Negri Berdikari - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Negri Berdikari

oleh: Dwi Annisa Rahma Yanti


negeri jenjam nan jombang

jenggala membelenggu sebagai tanda

masyarakat multikultural yang beraneka


diferensiasi hingga stratifikasi

menyuruh untuk menyerukan integrasi

karena akulturasi dan asimilasi

langkah pertama globalisasi berdemokrasi


diantara nelangsa Pertiwi

konflik selalu menghujani bumi

gelombang radikalisasi kian meninggi

disparitas merajalela diantara jeruji

tapi resolusi tetaplah yang dicari

demi kejayaan negri Berdikari

                        Padang,   5 November 2021



Umpatan kecil si rakyat dekil

oleh:Dwi Annisa Rahma Yanti



Gelombang pasang berbalik arah menerpa raga

mengakumulasikan polemik negri mengumbara

penceklik meradang merobek padmasana

kelaparan,kemiskinan saling mencerca


dekrit pemerintah yang disahkan

dikiranya tak banyak berbela sungkawa?

rakyat kecil kembali kembali jadi sasaran

demonstrasi jadi kebiasaan harian

mahligai pertiwi kini kembali karam

di tengah samudera sang tiran


cengkrimannya kian mengherankan

pundi-pundi rakyat menjadi rayahan

kala aksara bersuara kau sembunyikan

melenyapkan seakan tanpa ada rasa penyesalan


                                                Padang, 26 Oktober 2021



sembilu yang menari

oleh: Dwi Annisa Rahma Yanti


rumah bagiku bukanlah rumah

naas nya mentalku hancur dijajah

gandewa cacian menghujam sanubari

meluluhlantakkan pondasi-pondasi mimpi


dia bilang aku lemah 

dia bilang aku bodoh

dia bilqng aku hadir hanya menambah beban

tak berguna dan sia - sia


perasaanku dia cabik - cabik

harga diriku dia injak-injak

atas dasar apa dia bertindak?

tiap bicara amarahnya bergejolak


dia seharusnya yang aku cintai

tapi hati dan sikapnya menyuruh untuk membenci

isak tangis tiap malam dini hari

sering meraung menahan perih

karna ucapannya selalu menyayat hati

laksana sembilu menari di atas ngilunya duri"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.