https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:
KASIH SAYANG TUHAN
BY : AHMAD OKVANI TRI BUDI LAKSONO
Matahari tampak malu malu melihat dunia, dihadang gerombolan awan seakan mengisyaratkan bahwa hari ini tidak akan baik baik saja. Memang benar hari ini tidak baik baik saja, Sabtu 16 Januari 2021 saya mendapatkan berita kurang menyenangkan. Setelah selesai sarapan saya siap siap bergegas berangkat bekerja. Tapi , kepala outsourching menelpon saya, Pak Shobirin Namanya
"" Maaf mas, kamu istirahat dirumah dulu, karena kamu reaktif covid 19"". Rasanya waktu berhenti tepat saa
"SANUBARI
Oleh : Sapta Lutfian Waldhani
Yuda adalah anak laki-laki tunggal yang berusia 7 tahun dari dari Ibu Sarminah dan Bapak Yanto. Mereka hidup sederhana dan tinggal di sebuah desa, namun pada suatu pagi hari ketika Sarminah sedang menyiapkan makanan di dapur Yuda berada di ruang tengah sedang duduk di kursi sambil bermain hpnya. Sarminah mengajak Yuda untuk sarapan bersama
“Yud berhenti dulu main hpnya, sini sarapan dulu” kata Sarminah sambil mengambil piring
“ Iya bu nanti” saut Yuda
Sembari menunggu Yuda, Sarminah memanggil Yanto yang sedang berada di kamarnya untuk sarapan juga
“Pak bangun, sini sarapan dulu” sembari duduk di kursi makan
“Hooaam…. iya sebentar” kata Yanto dengan suara seraknya. Sarminah menatap Yuda yang masih asik bermain hp dan seketika Yanto keluar dari kamarnya.
“Yud, ayo makan dulu, jangan main hp terus” kata Yanto sambil berjalan menuju meja makan.
“Ish, iya pak nanti, bapak sama ibu sarapan duluan aja, ga usah nunggu Yuda” jawab Yuda dengan ketusnya. Sarminah mengambilkan makanan untuk Yanto dan mereka pun sarapan berdua, disisi lain Yuda masih asik bermain dengan hpnya lalu memakai earphonenya.
“Tuh bu, liatin si Yuda main hp terus, apa anak ini perlu di kerasin ya bu?” tanya Yanto sambil melahap makanan
“Ini udah beda zaman pak, bukan zaman kita dulu yang kalau ada apa-apa serba di kerasin, apalagi Yuda sendiri sifatnya juga kaya gitu, tinggal nyari cara ngedidik yang sesuai sama sifatnya aja pak” jawab Sarminah
“Huuh, dasar anak jaman sekarang” keluh Yanto dengan menatap Yuda. Mereka berdua pun sarapan bersama, hingga ketika Yanto sudah selesai sarapan. ia langsung bangun dari kursi dan pergi keluar untuk mengurusi burung dan Sarminah membersihkan meja makannya dengan meninggalkan satu piring yang sudah di isi nasi dan lauk pauk untuk Yuda makan, tetapi Yuda masih saja bermain dengan hpnya.
“Yud, berhenti dulu main hpnya” kata Sarminah yang menegurnya dari meja makan, tetapi Yuda tidak menghiraukan teguran tersebut karena sedang memakai earphone.
“Yud, kamu dengerin ibu ga sih” Lagi, Yuda tidak merespon Sarminah, hingga akhirnya Sarminah tidak bisa menahan sabarnya
“Astagfirullah Yuda !!” tegas Sarminah sambil mencabut earphone yang ada di telinga Yuda dan mengambil earphonenya.
“Apasih bu ganggu aja” ucap Yuda dengan kaget
“Kamu itu ya, ibu panggil dari tadi juga” dengan nada tegas
“ Iya, ada apa?” Yuda menoleh Sarminah
“Jangan main hp terus, sini bantuin bersih-bersih rumah atau main sama temenmu di lapangan gitu, jangan dirumah main hp aja” kata Sarminah sambil merapihkan meja ruang tamu
“Iya nanti” jawab Yuda dan kembali menatap hp
“Nantimu itu kapan? Besok? Minggu depan?” tanya Sarminah
Karena merasa kesal diganggu oleh Sarminah, Yuda pergi ke kamarnya
“kebiasaan, setiap di kasih tau pasti langsung ke kamarnya sambil marah” sambung Sarminah
Saat berada di kamar pun, Yuda duduk di sebuah kursi belajarnya dan mengeluarkan hpnya untuk bermain tetapi Yuda menyadari bahwa earphonenya tidak ada di kantongnya.
“Ah elah, kemana lagi nih earphonennya, kok ga ada sih, perasaan tadi di taroh kantong”. sambil meraba kantong celana
“Tololnya, kemana gua taruh earphonnya ya.…”. mencari di meja belajar bahkan di tiap sudut meja
“Ah tadi kan di pegang sama ibu, paling di taroh di ruang tamu” bergegas keluar kamar lalu mencari di kursi yang tadi ia duduki. Kesal karena tidak menemukan earphone, Yuda memanggil ibunya
“Bu, Bu” kata Yuda, teteapi Sarminah tidak mendengar panggilan Yuda karena sedang berada di dapur
“Bu, Bu !!” sambung Yuda dengan berteriak
“Apasih Yud, masih pagi udah teriak-teriak aja. Ibu lagi di dapur nyuci piring” ujar Sarminah
“Tadi ibu naruh earphone Yuda dimana? di sini ga ada” tanya Yuda
“Itu ibu taruh di deket congklak” jawab Sarminah. Yuda yang mendengar congklak seketika binggung dan melihat sekeliling dengan seksama, namun karena dia tidak mengetahui apa itu congklak jadi tidak menemukannya.
“Apasih bu, congklak tuh yang kaya gimana” menatap sekeliling dengan wajah binggung
“Kamu cari dulu, jangan nanya terus ibu lagi sibuk ini” kata Sarminah
“Ah elah bu, kalau Yuda tau geh ga bakalan nanya ke ibu” keluh Yuda sambil berbisik. Yuda pun mencari lagi untuk yang kedua kalinya dengan penuh perhatian kepada sekelilingnya untuk mencari earphone. Waktu berlalu begitu saja dan Yuda masih belum mendapatkan apa yang dicari, bahkan sampai mencarinya di kolong-kolong. Ketika mencari di meja tempat barang-barang antik berada, ia menemukan earphonenya yang tergeletak di atas congklak. Dengan wajah kebinggungan karena bentuk congklak.
“Oh jadi ini congklak, bentuknya kuno banget, buat apa lagi ini bolongan sama kerangnya” kata Yuda sambil melihatnya dengan dekat.
Yanto yang sedang berada di luar mengurusi burung, mendengar di dalam rumahnya sangatlah berisik, maka Yanto memasuki rumahnya. Saat memasuki rumah terlihat Yuda sedang memegang congklak.
“Nyari barang tuh di liat, bukan di teriakin, itu yang kamu pegang pasti ga kan namanya apa” saut Yanto sambil berjalan menuju sofa.
“Dih, apaan sih pak” ucap Yuda
“Sini duduk, bapak kasih tau, biar yang kamu tau ga cuman hp aja” ajak Yanto
“Lebih seru juga main hp, banyak gamenya” balas Yuda sambil duduk
“Kamu belum tau aja, congklak itu permainan zaman dulu yang lebih seru ketimbang game di hpmu itu, tapi yang kamu tau kan cuman game di hp doang” dengan wajah meledek
“Halah, bapaknya aja yang kuno, ga asik” kata Yuda sambil menaruh congklak dan mengeluarkan hp
“Kamunya aja yang terlalu ngikutin zaman, padahal kalau bapak lihat, kamu itu makin males” ucap Yanto
“Mulai deh ceramahnya” ketus Yuda
“Bapak kan itu cuman ngasih tau, itukan buat kebaikanmu sendiri” kata Yanto
“Bapak tuh berisik banget sih!!” sergah Yuda dengan ekspresi marah
“Kamu jangan kurang ajar sama bapak, bapak ngasih tau baik-baik buat kamu kede-“
“Ahh,,,!! Udahlah pak diem!” Yuda memotong pembicaraan Yanto dengan nada tinggi
Yanto yang kaget akan hal itu, ikut terbawa suasana dan merasa kesal terhadap Yuda akan sikapnya dan mengambil paksa hp Yuda di tangannya. Yuda kaget melihat reaksi bapaknya seperti itu.
“Apaan sih pak main ambil aja!!” kata Yuda sambil menatap Yanto
“Diem kamu!!, udah mulai kurang ajar ya sama bapak. Bapak tuh kaya gini demi kebaikanmu, tapi kamunya malah kaya gini, jangan harap hp ini balik kalau kamu masih kaya gini” Yanto pergi ke kamarnya dengan ekspresi marah. Yuda reflek dengan membanting congklak yang ada di dekatnya dan meminta hpnya di balikin sama bapaknya. “KRAAAK”, bantingan yang keras membuat Yanto berbalik badan, dan melihat congklak sudah patah berkeping-keping.
“Liat kelakuanmu, gara-gara hp ini, kamu jadi kaya gini, siapa yang ngajarin kamu hah. Mending bapak banting hp ini dari pada kamu sikapnya ga bisa di jaga !” Yanto dengan emosi yang memuncak dan sudah bersiap untuk membanting hp seketika Sarminah datang dari dapur dan mendinginkan suasana.
“Pak, udah jangan ribut-ribut, malu di denger sama tetangga” kata Sarminah sambil memegang tangan Yanto yang ingin membanting hp
“Kasih tau anakmu ini sopan santun !” teriak Yanto
“Sabar pak, jangan sampai emosi ngerusak semuanya” Sarminah sambil mengambil hp ditangan Yanto, dan Yanto pun masuk ke kamarnya. Yuda seketika terdiam dan menundukkan kepala, Sarminah menyuruhnya untuk membersihkan kepingan congklak lalu Sarminah ke kamar untuk mendinginkan Yanto. Dengan merasa sedih, Yuda membersihkan serpihan itu dan membawanya ke kamarnya. Saat di kamar, Yuda sedang merenung dan memegang hangat congklak yang sudah rusak itu, Sarminah menghampiri Yuda setelah melihat ekspresi Yuda yang begitu sedih sambil duduk di sebelah Yuda
“Ibu tau kamu itu anaknya baik, cuman kamunya terlalu kecanduan sama hp jadinya begini, bukannya ibu sama bapak ngelarang kamu main hp engga, cuman kamu harus tau waktu, jangan tiap saat main hp, ga bagus buat kamu” kata Sarminah sambil menenangkan Yuda. Yuda yang mendengarkan nasihat dari ibunya hanya bisa menunduk tanpa berkata-kata.
“Nanti jangan lupa minta maaf sama bapak ya, bapak sama ibu ngedidik kamu dari kecil itu supaya tau tata krama yang baik, bukan untuk ngelawan orang tua. Senakal-nakalnya kamu, kamu tetap anak bapak sama ibu” lanjut Sarminah dengan memeluk Yuda dengan hangat, dan bendungan air mata yang menahan di mata Yuda tidak tertahan. Yuda menangis di pelukan sang ibu. Selang berpelukan, Sarminah meninggalkan Yuda sendirian di kamar. Saat sendirian, Yuda hanya bisa menatap congklak yang sudah ia rusak. Tanpa sepatah kata, ia langsung bangun dari kamarnya dan mengambil uang yang dia tabung di selipan buku dan keluar dari kamar. Beberapa menit telah berlalu, Yuda pulang dengan membawa plastik dan melihat bapaknya sedang duduk dan mengurusi burung peliharaan di teras rumah. Pada awalnya Yuda sempat tidak berani, tetapi Yuda memberanikan diri untuk menghampiri bapaknya.
“Pak” saut Yuda dengan menundukkan kepalanya tetapi Yanto hanya melirik panggilan dari Yuda
“Ini ada sesuatu buat bapak” lanjut Yuda sambil menjulurkan tangan yang ada plastik
“Apa ini?” tanya Yanto dan memalingkan wajahnya ke burung peliharaan.
“Maafin Yuda ya pak, Yuda ngerti kalau apa yang Yuda lakuin itu salah, jadi ini buat ngegantiin congklak bapak” Yuda membuka bungkusan plastik tersebut dan mengeluarkan sebuah congklak plastik baru. Yanto bangun dari kursi lalu menaruh burung peliharaan dan menatap Yuda
“Kamu tau, congklak itu permainan zaman dulu yang sering banget bapak mainin pas kecil bareng temen-temen bapak, ibumu juga pernah mainin congklak itu, jadi ngeliat barang yang penuh kenangan hancur begitu aja” Yuda hanya bisa terdiam dan merenung sambil mendengar nasihat bapaknya
“Tapi, makasih ya Yud bapak itu seneng karena kamu ada rasa tanggung jawab buat ngebalikin congklak yang rusak itu, dan baru kali ini kamu ngasih hadiah bapak” sambung Yanto dengan senyuman hangat kepada Yuda
“Iya pak Yuda juga minta maaf” Yuda hanya membalas senyuman itu wajah kesedihan.
“Sini duduk Yud” ajak Yanto sambil memangku Yuda
“Kamu udah bapak maafin kok, bapak juga mau minta maaf karena tadi udah marah banget. Bapak cuman kaget aja kamu udah berani kurang ajar, padahal bapak sama ibu ga pernah ngajarin kamu kaya gitu. Intinya jadiin ini semua pelajaran ya Yud, jangan di ulangin lagi” lanjut Yanto dengan rasa senang, Yanto mengajak Yuda untuk bermain congklak itu. Yuda pada awalnya tidak mau karena tidak bisa, tetapi Yanto mengajari Yuda bermain congklak. Yuda akhirnya menerima ajakan Yanto. Di sisi lain, Sarminah melihat Yanto dan Yuda sedang bermain congklak melalui jendela dan Selang beberapa saat, Sarminah datang dengan membawa cemilan.
“Kan enak kalau kaya gini liatnya, adem ga ada yang berantem lagi.” Ucap Sarminah sambil tersenyum dan menaruh nampan di meja. Permainan pun tetap berlanjut sambil mengicip cemilan yang dibawa oleh Sarminah. Di dalam permainan itu, Yanto memberitahu kepada Yuda jika ada makna di dalam permainan congklak “Kamu tau Yud, semua permainan tradisional itu punya makna hidup, begitu pun dengan congklak” kata Yanto sambil berjalan memainkan congklaknya
“Hah, makna hidup apa pak?” tanya Yuda dengan ekspresi binggung
“Semua permianan tradisional itu ada maknanya, pertama congklak itu ngajarin biar kamu itu sabar, sabar dalam menghadapi hidup. Kedua, itu biar kamu bisa mikir, harus di pikir, harus di itung sebelum kamu lakuin itu harus dipikir dulu, engga asal berindak” jawab Yanto dengan serius dan permainan pun telah selesai. Yuda tidak bisa mengalahkan Yanto di permainan congklak, dan Yuda mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari permainan congklak hingga pada akhirnya mereka tertawa bahagia setelah bermain congklak."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.