Sandiwara para penguasa - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 """Sandiwara para penguasa""


Demi merauk masa,

engkau rela datang ke tempat yang tidak biasa

Demi tahta, engkau rela bersandiwara 

Demi kuasa engkau rela


bertindak tanpa menggunakan rasa

Dulu engkau datang dengan humanis,

idealis dan janji yang manis,

lalu setelah kau duduk manis


dengan sekejap menjadi kapitalis.

setelah kau berhasil duduki tahta,

rakyat sadar mereka tertipu daya,

rakyat sadar kau pandai bersandiwara.





""Gejolak sang jagat""


Awan Awan bertengkar hebat

Suara menggelegar menyeramkan, 

Angin kencang petir menyambar

Rumah warga menari di atas awan


Langit pun menangis

Marah melihat penghuni bumi, 

Tangis sang langit berlari

menyerang penduduk bumi


Gedung gedung berjalan

Dengan ombak bergelombang 

Manusia terpaku kedalam bumi

Terpana sang jagat meronta murka





""Ilusi cinta"" 


Dia tak percaya cinta

Sebab luka yang dirasa

Rasa yang dulu mudah menepi

Kini susah untuk mengikat janji


Semua berubah ketika sang putri

Menepi di dalam hati

Dia terlalu percaya sang putri jatuh hati

ia merasa dunia ini hanya tentang ia dan putri


Bagaimana ia tidak terpesona

Sang putri yang Cantik nan indah

Menejadi penawar luka yang sempat menua

Bagai rintik hujan ditanah yang kering


Sang putri datang untuk berjanji

ia hampiri putri, namun

Hanya angin nan sepi

Dan cinta putri hanya ilusi




""Aku yang pernah dalam tubuhmu ""


Gelap malam berhias cahaya bintang 

Terdengar suara sembunyi dalam sunyi 

Tak pernah terbayang malaikat kasih sayang pun menghilang

Terbiasa dengan peluk tersayang di kesunyian malam,


dunia ini seakan tak berarti

Jika kubandingkan dengan selimut tanganmu

Ketika aku terlelap menutup mata,

menjadi penawar tatkala lelah menyerang selimuti badan,


aku rindu tidur dipangkuanmu

dengan belaian halus dirambutku

terdengar sayup sayup doa dan nasihatmu

tentang mimpi mencapai bintang


bagaimana bisa aku terbang mencapai bintang

sedangkan satu sayapku menghilang

aku termenung, 

pada rindu yang tak terbendung


hingga rindu bermetamorfosis

menjadi doa yang tak berujung

salam doa, salam sayang

untukmu dari aku yang pernah dalam tubuhmu

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.