mulai merangkai mimpi 


Meskipun tak bertahan lama 

Namun setidaknya

Waktu itu 

Telah menghadirkan keajaiban

Dan meluapkan segala kasih dan sayang 




"


Aku pemuda - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Aku pemuda


Berjiwa api merah yang membara.

Dengan nada dan suara gemerah.

Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

Berparas muda nan ceria.


Aku lah pemuda.

Menjunjung tinggi nilai-nilai negara dan bangsa.

Berpegang teguh imam dan taqwa.

Bersama-sama membangun cinta,rasa, bangsa dan negara.


Aku lah pemuda.

Berprestasi dan siap menyaingi dunia.

Bernilai tinggi setia karyanya.

Menunjukan pada dunia bahwa pemuda pantang menyerah.


Aku lah pemuda.

Siap sedia bak tentara.

Menjadikan diriku tepat bagi mereka.

Berjiwa patriotisme dan nasionalisme didalam jiwa.


                                 

Buku tua


Terdengar decitan seribu terselimuti abu.

Rapi berbaris yang terususun beribu.

Yang buram seiring berjalanya waktu.

Diasingkan dari seribu penglihatan retina.

Yang tak pernah tertuju padanya. 


Buku tua tak pernah dibaca.

Yang dulu menjadi primadona sekarang menjadi kisah.

Yang dulu susah keberadaanya dan sekarang tinggal ketik saja.

Wahai pencita buku kemanakah engkau berada.

Bacalah, seraplah, bersihkanlah aku walaupun sebentar saja. 


Dan sekarang inseklopedia tak menjadi sumber dari segalanya.

Yang kini digantikan oleh digital dunia.

Begitupun dengan kertas buram yang lainya.

Semuanya hilang terpojok oleh sekat2 yang menutupinya.

Tak tau kapan akan didaur ulang kembali sampai usia yang menggerogoti. 


Wahai buku tua.

Tetaplah engkau menjadi dirimu.

Walaupun aku selalau mengabaikan mu.

Biarlah engkau didaur ulang.

Agar engkau tetap manjadi dirumu sejati.

Terimaksih wahai buku tua yang telah menemaniku dalam gelapnya teknolgi.



Merah putih ku tercinta


Bundarnya bumi dengan tempel2 nya peta dunia.

Berbagai macam nama. jarak,bentuk, serta  ukuranya.

Nuansa biru yang indah disetiap tempatnya

Dengan pulau hijau yang luas dari sabang hingga marauke.

Itulah indonesi merah serta putih benderanya yang memiliki makna disetiap warnanya.

Memiliki lambang yang gagah perkasa ke penjuru dunia.

Lagu kebangsaanya yang menggetarkan jiwa hingga dunia.

Serta Beribu ribu tempat yang kaya akan  manfaat.





Itulah indonesia suku ras dan agama mereka punya.

Bahasa beragam makna disetiap daerah/tempat.

Indonesia surga khayalan yang nyata

Hingga mata pun tak ingin berkedip melihatnya.

Bergetar ketika sampai dan menyentuhnya.

Itulah indonesia selalu membuat kejutan disetiap daerahnya.

Yang tak pernah punah akan ceritanya.

Semoga indonesia tetap berjaya dan membentangkan sayapnya ke penjuru dunia.



"