https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
HABIS GELAP LALU TERBENAM
Aku tenggelam dalam genangan air
Yang ku buat dari mataku sendiri
Ikhlas yang terbuat
Hanya benalu yang terpendam
Kasih yang tulus hanya tinggal nama di batu nisan
Rasa yang amat dalam kini sirna
Perempuan itu kini menyerah
Pada keadaan yang memaksa nya berlalu
Menyimpan sebuah luka
Yang dirawatnya hingga kini
Masa yang tak kan redup
Kisah yang sayup
Terkikis oleh akal dan sikap
Semua buyar bak di bom menjadi serpihan debu
Tak ada lagi cerita
Ataupun cinta
Perempuan itu kini gila dengan rasa,
Rindu,benci dan cinta.
Ia ingin jumpa pada Tuhan yang
Barang kali sudah siap membawanya kepelukannya
Terlalu dalam dan berulang
Hingga yang berlubang
Kini telah menghilang
MERAWAT LUKA
Tidak hanya singgah,
kata sungguhpun tak begitu indah untuk terucap.
Dari lelaki yang berkulit putih
bertubuh gagah kuat dan berani.
Nyatanya tak begitu baik untuk di katakan cinta, sekumpulan kisah yang di susun hanya tinggal beberapa lembar saja
hilang tersapu angin yang sempat berkata
'biarkan aku pergi'
Dari sudut mata yang sempat memekarkan pupilnya kini mengalir butiran air
yang menggenang
Seperti menolak pergi,
namun di paksa oleh keadaan
yang menekannya kebawah hingga membuatnya tenggelam tak pernah muncul dari permukaan.
Selamat kamu berhasil pergi
PERGIMU,LUKAKU
Masih ada kah secercah harapan
lama menikmati Pesona cinta yang syahdu
bak nyanyian seruling Krisna
Gadis yang tengah duduk disudut jendela,melambai tangan seraya merayu pada nada ""Bagaimana hatimu,sayang? Maukah kubuatkan kopi? Atau aku siapkan handuk untuk mu mandi?
Pertanyaan Kosong,
Jangankan mengiyahkan,berkatapun enggan terucap
Sejuta elegi pun membungkam
Menjuntai seribu bahasa
Lantas bertanya ""aku salah apa?""
Berkhayal hadirnya seorang bihaduri.
Bayangan yang termaktub
Seraya semesta mengaminkan pertemuan
Tidak juga kau dan aku
Gelora asmara hanyalah bumbu cinta yang tak lekang oleh lumutan nadi
Wanita itu masih saja menunggu dengan setia
Berharap kembali
Pada bahu yang dinamainya kekasih
Betahun lamanya
Merengkuh segala kegelisahan
Menyongsong harapan hening
Menepi diatas dermaga cinta
Menunggu sutra wajahmu menoleh
Pada asa yang berpayung nirwana
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.