Daniel (Pelangi Setelah Hujan Badai) - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


KASIH SAYANG TUHAN

BY : AHMAD OKVANI TRI BUDI LAKSONO 


Matahari tampak malu malu melihat dunia, dihadang gerombolan awan seakan mengisyaratkan bahwa hari ini tidak akan baik baik saja. Memang benar hari ini tidak baik baik saja, Sabtu 16 Januari 2021 saya mendapatkan berita kurang menyenangkan. Setelah selesai sarapan saya siap siap bergegas berangkat bekerja. Tapi , kepala outsourching menelpon saya, Pak Shobirin Namanya

"" Maaf mas, kamu istirahat dirumah dulu, karena kamu reaktif covid 19"". Rasanya waktu berhenti tepat saa

 "Daniel (Pelangi Setelah Hujan Badai)

Penulis: Mandajs


Hari pertama didalam Kelas Internasional Institute of Education, Universitas College London, London, Inggris, terdapat salah satu mahasiswa master pada Jurusan Pedagogic, Curricullum, and  Assesment dengan konsentrasi jurusan  MA Geography Education yang berasal dari Indonesia sedang memperkanalkan dirinya dihadapan teman-teman baru dan dosennya dengan bahasa inggris yang logat  Indonesianya masih sangat kental dan khas, “Hello everyone, good morning, i want introduce my self, my name is Daniel Damar Soedirja, I’m from Indonesia, nice to meet you guys”, ucap daniel sambil tersenyum sipu penuh kebahagiaan dan rasa antusias untuk memulai kelas perdananya di kampus imipian yang sangat dia dambakan sejak delapan tahun silam. 


Sembari memperhatikan dan menyimak teman-teman barunya satu persatu memperkenalkan diri  mereka, daniel mengucap syukur sudah bisa berada pada posisi yang telah dia  dapatkan pada hari ini. Ketika itu daniel mengingat kembali perjuangannya yang tidak mudah untuk bisa memupuk mimpinya, bangkit dari sebuah kegagalan, dan menjadikan keadaan sulit yang dialamiya sedari kecil menjadi sebuah jalan untuk dirinya bisa setegar seperti saat ini. 


Daniel berasal dari keluarga yang cukup rumit, sejak umur 5 bulan daniel telah dibesarkan oleh kakek dan neneknya yang telah dianggapnya sebagai bapak dan ibu kandungnya. Daniel mengetahui siapa orangtua kandungnya ketika ia berusia 12 tahun tepatnya pada tahun 2007, pada saat itu daniel masih sekolah di kelas 7 jenjang sekolah dasar. Ketika itu bukanlah rasa senang yang dirasakan ketika mengetahui orang tua kandungnya, tetapi rasa kecewa dan marah yang ia rasakan. Hal ini karena orangtua kandungya memberitahu daniel bahwa mereka adalah orangtuanya dikarenakan mereka akan berpisah. Hati daniel hancur dan dia sangat sedih, “jika hanya ingin memberitahu bahwa aku adalah anak kalian, terus setelah itu kalian pergi dengan masalah baru, lebih baik tidak usah memberitahu aku bahwa kalian adalah orangtuaku yang sesungguhnya, aku sudah nyaman hidup dengan orangtuaku yang membesarkanku dari kecil (Kakek dan nenek daniel)” ucap daniel kepada orangtua kandungnya dengan nada marah yang teriring isak tangis.


Akan tetapi orangtua kandung daniel tidak menggubris celotehan anaknnya yang masih belia itu. Mereka bersikap egois dan mementingkan hidupnya sendiri lalu pergi meninggalkan daniel. Ibunya  pergi ke Malaysia untuk menjadi TKW dan ayahnya pergi ke Pulau Bangka untuk kerja, hingga saat ini ibunya tidak pernah kembali untuk menemui daniel dan bahkan tidak pernah memberikan kabar, walaupun daniel juga tidak pernah menunggu kabar dari ibu kandungnya. Sedangkan ayah kandung daniel meninggal di Pulau Bangka dan dimakamkan disana. 


Kejadian pengakuan orangtua kandung dan peninggalan yang dilakukan oleh orangtua daniel membuatnya sedih berlarut larut, Hal ini mempengaruhi diri daniel yang tidak ingin sekolah lagi. Akhirnya daniel selama hampir satu tahun dikelas 7  tidak pernah massuk sekolah, hal ini yang menyebabkan pihak sekolah tidak memberikan kesempatan untuk daniel naik kelas 8. Hati daniel bertambah hancur dan pada suatu ketika daniel melakukan percobaan bunuh diri dengan cara gantung diri, akan tetapi hal ini digagalkan oleh kakek dan neneknya yang sangat menyayanginya. Pada suatu malam, kakek dan nenek daniel memberikan motivasi dan semangat kepadanya untuk  melanjutkan sekolah,

“ Nang, kamu harus tetap sekolah ya nang, kamu bisa menjadi orang sukses, ingatlah cita-citamu, kamu masih mau kan menjadi seorang guru? tidak mengapa kamu tidak naik kelas, yang perlu kamu lakukan adalah bangkit bukan malah frustasi seperti ini, kamu bisa nang”, ucap nenek adnan dengan berlinang air mata.


Menerima suntikan semangat dari neneknya, daniel merasa  sadar akan kesalahannya dan dia mengingat mimpinya kembali untuk menjadi seorang guru. Daniel kembali sekolah pada kelas yang sama yaitu 7C dan pada sekolah yang sama, daniel tidak mau pindah sekolah karena dia  bertekat akan menebus kesalahannya dengan berprestasi disekolah yang pernah membuatnya tida naik kelas. Bulian, hinaan, cacian, diskriminasi prestasi, daniel dapatkan di sekolah itu. Dihina tidak naik kelas oleh sebagian teman nya yang usil, pihak sekolah pun memblokir daniel dari panggung prestasi. Daniel meraih nilai tertinggi dikelas 7 dan dikelas 8 tetapi daniel tidak diberikan rangking 1, karena alasan klise yang menyatakan bahwa daniel adalah siswa yang pernah tidak naik kelas. Daniel terus mencoba melakukan yang terbaik dan dia berucap didalam hati, “Mungkin memang aku adalah siswa bodoh yang tidak naik kelas, tetapi aku akan buktikan kepada semua orang yang menghina saya saat ini, terutama guru-guru saya di SMP ini, saya akan balas dengan prestasi saya di jenjang SMA, ucap daniel didalam hati.


Setelah tiga tahun berlalu, daniel berhasil menyelesaikan studinya di jenjang SMP yang mendiskriminasinya dari segala bentuk prestasi, kemudian dia berencana melanjutkan ke jenjang SMA walaupun kakek dan neneknya merekomendasikannya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang SMK dengan alasan agar nanti langsung bisa kerja. Akan tetapi daniel memutuskan untuk melanjutkn ke jenjang SMA dengan pertimbangan jika di SMA nanti dia bisa mengembangkan diri dan berprestasi. Daniel mendaftarkan dirinya di SMA terfaforit di Kabupaten Mesuji, yaitu SMAN 1 Tanjung Raya dan ia diterima disekolah tersebut menduduki peringkat ke 12 dari 200 siswa yang diterima dan masuk kedalam kelas unggulan 1.


Daniel melalui hari harinya disekolah barunya dengan sangat semangat dan antusias, daniel berjanji pada dirinya sendiri untuk membahagiakan kakek  dan neneknya dengan prestasi yang luar biasa, setiap hari pergi keperpustakaan, mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperti OSIS, Pramuka, Paskibra, KIR, PMR, Seni Teater, dan Seni Tari. Daniel juga terdaftar sebagai peserta lomba Olimpiade Sains Nasioal tingkat kabupaten bidang ilmu kebumian. Akan tetapi daniel tidak menjuarai lomba Olimpiade Sains Nasioal tersebut,  dikarenakan kesalahanya sendiri, daniel salah strategi karena dalam soal yang diberikan ada sistem pengurangan untuk jawaban yang salah dan pada saat itu daniel mengisi terlalu banak soal sehingga menyebabkan skornya habis dalam sistem pengurangan soal yang salah ini.


Setelah hujan badai pasti akan muncul sebuah pelangi, motivasi inilah yang tidak mematahkan semangat daniel untuk terus belajar dari kesalahanya. Alhasil daniel memenangkan lomba Olimpiade Sains Nasioal tingkat kabupaten Mesuji menjadi juara 1 dan menjadi delegasi Kabupaten Mesuji di lomba Olimpiade Sains Nasioal tingkat provinsi Lampung dan daniel menjadi juara 1 juga pada bidang keilmuan kebumian, kemudian daniel dikirim ke ajang Olimpiade Sains Nasioal tingkat nasional akan tetapi ia belum bisa memenangkan kompetisi ini. Masa-masa di SMA merupakan masa yang sangat berkesan bagi daniel karena semua prestasi yang dia usahakan dihargai dan diapresiasi oleh pihak sekolah dan teman-temanya. Ia juga mendapatkan prestasi ranking  1 di kelas dari kelas 10 sampai kelas 12 dan meraih nilai UN tertinggi untuk jurusan IPS ditinggat Kabupaten Mesuji.


Tiga tahun berlalu dengan manis di SMAN 1 Tanjung Raya, daniel pun lulus dengan nilai terbaik, kemudian daniel merencanakan untuk mendaftarkan diri ke Universitas Lampung dengan jurusan yang di incarnya adalah Pendidikan Geografi. Daniel mencoba jalur masuk kampus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau yang sering disebut dengan jalur undangan dan dia tidak diterima pada jalur ini. Daniel merasa sedih, akan tetapi dia tidak putus asa, dia mencoba kembali mendaftar dijurusan dan kampus yang sama melalui jalur masuk kampus Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) atau yang sering disebut dengan jalur tulis dan daniel diterima melauli jalur ini di jurusan impiannya Pendidikan Geografi, Universitas Lampung.


Menjadi seorang mahasiswa adalah impiannya, daniel sangat menikmati aktivitas barunya menjadi seorang mahasiswa. Proses daniel untuk menjadi seorang sarjana tidaklah mudah, pada awal awal semester dia terkendala oleh biaya persemesternya yang sangat mahal. Sempat ingin mundur dari perkuliahan akan tetapi niat itu tidak terjadi karena ada banyak sekali orang yang meberikan bantuan kepadanya, dia adalah guru-guru daniel ketika di SMA, dia adalah ibu Rihe, Ibu Efza, dan Ibu Nola. Berkat bantuan dari guru-gurunya yang sangat baik,  akhirnya daniel bisa melanjutkan studinya. tuhan adalah perencana yang sangat baik, daniel juga mendapatkan beasiswa BIDIKMISI dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang sangat membantunya. 


3.5 tahun berlalu daniel dinyatakan resmi menjadi alumni dari jurusan  Pendidikan Geografi, Universitas lampung dengan mengantongi gelar wisudawan terbaik di jurusan pendidikan geografi dan cumlaude dengan IPK 3.90. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan untuknya bisa membawa kakek dan neneknya untuk turut menyaksikan wisudanya di GSG Universitas lampung. Sembari mendengarkan sambutan pak rektor, daniel berbisik pada hatinya, “Alhamdullilah, terimakasih tuhan, satu tahap sudah selesai daniel, kamu luar biasa! tetap semangat badanku, jiwaku, kita lanjutkan mimpi ini, jangan pernah berhenti belajar, kamu bisa... semangat daniel, jangan pernah menyerah” gumam daniel dalam hati”.


Tuhan selalu memberikan apa yang  hambanya ingingkan, apa yang hambanya sebut didalam doa, dan apa yang hambanya usahakan sepajang hari, itu adalah ungkapan nyata yang dialami oleh daniel setelah dia mengambil keputusan besar untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik. Setelah resmi wisuda daniel  mengikuti anjuran dari kakek dan neneknya untuk mendaftarkan diri menjadi seorang PNS, agar bisa mengangkat harkat dan martabat keluarga. Daniel mengikuti keinginan kakek dan neneknya, dia mendaftar sebagai calon abdi negara di kampung halamannya, walaupun impian utamanyaa setelah selasai kuliah jenjang S1 adalah ingin memperdalam kemampuan berbahasa inggrisnya untuk mendaftarakan beasiswa jenjang S2 keluar negeri.


Pilihan kakek dan nenek daniel adalah yang tebaik, setelah beberapa bulan daniel mendapatkan surat keputusan resmi diterima menjadi seorang PNS. Rasa bangga pasti dirasakan oleh nya, tetapi terselip rasa sedih bahwa dia tidak bisa mewujudkan mimpinya kuliah keluar negeri dengan beasiswa. Ditahun pertama menjadi seorang abdi negara, daniel menjalaninya dengan setengah hati, karena daniel merasa menjadi PNS adalah penghalang baginya untuk melanjutkan mimpinya. Tetapi rasa kecewa itu berubah menjadi sebuah harapan ketika ia menbaca sebuah berita di aplikasi sosial media instagram bahwa terdapat beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Keuangan yang bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan  Republik Indonesia dengan jalur yang diberikan untuk PNS/TNI/POLRI. 


Dia memulai mengumpulkan semangat juangnya kembali, kemudian mengikuti bimbingan belajar bahasa inggris secara online. Daniel merasa sistem belajar secara online yang telah ia ikuti tidak efektif, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke Kampung Inggris di Kediri untuk mengikuti bimbingan belajar selama sebulan, tentunya dengan meminta izin dari dinas tempat daniel bernaung. Karena sedang terjadi work from home  akibat pandemi covid 19 daniel diberikan izin dengan caatatan pekerjaan tetap dijalannkan secara onine.


Sebulan di kampung inggris, bukanlah waktu yang mudah untuk daniel. Banyak hal yang menggoyahkan hatinya, hari pertama belajar ia mendapatkan informasi bahwa kakeknya meninggal dunia. Hati daniel hancur, dan ia sangat sedih karena kekeknya pergi untuk selamanya tanpa dia disampingnya. Dia memutuskan untuk pulang, tetapi neneknya dengan bijaksanan menasehatinya dengan isak tangis dan derai air mata,

“Nang, kakekmu udah ngak ada, kamu ngak usah pulang,  jugaan ngak akan ketemu lagi,  Jakarta-Lampung itu jauh. Daripada kamu pulang lebih baik kamu kirim doa dari sana ya nang. Nenek percaya kamu kuat, kakekmu itu tahu kamu cengeng makanya dia pergi disaat kamu ngak ada disampingnya, nanti kamu nangis dan dia perginya ngak tenang. kamu fokus belajar disana, tunjukin ke kakek kamu bisa mewujudkan apa yang sudah kamu niatkan, ambil hikmah dari kejadian ini ya nang” ucap nenek daniel.


Mendengar nasehat neneknya ia merasa tenang dan optimis kembali, dibuangnya rasa sedih dan  fokus untuk belajar dan belajar. Satu bulan telah berlalu daniel telah kembali ke Lampung dan tidak lupa daniel langsung menjenguk sang kakek di pusaran terakhirnya bersama neneknya. Kemampuan bahasa inggris daniel sudah mulai baik, ia memberanikan diri untuk mengambil tes kemampuan bahasa inggris TOEFL, akan tetapi dia masih belum memenuhi standar nilai yang di syaratkan oleh beasiswa yang ingin ia daftar. Akhirnya daniel mengambil kelas online lagi untuk belaja bahasa inggris kembali, tetapi bukan TOEFL melinkan IELTS. Setiap hari daniel belajar secara online pada malam hari, dilanjutkan pagi harinya bekerja, dan sore harinya ia masih menyempatkan untuk menulis sebuah buku dan juga mencari informasi sebanyak banyaknya mengenai kampus yang sesuai dengan keahlianya di jenjang S2. 


Kegiatan belajar daniel berlangsung sampai 6 bulan, selesai program belajar onlinenya ia memberanikan untuk mengikuti tes kemampuan bahasa inggris IELTS, dan alhamdulillah nilainya sesuai dengan harapannya dan cukup untuk mendaftar beasiswa s2 keluar negeri. Pertengahan tahun 2022 tepatnya pada Bulan Juni daniel mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa LPDP, dimulai dari seleksi berkas, kemudian seleksi tes pengetahun wawasan kebangsaan, dan wawancara dilewatinya dengan lancar. Sekitar 3 bulan kemudian setelah seleksi wawancara beasiswa itu, daniel mendapat email dari pihak penyelenggara  beasiswa yang menyatakan bahwa ia berhasil diterima menjadi awardee beasiswa LPDP untuk kuliah diluar negeri, dan negara yang dipilih adnan adalah Inggris dengan kampus impiannya yaitu university college lodon (UCL) dengan jurusan Pedagogic, Curricullum, and Assesment dengan konsentrasi jurusan  MA Geography Education. 


Kebahagiaan daniel bertambah ketikan mendapatkan email dari kampus impian bahwa dia diterima menjadi mahasiswa baru di UCL dan bersiap untuk berangkat di bulan september tahun depan, sembari memandangi email dari UCL daniel bersyukur dan berucap dalam hati, “Terimakasih untuk semuanya, untuk badanku yang selalu tegar menghadapi kerasnya belajar bahasa inggris dari nol, untuk semangat yang tak pernah padam terus berkobar walau terkadang redup, dan untuk semua orang yang percaya bahwa aku bisa kuliah di inggris, semua perjuangan itu wort it dengan apa yang kudapatkan sekarang. Aku percaya apa yang ditakdirkan tuhan selaras dengan pilihan yang kita tentukan dengan tegas. Believe in your self you can do the best, follow your herth, stay in your committment, and dream will come true”.





"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.