Pisah - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Pisah

Merambat asa melawan pertikaian. 

Dalam ruang sunyi.

Isak tangis menggema dalam ruangan.

Menyiakan setiap harap yang sudah terbengkalai.

Mengiring percekcokan pada kebencian.

Hingga tumbuh kisah luka rumit.

Menetapkan derita tertinggal pada setiap sudut hati.


Bekas-bekas pukulan terasa pedih.

Hingga meninggalkan sakit yang sulit dijelaskan.

Sedangkan,

Narasi janji masih rapi diingatan.



Sumenep, 03 November 2021



Mendiskusikanmu dengan Tuhan


Buih-buih harapan terus bertasbih di ruang malam.

Dan terus mengitari setiap waktu yang berjalan.

Menabungkan setiap namamu pada Tuhan.

Menitipkan aku sebagai masa depan.


Dipersudut malam, tidak ada kata bosan

Agar harap terharapkan.

Meyakinimu, kalau setiap doa akan terbayarkan.

Hingga keyakinan itu menjadi usada setiap kehidupan.


Mendiskusikanmu dengan Tuhan.

Adalah tenang yang berkepanjangan.

Melenyapkan asa yang berkembang biak. dalam tatanan harapan.




Sumenep, 03 November 2021



Kopi Musim Semi


Antara dingin dan panas.

Dengan kecipak rindu kau larutkan senyum.

Seduhan kopimu terlalu pahit.

Jutaan harap masih melekat.

Sedangkan rindu menguap di setiap desahan nafas.

Menarik sadarku pada pusaran dua musim.

Menelan kata yang tersuling dari janji awal.


Musim semi menyakitkan,

Ia hanya menghangatkan wilayah. pertengahan dan tinggi lintang.

Mematikan taman melati yang pernah menjadi saksi.

Menjadi hamparan ladang bunga mati.


Kopi di musim semi.

Mengenang patah hati yang terhuyung seperti orang gila.

Melarang kenangan untuk kembali pada tubuh.

Menahan ingatan untuk tidak meranggas pada jiwa.


Biarkan janji berbalik arah dan mencoba menjamah katamu.

Katamu yang terlalu munafik untuk diingat.

Meruntuhkan jiwa yang besar akan harap suci.


Sumenep, 03 November 2021"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.