Mungkin Aku Lupa? - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Mungkin Aku Lupa?

Karya:Shifa Dhyaa Martiza


Sesaat keindahan itu terjadi

Mungkin Aku menganggap abadi

Aku terkadang lupa,kefanaan dunia

Mungkin egoku yang inginkannya.


Terlupa saat Tuhan jadikan siang ke malam

Terlupa saat Tuhan jadikan hujan ke kemarau

Nah itu pelajaran dari buana

Mungkin ego yang melupakannya.


Dalam hitam kelap malam

Ku duduk sendiri tanpa ketenangan

Gundah gulana memikirkan

Kegelisahan meronta tak karuan.


Terkadang Aku berpikir

Mengapa waktu berlalu begitu cepat

Mungkin Aku lupa ?

Hidup di dunia hanyalah kiasan belaka.



Dinamika Kehidupan

Karya: Shifa Dhyaa Martiza


Sesuatu terjadi itu kehendak illahi

Tak berdaya membendung takdirnya

Manakala semua melewati hidup

Ibarat menebas udara, tapi membekas.


Setiap peristiwa itu ada hikmahnya

Selalu ada jalan untuk menyudahinya

Tak selalu dambaan itu indah

Tapi ingat, yang indah tak selalu baik dinikmati.


Terkadang keindahan menghipnotis

Memakan energi untuk meraihnya

Setiap impian itu tak semua nyata

Karena dalam tidur pun, 

Terkadang, bukan mau kita hadir yang buruk.


Tak semua harapan itu berakhir baik

Selalu ada halang rintang yang membatang

Selalu ada pembatas untuk diterjang

Tapi ingat, impian itu nyata,

Bila bersungguh-sungguh ingin meraihnya.



Mimpi dan Tekadku yang Berharga

Karya: Shifa Dhyaa Martiza


Mimpiku tak sekadar ilusi

Tetapi mimpiku, nyata di dunia ini

Tekadku bukanlah angan belaka

Melainkan tekad yang kan kugemparkan.


Ku tak ingin mimpiku hanya seperti daun

Yang terbang dengan bantuan angin semata

Namun, mimpiku ingin seperti burung

Yang terbang bebas dengan kibasan sayapnya.


Walau halang rintang menghadang

Tekadku, kan seperti topan yang mengguncang

Dan walau angin berhembus kencang

Tekadku, kan seperti ombak menerjang.


Dulu, Ku tak punya harapan

Tekadku, hanya sebatas lautan

Mimpiku, hanya sebuah khayalan

Dan dulu, masa depanku hanyalah ungkapan.


Tetapi kini, Ku punya harapan luas

Tekadku, sudah diambang batas

Mimpi-mimpiku, akan ku jelajahi

Dan kini, telah Ku rekayasa masa depanku.


Dulu, Aku tak punya sayap

Yang akan membawaku terbang tinggi

Tetapi kini, tekadku kan melambung jauh

Terbang tinggi bersama mimpi."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.