Kenangan - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Kenangan  

Oleh : Pian Anjani 


Berisi setoples tentang rindu

Roda waktu tentang kebahagiaan yang ingin dipeluk dalam keabadian

Detakan waktu tentang kesedihan yang ingin dilepas dalam keikhlasan

Peralihan masa yang mencipta pergantian tentang rasa

Rangkaian cerita akan menggumpal jadi rindu kala temu mengguncang hati

Tembang nada indah menari-nari dalam diri

Temu demi temu yang melibatkan banyak hati

Tidak selalu jadi alasan untuk menyingkat kenangan

Rasa bernama rindu hadir tanpa memilih waktu 

Sesekali menyapa dalam derasnya hujan

Ia menjelmajadi kenang, rintiknya yang berguguran bak rindu tak henti

Bersembunyi dibalik senja yang memekik di kalbu

Alam dan kenangan seakan bersahabat 

Perpaduan yang serasi dalam menggagalkan perjuangan untuk melupakan

Langkah yang tanpa henti, cepat atau lambat tak lantas menjadikan kenangan tertinggal jauh dibelakang.

Kenangan dan rindu seakan seketika bersamaan mengembalikan cinta yang hilang

Melemparkan amarah, menerbangkan kegagalan, menyulam manisnya keberhasilan 

Hening menjadi cermin dalam diri yang msih dibayangi dan terkungkung dalam masa lalu uang dilalui.

Dahulu kusimpan tentangmu dengan rapat dibalik diam dan tangis, di sela bait puisi satu hal yang menyadarkanku ketika kenangan takkan pernah terulang kita hanya bisa menguburnya dengan kenangan baru yang lebih berarti maknanya

Tak kuizinkan untuk menyentuhku di hari ini, banyak langkah di depan yag menantiku untuk melukis kembali kisah yang lebih indahJika kisah lalu menjadi alasan tengisku, kan ku ingat terdapat jutaan alasan indah yang bisa melebarkan senyumku di masa depan.

31 Oktober 2021, Cikutra Pahlawan



Tentangmu

Oleh : Pian Anjani


Sebongkah hati penuh luka menganga

Enggan mengering nyeri tanpa darah

Perih menyayat tanpa permisi

Segumpal hati remuk redam tanpa sisa

Sesak nafas menahan rinai hujan yang membuncah

Pikulan berat penuhi fikiran panjang

Luka, nyeri dan perihnya tidak teraba

Namun menekan keras di kedalaman dada

Kelopak pandangan bertatap penuh genangan air

Berusaha membendung tanpa paksa

Kekuatan lemah mencengkram bertubi

Pecahan kaca remuk redam dalam sekali

Menusuk hingga relung terdalam yang gelap

Jatuh berulang sakit berkali

Menolak berhenti tanpa kembali

Ribuan peluru mengenjar melalui mulut bernada

Jutaan anak panah menuju sasaran berkedok rangkaian cerita

Dalam diam menampung semua cacian tanpa saringan perasaan

Tetesan membludak, meminta meluncur membuang beban kesakitan

Derasnya meluap-luap mengungkap rasa yang menyiksa diri

Menyepi sendiri memeluk tajamnya penghinaan tanpa suara

Rintihan debu mewakili suara hati yang membiru

Rindu memanggil tidak bisa menanggalkan tentangmu

Melepas kokohnya rasa ini kemustahilan yang nyata

Kan kuabadikan robekan luka hati demimu

Meraih mimpi denganmu bagai pelabuhan terakhirku

Kujadikan akhir perjalanan yang melemahkan jiwa raga

Ketulusan yang menemani diri lebih putih dari salju

Arti hadirmu bagai benih cahaya yang tumbuh memancar dalam kalbu

Cahaya kasih sayang yang menolak redup terjaga kegelapan

Mencuri waktu mengusik hati menggoda kuncup cinta

Kedatanganmu bentangkan samudra kehangatan

Merasuk menjelma mencipta rasa yang tiada asing lagi

Panjangnya tangis mampu kau sibak dengan mudah

Kegelapan jiwa terbuka oleh ketenangan dan memancarkan tulusmu

Berkali dunia menjauhkan jarak diantara kita

Hati enggan menjauh, jiwa menyatu lagi dan lagi

Juntayan problematika meronta memohon keraguan

Lagi- lagi bisikan janji itu menyatukan tali jiwa kita

Bulatan tekad yang beberapa kali diuji beragam onak duri

Menyatu dengan tetesan luka yang belum kering.

Pahlawan Cikutra, 1 November 2021



Belahan jiwa

Oleh: Pian Anjani


Ku mencintaimu

Dulu, kini, nanti

Karena dulu qta saling menginginkan

Kini qta saling menjaga

kelak pasti akan saling mensyukuri

Tentang qta bukan tentang setiap hari bertemu

tp setiap terpisah merindu

Tentang qta bukan malam habis siang sibuk

tp malam menutup mata dipelukmu, pagi membuka mata disisiku

Bukan sekedar suami dan istri tp sahabat hidup yg kadang ada yg tersakiti tanpa sadar atau bahagia yg sederhana 

tp kita adalah 2 hamba yg berusaha saling menjaga hati

membangun setia

Karena tak selalu kita sejalan,sefikiran, Seiya dan sekata

Terkadang qta berbalik arah, berbeda cara pandang, lain kata pula

Namun satu hal yg Kutau drimu bahwa kamu sangat tulus mencintai dan menyayangiku

Dibalik semua yg mereka lihat aku tau bahwa kamu selalu berusaha cukupi smua yg kubutuhkan

bahkan rela menyingkirkan inginmu demi bahagia kami.

Dibahunya ku slalu merasa nyaman

rasanya tempat ternyaman adalah bersandar padamu

Allah berbaik hati berikanmu yang penuh tanggung jawab

tempat mengadu semua beban yg ada

tempat dimana rindu selalu berbalas

 tempat dimana air mata slalu tercurah

dan hangat slalu terasa

maafkan istrimu ini yg slalu alfa

mksh slalu mau jadi benteng pertahanku

slalu ikhlas melindungi

selalu rela menanggung sakit

Sayangku ini khan selalu Sayang sesayang-sayangnya

cinta secinta2nya padamu

Makasih belahan jiwa

kamu selalu berusaha penuhi smua keinginan dan kebutuhan kami

Sayang kami berlimpah untukmu 

Syukurku....

syukur kami pda Allah yg berbaik hati hadirkanmu dalam hidup kami

sebagai penyempurna hari2 bahagia kami


Cikutra, 2 November 2021 "


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.