KAULAH JAWABAN DOA

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "KAULAH JAWABAN DOA


Terukir indah misteri Ilahi

Yang mendebarkan hati

Menggetarkan sanubari


Harapan tentangmu terus tumbuh

Jauh sebelum engkau dekat selangkah

Kala kita masih sejauh laut membelah


Aku hanya merasa yakin

Lewat lantunan doa yang aku panjatkan

Bahwasanya Tuhan akan memberi jawaban


Butuh bertahun- tahun lamanya

Penantian yang aku percaya

Kemudian berbuah indah dirasa


Banyak yang meragukan

Bertanya seolah ingin agar aku melemahkan harapan, 

Pada sosok yang bahkan belum Dia tampakkan


Namun, tak sekalipun aku meragukan

Sebab, aku percaya tulang rusuk tak akan pernah salah jalan, 

Tetap akan dipersatukan dengan adamnya oleh Tuhan


Saat aku melihatmu pertama kali

Seolah Tuhan membisikkan dalam hati

Menimbulkan pesona tersendiri



Aku sangat terkagum

Manakala engkau bergumam

“Kaulah imam yang ku idam- idamkan”


Begitu besar Kuasa Tuhan

Atas pertemuan dua insan

Yang tlah begitu lama saling merindukan


Tak pernah lupa ku ucap syukur pada- Nya

Atas hadirmu disinggasana kita

Memberi candu bahagia


Aku berharap Tuhan Yang Kuasa

Selalu menguatkan cinta kita

Engkau jantung hatiku hingga ke Jannah-Nya... 


Karya : Dewi Marlina




SEKEDAR COBAAN ATAU UJIAN


Saat aku harus diam

Tak bisa mengatakan apapun

Dikekang dan merasa dipermainkan

Ini penindasan  ! 


Tak didengar, tak dihiraukan

Ini bukan dunia

Ini neraka! 


Beberapa selalu bertanya 

“Apa kau baik- baik saja? “

Hanya bertanya, 

Ya hanya sebatas bertanya 


Tak penting apa jawabanku

Mereka akan bergegas pergi

Dengan senyuman itu


Tak penting lagi diri ini

Tapi hati ini penting

Untuk merasa baik – baik saja

Untuk berbaik sangka kepada kehidupan


Namun, dimana manusia? 

Aku tak merasakan mereka sama sekali! 

Oh, aku lupa

Ini neraka! 


Tak penting raga ini

Aku pun tak peduli lagi

Dengan apa yang akan terjadi esok

Dan seperti apa... 


Hanya Tuhan yang tahu... 


Karya : Dewi Marlina







RINDU PADAMU, SURGAKU


Pagi ini cerah

Matahari pun begitu terang sinarnya

Tapi tidak dengan perasaan ini, bu

Begitu mendung


Aku membuka lembar demi lembar suratmu

Pemberianmu untuk kado 17 tahunku

Tulisanmu begitu indah, bu

Seandainya kau ada disini dan membacakannya untukku, 

Seandainya saja


Puas dengan suratmu, 

Kini ku menatap gambarmu, bu

Kau teramat cantik

Sosok perempuan tercantik di bumi


Apa kau tahu, bu? 

Hari ini, aku begitu sangat merindukanmu

Aku ingin bertemu, bu

Aku ingin dipeluk olehmu, bu


Bukankah kau pernah berjanji padaku, bu? 

Kalau kau akan menemaniku

Akan memberikanku kasih yang hangat

Akan menikahkan ku dengan lelaki terbaik pilihanmu? 


Bukankah kau ingin melihatku tumbuh dewasa, bu? 

Bukankah kau ingin memilihkan baju tercantik untukku? 

Sepatu indah untukku atau mungkin gaun termanis untuk pestaku? 


Bukankah 17 tahun yang lalu kau bersusah payah melahirkanku, bu? 

Mengapa engkau begitu cepat pergi ke langit? 

Tidak kah disana sangat sunyi, bu? 

Tidak kah kau merindukanku, bu? 


Aku takut lupa, bu

Aku takut bahkan untuk melupakan sedetik saja kenangan tentangmu

Karenanya, aku membaca tulisanmu, 

Melihat gambarmu setiap hari, 

Mengingat ulang memori sekecil apapun tentangmu


Ibu, aku rindu

Aku sangat rindu


Bisakah kau hadir di mimpiku malam ini, bu? 

Aku ingin berbagi kisah

Aku teramat kalut, bu... 


Karya : Dewi Marlina




"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.