Gejolak Duniawi - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Gejolak Duniawi

Oleh : Firda Windi

Carut alam berkepanjangan

Menuai nyanyian mengerikan di perputaran kehidupan

Terhampar peluh dan darah yang berceceran

Nyawa hilang, raga kembali ke pangkuan Tuhan


Apa gerangan demikian?

Adakah dunia sedang ditimpa kutukan?

Atau peluru yang kembali kepada tuannya?

Semesta tak kunjung memberi jawaban


Dipandangi sekujur tubuh alam yang nihil tanpa hiasan

Kelalaian salah seorang makhluk Tuhan menuai kecaman

Hingga terbit kulah air yang tak bisa dibendungkan menjilat permukaan lalu hancur

Sekarang ia mengadu, Tuhan… bagaimana rumah kami?


Gejolak duniawi menghias manusia angkuh

Hingga alam menerima dan memberi balasan tanpa ampun

Kesombongan bertahta, kutukan kian membunuh

Tidakkah dikau sadar wahai makhluk congkak?


Dharmasraya, 6 November 2021


Petisi Rasa

Oleh : Firda Windi

Kenangan datang menyeruak

Menggelitik rasa tuk bertemu

Ketika sisa-sisa rindu mengudara

Terukir senyumanmu di angkasa cinta


Pelik hangatnya kinara surya

Kalah telak oleh tatapanmu yang menembus hawa dingin yang menyelimuti tubuh

Kukagumi keelokan setiap sudut tentanmu, Puan

Hingga penat tak kutemukan kemusykilan dalam dirimu


Pesona gingsul saat tawa

Mewarnai raga-raga yang kosong rayu

Warna-warni indahmu menapaki kasih indah dalam atmaku

Kembali datang memori saat kau berhembus jauh dariku


Hai, Puan…

Berikan jawab atas ambigu rasaku

Beri petisi untuk karya cinta Tuhan dalam diriku

Hingga kubawa kau untuk mengarungi duniaku


Dharmasraya, 6 November 2021



Sajak Putih

Oleh : Firda Windi

Dalam ruang ini,

Tersaji lukisan indah bertaut kata

Membungkus imaji dalam goresan cerita luka

Serasa tak ingin kupandangi

Walau keelokan lukisan memberi celah untuk bertahan

Namun perihku, tak mampu kubendungkan

Dalam sajak putih, kusimpan namanya

Aku tutup ceritanya

Lukisan, kata dan sajak indah adalah luka yang pelik yang diciptakan untuk dikenang tanpa hendak kuulang lagi


Dharmasraya, 6 November 2021

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.