BERITA KELULUSAN - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 BERITA KELULUSAN

oleh Nada Luthfiatun ‘Atikah Nisa


Beberapa terakhir ini, rasa takut dan khawatir tak pernah hilang dari pikiranku. Siang dan malam selalu terbayang. Apa jadinya bila ternyata aku tidak lulus. Aku tidak tahu harus melakukan apa, terlebih terhadap kedua orangtuaku.


Hari ini adalah hari dimana pengumuman kelulusan itu dikeluarkan pihak sekolah. Aku berangkat diantar oleh kakak dengan seragam seperti biasa, hanya saja dari dan pikiranku yang tak biasa. Seluruh murid kelas VI telah berkumpul di halaman sekolah. Sedangkan murid I-V diliburkan. Acara dimulai dengan kata sambutan Bapak Kepala Sekolah, kemudian diikuti oleh beberapa wali murid.


Aku dan teman-teman sebenarnya tidak konsentrasi mendengar perkataan para guru. Pikiran kami semua diselimuti rasa kecemasan terhadap keputusan akhir, yang hanya bersaing beberapa menit lagi. “Baiklah anak-anak yang kami cintai. Sekarang hasil keputusan di tangan. Bapak tempel di dinding kantor. Untuk itu, mohon jangan berdesak-desakan ya” ujar Bapak Kepala Sekolah.


Mendengar ucapan tersebut jantung berdetak semakin kencang dan tidak karuan. Bapak Kepala Sekolah perlahan menuju dinding dan menempelnya. Aku dan semua murid kelas VI berbondong-bondong mengahadap dinding. Aku sama sekali tidak melihat namaku. Namun mataku lebih tertuju pada satu kata “lulu/tidak lulus”. Dan benar saja, ternyata ada satu murid yang dinyatakan “tidak lulus” dan itu bukan namaku melainkan Riva Saputri, teman sekelasku.


Aku langsung mencarinya dan melihat dia sedang menangis terisak-isak dikelilingi beberapa teman lain yang sedang membujuknya. Aku pun menghampirinya dan ikut menenangkannya. “Va, aku tahu kamu sedih. Namun inilah yang harus kita terima. Bagaimanapun kamu harus tetap sabar dan rela dengan keputusan yang ada ya Va…” ucapku. Dia tidak menjawab dan hanya terus menangis.


Tiba-tiba saja, suara TOA yang asalnya dari kantor terdengar. Suara lantang Bapak Kepala Sekolah yang sedikit tergesa-gesa berkata, “Anak-anak semua mohon maaf atas kesalahan penulisan yang terjadi pada lembaran hasil Ujian Nasional yang baru saja Bapak tempel. Ada kesalahan yang sangat fatal, di mana anak kami yang bernama Riva Saputri ternyata lulus. Sekali lagi Bapak minta maaf …” ucap Bapak Kepala Sekolah.


Mendengar kalimat tersebut, senyum sumringah langsung terpancar dari bibir Riva, begitu pula aku dan semua teman-teman yang saat itu berada di dekatnya. Riva langsung berdiri meloncat riang gembira. Dia memelukku dan semua teman-teman yang di dekatnya. Aku dan semua murid kelas VI dinyatakan lulus Ujian Nasional dengan persentase 100%, kebahagiaan yang tak ternilai harganya.


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.