RAIN-DU

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "RAIN-DU


Aku menahan setiap kerinduan itu muncul

Berkelindan dengan rasa yg berbaur

Secara tiba tiba

Selalu ada tanpa bisa kucegah 


Dalam kesendirianku pun

Kehadiranmu semakin terasa

Aku melihat bayangmu

Kuatnya pada hati

Semakin nyata diingatan


Berdiri menatap kearah jendela

Yang basah karna curah hujan

Mengingatkanku pada satu hal

Keinginan untuk selalu bersama

Menyatu dalam satu tujuan


Karena hujan adalah kenangan bagiku

Maka aku ingin berteduh

Agar tak kuyup di basah rindu

Yang sekarang dirasa olehku


Berat sekali untuk melaluinya

Setiap kuabaikan 

Sering kali ia datang menghampiri 

Menekan dengan keras 

Hati pun diperas


Menenangkan diri dalam setiap lamunan

Mengalahkan hati pada setiap kerinduan

Berdamai dengan rasa

Membentuk jiwa yang kian hampa


Kau... Yang membuatku lemah

Tak setangguh yang lain pikirkan

Tak sekuat yang kamu khayalkan

Tak sehebat yang aku imajinasikan


Kau... Yang sekarang kurindu

Dekat, buat kesal dan sebal 

Maka disetiap itu harus sabar

Jauh, jadi tak bergairah dan lemah

Maka disetiap itu harus tangguh

Seperti aku yang sungguh ingin temu


Semoga kamu merasakan apa yang aku alami

Mencintai yang aku sayangi

Janji yang kupercayai, dan

Bersama yang selalu aku amini.


Sodikin


***


HILANG HARAPAN


Aku menyimpan rasa begitu dalam

Pada seseorang

Yang kuanggap istimewa

Akan hidup bersama

Menua hingga ajal tiba


Tetapi, kau menariknya kembali

Hingga muncul kepermukaan

Tak ada lagi kedalaman

Juga tak ada perasaan


Semuanya terasa Hambar dan tawar

Sudah ikhtiar jauh 

Malah dilempar hingga jatuh

Dan rapuh


Tenang saja aku masih kuat ko

Masih bisa menjalani hari-hari

Seperti biasanya

Walau tanpamu


Masih semangat untuk bekerja

Senyum untuk hati yang luka

Sakit karna kecewa 

Hingga akhirnya aku mengakuinya


Berat memang untuk kembali new normal

Apa aku harus mengulang dari awal?

Yah, susah memang 

Untuk seketika seperti semula 


Tetapi, ini harus berjalan sesuai rencana

Aku tidak mau berhenti sampe disini

Aku akan meneruskan sesuatu 

Yang sudah aku mulai


Terima kasih buat kamu 

Yang sudah menyerah dengan keadaan

Meninggalkan disaat aku hilang harapan

Menyalahkan karna tidak sesuai keinginan

Semoga tepat mengambil keputusan 


Jangan sampai disaat aku 

sudah sembuh dari sakit

Jatuh dan luka 

Untuk kemudian bangkit 


Ketika mengingat masa lalu sudah biasa saja

Terus dgn gampangnya 

Kamu ingin minta kembali

Dan sudah kupastikan bahwa

Hati ini bukan untukmu lagi.


Sodikin


***


TAK ADA PENYESALAN


Pada pagi yang sepi 

Hati yang sunyi

Rasa dingin menyelimutiku 

Termasuk pada rasanya


Seketika usaha untuk menghangatkan suasana 

Ia malah tak percaya

Ingin mendamaikan hati

Ia malah tak perduli


Transformasi rasa 

Yang begitu signifikan 

Membuatku skeptis

Semoga tidak berbuah tangis


Ambiguitas dalam rasa 

Yang tak pernah lagi terbuka

Dan tak lagi sama

Menjadikan aku manusia 

Yang selalu bertanya, kenapa? 


Sedari awal aku sadar 

Untuk tidak mengulang hal yang sama

Walau pada akhirnya ia hanya pura-pura

Mungkin aku terlalu naif


Dan apa yang sudah aku pilih

Harus aku jalani dan nikmati

Proses itu

Bersama resikonya


Sodikin


***


SESUDAH KAMU PERGI


Setelah tidak denganmu

Awal-awal aku merasa tak lengkap 

Serasa ada yang kurang

Serasa ada yang hilang


Seakan dibuat terbang setinggi-tingginya

Untuk kemudian,

Dijatuhkan sekeras-kerasnya 

Hingga akhirnya 

Aku harus merasakan luka

Yang begitu mendera

Sakit yang begitu melejit


Aku menyembuhkan diri sendiri dari kecewa

Membangkitkan diri sendiri dari jatuh

Berlari sendiri dari lumpuh

Kuatkan diri sendiri setelah rapuh


Isin,

Kalau sebagai laki-laki

Harus menangisi hal semacam ini

Bukan hanya kamu

Banyak urusan yang lebih penting dari ini


Akupun,

Tidak menahan orang yang ingin pergi

Aku mempersilahkan kamu menjauh

Mengejar cinta yang kamu inginkan

Mengejar laki-laki siapa yang kamu dambakan

Bukanya sedari dulu kamu ingin melepaskan

Sekarang pun aku sudah mengikhlaskan


Begitu juga,

Aku tidak mau berbasa-basi

Semoga kita bertemu lagi

Semoga kamu dapat pasangan yg lebih baik

Semoga selalu bahagia

Semoga, semoga dan semoga

Bagiku, itu basa-basi yang sudah basi


Bahkan aku,

Selalu menanyakan pada diri sendiri

Kenapa dulu sesemangat itu

Untuk memperjuangkanmu

Kenapa dulu sekeras itu 

Dalam menujumu


Untuk sekarang,

Kita berjalan sendiri-sendiri

Melangkah untuk menjauh pergi

Tak ada lagi rasa apalagi cinta

Flat seketika

Tapi, menyesekan dada


Sodikin"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.