Kenang - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Kenang 

Oleh: Thaifur Rahman Al-Mujahidi 


Ada nyeri mengiris serupa sayatan pisau

dari tepi jantung kemarau ke selatan

Perlahan,

simfoni

dan konspirasi semesta

mulai bertarian di kepala

Juga, sisa-sisa ampas kopi bekas kita

yang mengetuk-ngetuk ulang kenangan

untuk memulangkan sekali lagi seluruh ingatan


Meski bertahan menyisir ke tubir cangkir

tak kutemukan di sana tenang

andam karam,

Dan, tertinggal pesona yang lalu lalang

Prenduan, 17 Agustus 2021



Elegi Muharram Pada Rusuk Ibu

Oleh: Thaifur Rahman Al-Mujahidi 


dalam pengejawantahan makna

kau taburkan benih pipit kerinduan 

mengenang masa-masa kejayaan, Indonesia 

pada rusuk ibu, di sini, bagian kiri, dekat dengan jantung

memompa seluruh napas candu

memikat dalam angan dan doa

tahun kejayaan

tahun kemenangan

tahun bertabur sejuta cita dan cinta; hijriah, kusulam dengan bait pancadarma

pada rusuk ibu, di sini, bagian kanan, dekat dengan hati

kau taruh dan mengenyam aksara dalam balutan elegi muharram

pada garis khatulistiwa dan kalender di dinding tampak sebuah semiotika; tahun baru Islam

senja yang kau tunggu

tepat pada tubuh magrib, sepuluh Agustus berganti wajah menjadi 1443 hijriah

Pakamban Laok, 30 Agustus 2021 M



Bawalah Aku ke Subuhmu

Oleh: Thaifur Rahman Al-Mujahidi

 

Mendiang daksa suara adzan

Cekatan nada pertengahan salat lebih baik daripada tidur

Aku terbangun alunan indah subuhmu

Mengait syair bergidik merdu

Menitih tinta pada jiwa yang ronta

Tumpah ruah serumpun bilah 

Bergoyang, mengibarkan dahan sementara

Daun tetap menopang

Menungkup rindu pada sebatang pohon

Tertanam astu padamu

Aku yang terbangun

Ke jawara subuhmu

Membawaku sepetak warta tidak hanya cerita

Pakamban Laok, 2021


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.