Tidak Serius Mencinta - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Tidak Serius Mencinta

Mentari telah dimuntahkan oleh timur lalu merangkak mencari jalan bersinar, ayam menatapnya penuh afeksi dan menyambut dengan kukuruyuk.

Embun tak lagi bercanda, ia datang membawa rombongan seperti prajurit dan menapaki setiap jengkal dari bumi.


Pagi ini, selimutku bukan dari kain hangat, melainkan sesal yang teramat sangat. 

Pertengkaran malam kemarin, memang tak dapat dihindari; Sebab Kau berada pada puncak kemarahan dan rasa cemburu, namun aku masih kokoh memegang perasaan itu.


Memang salahku yang sedari dulu tidak serius mencintaimu, tetapi Bagaimana aku bisa serius mencintai, sedang aku masih serius mencintai perempuan itu.

Perempuan yang tak pernah lekang oleh waktu.


Aku memang batu! dan perlu kau tau sejak berdekatan denganmu aku sudah berusaha. namun tuhan tak berkehendak mengganti rasa.

Saat ini yang bisa kulakukan hanya berkata; maaf!

Sebab aku masih gagal mencintaimu!


Jika kau ingin pergi, aku persilahkan, namun tinggalkan semua kenangan kita agar kau lupa tentang rasa dan luka.


Sidoarjo, 2021 

Mimam


Aulia

Pada malam ini, aku sudah tak kuasa menahan diri untuk tidak lagi menuliskan namamu dalam puisi. Tetapi namamu tetap saja abadi dalam fikiranku.


Bunga mawar sebagai lambang mu, bunga mawar pula yang membawa diriku padamu, aku tak lagi membahas kenangan-kenangan semu yang tercipta tanpa rasa mau, aku hanya rindu


Pada matamu terlukis pemandangan indah taman argasoka, pada senyummu tercipta danau madu, dan pada semua ceritamu membuat hati tenang tak beradu..


Aku sangat rindu, namun yang bisa kulakukan hanya bercerita lewat aksara, tak ada lagi luka dalam rasa karena aku hanya cinta. Luka hanya sebuah rasa penyesalan dan aku sama sekali tak menyesal mencintaimu.


Lagi-lagi ingin kukatakan, puan, aku sangat rindu dan aku selalu menunggu kabar darimu.


Sidoarjo, 2021

Mimam


Aulia 2

Selamat pagi nona.

Apa kabar? 

Apakah masih sama seperti dulu?

Atau kini aku tak lagi mengenalimu? 


Karena memang sudah cukup lama aku terasingkan di tanah kecil ini, berteman dengan sepi, bermain melodi sunyi, dan bercermin pada embun pagi.

Dalam setiap seruput kopiku, Aku melihat postermu yang terpajang pada dinding dan binar matamu masih sama.

Penuh rahasia!


Poster itu tidak lah hidup, sampai kapanpun Mungkin akan tetap sama. 

Poster itu tak bisa menjadi obat, untuk sakitku yang terus merambat. 

Poster itu terus berdebu, dan aku harus sesak karena selalu membersihkannya setiap pagi.

Poster itu tak dapat bersuara, apalagi menghibur dan bercerita. 


Nona..

Apakah kau masih sama seperti dulu? 

Tulus nan lugu. 

Namun setiap tawa dan ceriamu, kau menyimpan luka yang entah seperti apa sakitnya.

Kau tak pernah ingin membagi rasa sakit pada siapapun, bahkan pada orang asing seperti ku sekalipun. 


Pada kabar terakhir, kau mengatakan dirimu baik-baik saja, tetapi perlu kau ketahui bahwa  aku tak pernah mempercayai kata itu. 

Kata yang kau ucapkan dengan ragu!


Nona..

Angan ku kali ini sederhana, aku ingin melihatmu dan mendengar ceritamu seperti dulu. 


Sidoarjo, 2021 

Mimam

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.