KITA, Sudah - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 KITA, Sudah

Karya: Dwi melvi putri


Di suatu sore langit senja sangat indah

Teringat saat dahulu kita bersama

Semesta mempertemukan kita dengan mudah

Namun apa daya yang diinginkannya hanya penemuan saja


Tidak ada yang berencana

Jalan yang kita tuju tidak sama

Tawa itu hanya sementara

Hanya untuk membuat anak manusia ini bahagia


Senja sudah pergi

Pertemuan singkat dikala itu terkenang abadi

Dunia yang saat itu penuh dengan warna warni

Kini tinggal hitam yang tak berpenghuni


Kita, sudah..

Bahagia ini hanya pernah

Bukan tentang siapa yang tersakiti

Namun jalan semesta yang sudah seperti ini


Kita, sudah...

Tak ada lagi tawa bersama

Aku dan kamu adalah pernah yang menjadi sudah

Dan rindu yang menjadi lara



IBU

Karya: Dwi melvi putri


Tulisan ini untuknya

Orang yang senang untuk susah

Seperti tanah yang bisa menopang semuanya

Tidak ada kata lelah


Tetesan keringat dan air mata

Dia berjalan dengan cinta

Menerjang segala luka

Bahkan dia berjalan tanpa batas rasa


Dia, ibuku tercinta

Seperti bulan dalam gelapnya malam

Benderang cahayanya menerangi samudra

Dibibir nya selalu terukir sebuah senyum


Ibu...

Dalam hidup kuingin kita selalu

Seperti pena dan tinta

Bersama sampai waktunya



DIA, SIAPA?

Karya: Dwi melvi putri


Dia, bagai angin diwaktu yang tepat

Selalu ada di setiap harap

Tak terlihat namun terasa begitu dekat

Seperti pelangi yang kuingin selalu menetap


Dia, siapa?

Selalu meninggalkan rindu dikala senja

Tanpa ku tau raganya yang mana

Selalu ku ingin cari tau siapa dia


Rindu yang selalu ia beri

Kadang membuat tersakiti

Entah nyata atau tidaknya

Ku selalu berharap dia benar-benar ada


Pertemuan yang selalu ku nanti

Apakah akan benar terjadi

Bila semesta mengizinkannya

Maka kuharap itu pertanda bahagia


Dia...

Tak pernah ku tau wujudnya

Kita hanya bertemu di Dunia Maya

Yang kuharap menjadi nyata

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.