Pemuda tempo dulu dan sekarang - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "Pemuda tempo dulu dan sekarang

Oleh : Yunita

28 Oktober 1928

Para pemuda bangsa maju kedepan

Tuk merebut tonggak sejarah kemerdekaan

Walau nyawa jadi taruhan

Jiwa-jiwa yang tertimbun gelora

Angan-angan terkubur semesta

Tapi semangat membakar asa

Jadikan pemuda penerus bangsa

Pemuda tempo dulu

Berjuang dengan haru biru

Tatkala terucap sumpah

Merubah jalan sejarah

Tapi, pemuda tempo sekarang

Hanya duduk manis didepan meja

Alat tulis yang jadi penyangga

Ambis nilai ilmu tak ada 

Gila cinta, namun otak kosong

Kehidupan suram tak ada penyongsong

Hanya mengandalkan orang tua 

Tanpa ada impian dewasa

Pemuda tempo dulu dan sekarang

Walau berbeda akan kenyataan

Tapi, bangsa ini butuh generasi

Yang melanjutkan cita-cita bukan hanya orasi.

Sukabumi 2021

Dia, pahlawanku

       Oleh : Yunita

Setiap hari memeras keringat

Peluh basahi wajah yang memucat

Terik dan hujan tak dipungkiri

Dengan seulas senyum terpatri 

Dia, pahlawanku

Sang ayah yang menjadi panutan ku

Sang pahlawan ditengah keluargaku

Meski terus di gerogoti usia

Aku tak malu jadi anak petani

Aku tak malu jadi anak nelayan

Tapi aku akan malu menjadi anaknya

Jika dia memberi ku makan dengan hak rakyat

Tak apa disebut anak miskin

Tak apa dikata jelata

Jika dengan sederhana itu bahagia

Kan ku jalani dengan lapang dada

Kan ku buktikan pada dunia

Ayahku separuh bahagiaku

Penyongsong kehidupanku

Dia, pahlawanku

Sukabumi 2021

Serpihan kaca

       Oleh : Yunita

Tatkala Kepercayaan di khianati

Argumen bertabrakan silih berganti

Dunia seolah berhenti berputar

Tak ada arus  terbayar

Bukan, 

Bukan waktu yang salah

Tapi dia, yang mengubah waktu

Dengan menyiram sebuah harapan

Serpihan kaca

Retak tak berbentuk

Raga rapuh hati pilu

Hanya dengan kurun waktu

Tuhan, bukankanlah matanya

Buka kanlah pintu hatinya

Agar mudah terbuka 

Agar mudah kumasuki

Sukabumi 2021

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.