Prolog Memahami Rasa Asmara - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Prolog Memahami Rasa Asmara

Dinda Anita Putri


Semerbak suka cita dalam jiwa

Ketika sosok adam menghampirinya

Menyerap sampai ujung nadinya

Ketika untaian kata keluar dari mulutnya


Sukmanya gontai dibuatnya

Pikirannya melayang jauh diata derita

Auranya terlihat tidak pernah dihampiri lara

Parasnya berseri sepanjang peralihan tata surya


Kini ia mabuk asmara

Terbuai manisnya tebu saat pertama rasa

Ia lupa akhir rasa tersimpan sepah

Semoga ia tetap sekeras sebelum dirasa atau layu saat manis telah tiada


Pasuruan,4 November 2021

___________________________________________

Menerka masa mendatang

Dinda Anita Putri



Terputar toga dalam fikir

Terbayang tak akan berakhir memakai

Terputar tetes hujan mata orang tua

Terbesit jika kecewa aku penyebabnya


Dalam remang hari ini

Sirat tangis selalu terurai

Sesak hati terus menyelimuti

Kelabu selalu menghampiri


Ketakutan panjang akan hari depan 

Untuk lukisan hidup yang kupetakan

Tidak sesuai kenyataan

Namun bukankah hidup ibarat kejutan


Pasuruan, 5 November 2021

___________________________________________

Menghampiri mimpi

Dinda Anita Putri


Selimut bagai dirimu

Mereda kedingan sekujur tubuhku

Secangkir teh dikala hujan bagai dirimu

Menghangatkan tulang dari jahatnya hawa hujan yang membunuhku


Berputar kembali selimut dan secangkir teh itu

Pada dini hari dingin lebih ganas dari kala itu

Dan kau masih berperan menjadi kehangatan

Anehnya hangatmu tidak bisa kurasakan 



Sunyi itu, beku darahku

Deras keringat membasahi tubuh

Sesak napas mencengkramku

Spontak terduduk tubuhku disertai rindu


Pasuruan, 6 November 2021
















"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.