Merajut Asa. - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Merajut Asa.

Lydia Nurkumalawati

      

Diambang batas akan ekspetasi.

Kucoba untuk tetap tegarkan hati.

Berjuang melawan awan gelap juga sepi.

Menepis gundah dan nestapa dalam satu asa.


Layaknya lilin di tengah gulita.

Menyiramkan cahaya dalam kegelapan.

Seperti mentari di pagi buta.

Menghantarkan sinar kehangatan, mengusir kebekuan.


 Akhirnya kukeluar menuju tempat nyaman.

 Yang sekarang kusinggahi untuk menggapai mimpi.

Meski bukan hal mudah untuk dilewati.

Tetapi kuyakin kesungguhan pasti akan terjadi.


Namun…

 Rindu akan dirimu itu tetap melekat mebekas didalam hati.

 Yang membuncah namun tertahan di dalam jiwa.

Menemani kesatria meniti perjuangan dimedan baru.

 Siap membungkus tantangan baru.


Hari berlalu menyisakan kenangan yang terhapus oleh waktu.

Terasa hangat dan nyaman layaknya dipelukan ibu.

Rasanya ingin berbalik arah, tetapi sadar yang lain sudah jauh melangkah.

Kuyakin dirumah baru inilah masa depanku berada.


Meski diriku bukanlah insan nirmala.

Takkan kubiarkan perbedaan meremukkan keyakinan.

Dalam goresan takdir hidup ini.

Tuk jalani apa yang telah kurencanai.


------------------------------------------------------------------------------------------------


Harapan Ibu Pertiwi.

Lydia Nurkumalawati


Ibu Pertiwi kini menangis.

Terlalu banyak bencana tragis.

Hasil dari oknum egois.

Cerdas namun berhati keras.


Ibu Pertiwi tak tenang.

Melihat satu per satu penguasa semakin menyimpang.

Di balik banyak air mata yang bergelinang.

Banyak juga yang didapat melalui uang.


Besar harapan Ibu Pertiwi.

Kepadamu, wahai pemuda-pemudi.

Lebarkan sayap juang bersama.

Mengembalikan tatanan Indonesia.


Kalian adalah sebuah harapan.

Pemegang kemudi masa depan.

Berharap lahirnya perubahan.

Mengikuti kemajuan dan perkembangan.


Mari kita membuka wawasan.

Membuka tirai pengetahuan.

Mari kita jelajahi pendidikan.

Sebagai bekal pergerakan perubahan.


Teurslah menggali potensi.

Carilah ilmu hingga langit tertinggi.

Menggapai cita-cita pendiri negeri.

Untuk masa depan negeri Ibu Pertiwi.


------------------------------------------------------------------------------------------------


Tiada Yang Abadi.

Lydia Nurkumalawati


Teman lama lupa nama.

Akankah Lupa jati diri.

Terkoyak koyak di negeri sendiri.

 hilang arah, sesat dalam dunia fana.


kegelapan abadi.

katanya hitam sampai mati.

orang-orang luntang lantung.

terkikis bebatuan bumi.

teriakannya mati saja mati.


malam-malam kudapatkan pesan.

kawan menawan bak cahaya lintang.

katanya sini kudekap.

sampai titik ini kau hebat.


menarikku kepelukan mentari.

hangatnya menenangkan hati.

jangan takut kau kubawa.

belah lautan cengkram angkasa.


bersama mimpi kita abadi.

Hadirkan kekuatan magis.

berantas namakan persaudaraan.

lebih kental dari arah.


Yang tampak mata tak selalu bisa diraih.

 Tapi justru yang lirih yang mampu menusuk sukma.

dalam janji kita mengabdi.

kita arungi bentangan samudra.

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.