https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
PINTA dan PUPUS
Oleh : Oktavia Eka Wulandari
Ingatkah kamu dengan pertemuan kita dulu?
Aku yang malu-malu dan kamu yang meyakinkan ku
Aku yang awalnya menganggap mu sebatas angan lalu jadi kenangan
Aku... Yang pernah jatuh dalam rasamu namun berakhir pilu
Aku berusaha mendapatkan dama dari dirimu
Mendapatkan harsa dengan jatuh dalam rasamu
Namun... Baik kamu maupun takdir enggan memberi ku kejelasan
Dan akhirnya kini, aku di ambang kebingungan
Basirah ku selalu menyerukan nama mu
Do’a ku tak lekang dalam meminta mu
Semua pinta ku hanya tentang dirimu
Meski aku tahu, kamu dan aku mustahil untuk bersatu
SHAN
Oleh : Oktavia Eka Wulandari
Aksa mu menatap dengan penuh semangat
Semakin dalam dan semakin dalam tatapan mu kini
Menusuk tepat pada hati yang sedang gundah gulana kini
Dan... Kamu pun tenang tak perlu kamu khawatirkan
Tahukah kamu? Khawatir adalah bukti cinta ku
Semua orang selalu berkata pada ku
Mereka menghakimi ku bahwa aku dan kamu itu tak bisa menyatu
Bahwa kamu bukanlah takdir diriku
Tahukah kamu? Rasanya ketika tahu bahwa kita berbeda
Rasa kita sama, cinta kita satu tapi kita beda
Jeruji keyakinan yang berbeda ini semakin menyiksa
Hari demi hari semua semua semakin menyakiti diri
Saat teduh mu tak mengizinkan ku untuk berteduh
Minggu juga tak ingin menyapa ku
Rosario mu tak ingin dalam genggaman ku
Dan kamu bilang tak perlu khawatir?
Tahukah kamu? Yang kita lawan bukan dunia
Yang kita lawan juga bukan restu orang tua
Yang kita lawan juga bukan orang ketiga
Yang kita lawan adalah Tuhan, lantas tak perlulah aku khawatir?
LARA atau RELA ?
Oleh : Oktavia Eka Wulandari
Jatuh adalah sahabat ku di setiap harinya
Bangkit adalah kebiasaan ku
Senyum adalah candu bagi diriku
Dan tertawa adalah caraku untuk berusaha bahagia
Ikhlas adalah bualan belaka
Melupakan adalah kiasan semata
Bertahan justru menambah luka
Melepaskan menyiksa raga
Semuanya akan terbiasa di setiap harinya
Semua dama adalah pinta utama
Tapi harsa tak mampu untuk dirasakan bersama
Nabastala menunjukkan keindahannya
Namun ragu menghalangi segalanya
Asa dan putus bersatu tanpa di minta
Melambaikan tangan keputusan akhirnya
Dan kini... Semua menjadi lara dan rela
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.