Rindu Emak Terhalang Virus

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Rindu Emak Terhalang Virus

Karya: Muhammad Firman Maulana


Corona…

Siapa sih dirimu itu…

Dirimu itu seperti angina tak terlihat tapi terasa…

Untuk apa dirimu berada di daerah kelahiranku…

Aku rindu dengan emakku…

Aku rindu…

Sekarang aku hanya bisa mengetahui kabar dirinya melalui handphoneku…

Dulu aku selalu pulang ke rumah setiap hari minggu…

Tapi sekarang dirimu sebagai penghalang bagiku…

Aku rindu dengan tangan yang ku cium…

Dan tangan itu sekarang jauh…

Aku sudah tidak tahu lagi bagaimana keadaannya…

Keriput dan menua…

Itu sudah pasti…

Tangan itu yang dulu mengusap air mataku ketika aku menangis…

Hey corona…

Apakah aku harus menangis darah supaya kamu tiada…

Aku rindu emak…

Aku rindu emak…

Aku terlalu lemah untuk dunia ini…

Menilai hasil tanpa melihat perjuanganku…

Kadang tidak memberi apa yang aku minta…

Dan bahagia pun belum aku persembahkan untuk dirimu mak…

Ya Allah…

Aku hanya minta tolong berikan emak ku hidup yang lebih lama lagi…




Jiwa Yang Harus Dibangunkan

Karya: Muhammad Firman Maulana


Hey Indonesiaku tercinta…

Bagaimana dengan keadaanmu saat ini…

Apakah persoalanmu semakin menumpuk…

Jika engkau sadari betapa kejamnya kehidupan ini…

Lihatlah setiap hari berita kekerasan semakin menjadi…

Sulitnya menangkap nilai rupiah…

Bahkan rapuh akar pancasila dalam jiwa bangsa…

Rakyat dan pejabat saling beradu taring…

Hey sang merah putih berkibarlah…

Lihat negeri orang lain sudah berkibar seperti kobaran api semangat di tanah ini…

Pancasila berdiri tegaklah selayaknya jendral yang bijaksana…

Wahai pemuda Indonesia ayo bangun dari jiwa yang tidur…

Sadarlah betapa nyamannya penjajah di negeri tercinta ini…

Ayo bangkit…

Tunjukkan taringmu yang sebenarnya pada pendatang asing…

Tutup celah jalan mereka dengan kreatifitas pengalamanmu…

Wahai pemuda kita bukan kekurangan orang pintar…

Tapi kita kurang kesadaran untuk negeri ini…

Ayo bangunkanlah rakyat yang sudah sekian lama tunduk dengan pendatang asing…

Jangan sampai negeri ini dibanjiri oleh bermacam-macam bendera…

Jangan sampai sabang hingga merauke terpecah belah karena ulah pendatang asing…

Wahai pemuda Indonesia sadarlah didalam dirimu itu sudah terlahir jiwa Pancasila…





Pelangi Telah Hilang

Karya: Muhammad Firman Maulana


Hai penyemangat hidupku…

Wajahmu cantik seperti cahaya dipagi hari…

Cuaca menerkam dunia engkau anggap hiburan…

Seakan semua baik-baik saja…

Namun seketika dirimu menghilang…

Alur cerita kehidupanku menjadi kertas tanpa coretan tinta…

Ada apa dengan dirimu hai penyemangatku…

Apakah dirimu tersesat dijalan yang buntu…

Tak ada kata yang bisa meluluhkan aku selain ucapanmu…

Alasan apa yang membuatmu tak hadir lagi…

Aku tak sanggup menarik pelangi hidupku…

Entah aku tak tau keberadaanmu saat ini dimana…

Jika saja dirimu hadir lagi dalam kehidupanku…

Aku pasti senang sekali…

Namun hal itu hanyalah imajinasi…

Ya tuhan jika memang dirinya sudah tiada untuk hidupku…

Tolong hadirkanlah penyemangat untuk menarik pelangi hidupku…


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.