Ikhlas Tertinggi - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Ikhlas Tertinggi


tepisan nada cinta

bermelodi indah nan sejuk terperangai

semu nada diiringi penantian

penantian seorang laki-laki gagah berlandaskan keyakinan yang luar biasa

setiap bergantinya waktu disitulah tiap lubuk cinta semakin bertumbuh

semakin besar rasa itu datang

semakin besar pula haluan khayal indah itu datang

tapi hatinya selalu menghadirkan tuan puan di hatinya

yang ia tetapkan mengalahkan beribu rasa dari sekian insan yang tak nampak

ia tulis hanya satu yang ia genggam 

hanya satu yang ia paku

tiada lain tiada hadir dari yang lain tak lagi juga berempati 

tapi hanya ia yang mampu, ku katakan 1412

 perkenanlah hanya tuhan yang tahu seberapa besar garis cinta yang ia lukis pada langit

dan jejak qalbu berparas karenanya.


Kita dan Tuhan yang tahu


11 januari 

terpapar dalam 7 tahun lamanya

menggores waktu tuk kita sapa

menghadirkan padanya segala rasa yang sama

tersimpan dalam memori indah yang bertuankan romen cinta

apakah seperti romeo dan juliet?

oh, mungkin lebih dari itu

sebab mereka menyapa beberapa rasa yang sama-sama ia genggam

dalam satuan sajak penantian 

beratkah menanti pujangga?

tidaklah itu ringan, tabir ikhlas kita yang bicara

seberapa luas rasa mengintari langit merah

bersemu pada keajaiban cinta yang muncul diantara waktu 

diantara langit dan bintang kau penerangnya

diantara bulan dan bintang, kau cahayanya

diantara jarak dan waktu, do'a penengahnya

sepertiga malamnya kau lukis pada tabir Tuhan 

hanya tuhan yang maha tahu. keesaan yang indah pada makhluknya teruntuk tuan 1412


Kita Bersandar pada Langit yang Sama


bismillah ku ucap,

betapa hati ini bergemuruh membiaskan rasa 

pada lelaki sang pujaan hati?

ia hero yang kukenal,

menyapa hati yang dingin berparas indah

indah karena kau penerangnya

menerangi bunga yang mekar hanya sekali

keikhlasan dua tabir yang melekat padanya

hadirkanah selalu ia

guruku, dan orang tuaku

kenalkanlah aku pada dua tabirmu

agarku tahu, rasa yang pantas untuk bersemayam pada hati yang gugur

hati yang pernah kecewa pada masa penantian

tapi ia selalu menetap pada hati yang musnah

tahukah? yang kau kecewakan selalu siaga menantimu

bacakan puisi indah itu lagi pada hatiku

oh, kekasih bayanganku

meski hati ini terluka, tapi mengharap kehadiran cinta ikhlasmu,"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.