https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"Elegi Anak Negeri
(Anton Wardani)
Ku tuliskan puisi padamu yang mungkin tertawa kegirangan
melihat kami yang sedari tadi sibuk dengan kelakuan
Tak pentingkan substansi yang penting unggah foto selfi registrasi
Atau keramaian mencari nama baik di kantor aparat sini
Mungkin ini sebagian kisah elegi anak negri
Mencoba mengubah drama hidup menjadi aparatur bergaji
Atau yang sedang menghargai jejak profesi
Bagian dari uji nyali kompetensi atau keperkasaan diri
Ku tuliskan puisi padamu yang mungkin sedang mencari-cari
Kesibukan kami yang tak pernah dimengerti
kebutuhan perih perut membiru hati
Terlalu banyak luka janji mulut berapi
Ceritanya Rindu
(Anton Wardani)
Dua puluh dua tahun lalu ku sudah berada jauh darimu
Bukan untuk meninggalkanmu
Atau tidak ingin bersamamu
Atau tidak sering hadir bersama-sama dengan hari-hari senjamu
Bukan, dan aku yakinkan bukan itu
Yang aku tahu itu semua asa tuamu, yang kau pinta pada tuhan mu, selalu
Aku bercerita tentangmu, dulu
Hari-hari saat aku bersamamu
Aku belajar darimu tentang cinta
Cinta yang mengajarkan kepedulian
Cinta yang memberikan pengorbanan
Cinta yang mendefenisikan validitas kesetiaan
Cinta yang selelu terisi pada ruang hati, entah
Saat apa keadaan pikiran
Dan...aku tahu bahwa cintamu sudah membuktikan
Aku juga belajar dari tentang kasih sayang
Tentang kasihmu untuk menerimaku wujudkan sayang
Menggenggam tangan kecil ini untuk menenangkan
Memelukku alirkan energi kehangatan
Dan... aku tahu kasih sayangmu sudah ku dapatkan di awal dekapan
Aku belajar darimu tentang kehidupan
Mendapatkan lalu tentang merelakan
Melepaskan kebersamaan untuk sebuah harapan
Menitipkannya pada takdir masa depan
Dan...aku tahu jutaan do’a, kerinduan dan buliran sudah kau tempatkan pada peraduan
Hari-hari sebegitu banyak waktu berlalu
Berjauh jarak antara aku dan tubuhmu
Tiba-tiba perasaanku terselip rindu
Rindu datang tanpa malu lalu tumbuh
Mengajakku duduk disudut sendu
Lirih hati berkata, aku rindu dirimu ibu.
Kotak Biru
(Anton Wardani)
Di waktu yang kurasa berat
Duduk sendiri dengan plat putih yang mulai berkarat
Bukan tanpa sebab, mungkin saja aku terjebak
Pada kotak-kotak yang meminta garis bercorak
Haha...tapi hari ini,
Entahlah aku tertawa atau tersenyum tanpa arah
Gila atau girang tak ada beda
Saat contreng kotak biru di layar putihku tampak penuh
Atau waktu yang menutup jejak aksiku
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.