UMUR 19 TAHUN

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 

UMUR 19 TAHUN


Tanganku bergetar

Rasa takut mulai menghantui

Mataku memerah

Siap mengeluarkan butiran-butiran bening

Yang tiada hentinya


Pundakku rasanya tak sanggup menopang beban

Dadaku rasanya sesak tak sanggup menahannya

Hidup yang ku dambakan semuanya kacau


Umur 19 tahun menyiksa

Umur 19 tahun menjadi beban

Umur 19 tahun rencana ku gagal


Seperti hujan yang jatuh ke bumi

Hati pun sama remuknya

Umur 19 tahun yang rumit

Umur 19 tahun yang sulit

Umur 19 tahun ku yang tak dapat di jelaskan




                                              

                                    KACAU


Semuanya kacau 

Tidak ada yang teratur 

Untuk pulang terlambat

Tetap diam terasa mati


Pikiran ku kacau

Memikirkan hidup

Hati ini terasa goyah

Melihat tubuh ini rapuh


Menangis

Hal yang biasa ku lakukan

Apalagi menangis dalam diam


Takut bercerita kepada siapapun

Kecuali, sang pencipta

Rasa takut mulai menyelimuti relung hati ini



Rasanya sesak

Yang tak bisa dijelaskan

Tangan ini pun mulai bergetar

Tak mampu untuk menggapai


Apakah aku bisa melewati nya?

Apakah kesabaranku hanya sebatas ini?

Tidak,tidak sekecil itu

Perjalanan ku masih panjang

Walau cacian dan hinaan

Terus terngiang di telinga ku


Ku harus bisa bangkit 

Dari keterpurukan dan derita 

Sampai menemukan setitik cahaya dihidupku



                     





                                  JAUH


Jauh, sangat lah jauh

Jauh dari jangkauan ku

Takut untuk menghentikan mu

Takut juga mengejar mu

Sulit untuk ku genggam


Berlari, berlari

Dan tidak terkejar jua

Oleh langkah kecil kaki ini

Mungkin, kalau dia menatap kebelakang

Rasa tertinggal ini bisa terobati


Walaupun begitu,tidak mungkin aku bisa mengejar mu

Kita terhalang oleh jarak ratusan meter dan panjangnya sang waktu


Aku mencoba terus menatap kedepan

Teryata, dikau sangat lah jauh 

Dari pandangan mata 

Mungkin, hanya keajaiban yang bisa mempertemukan kita



                                               KARYA: RISKA SARI

    


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.