https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"Puisi Akrostik
Oleh Sukmawati
Seribu wirid membasahi hati
Ukiran garis takdir Illahi
Ketika manusia sibuk dengan gemerlap dunia
Mata hati menjadi lentera
Angin berhembus menyapu wajah berselimut lamun
Walau berlimpah harta, tahta bahkan cinta
Ada rasa hampa jika tak kenal Tuhannya
Tak patah asa dalam usaha
Ingin meraih mulia, dunia akhiratnya
Subang, 30 Januari 2020
Sinar Yang Tak Pernah Padam
Oleh Sukmawati
Lelaki itu terlahir dari cakrawala kehidupan
Pembangkit energi saat tanpa daya
Ia cinta pertamaku
Sosok itu kupanggil 'ayah'
Pada bahunya yang melindungi
Dari netra tajam yang mewanti-wanti
Suaranya yang tegas memperjelas batas-batas garis lintang di atas bumi
Demi aku kau rela disengat matahari
Tak pernah lelah diterpa panas
Tiada goyah diterjang hujan deras
Bahkan angin yang bertiup ganas
Dengan perkasa ia libas
Pada bahunya ku pernah bersandar
Di dadanya ku belajar sabar
Bersama belai tangan yang terasa kasar
Ia tenangkan aku saat gusar
Bermanja di pundaknya yang kekar
Tercium aroma tubuhnya tak karuan
Namun tak terlihat wajahnya gusar
Meskipun lelah seharian
Saat diri terpuruk...
Seakan rangkaian mimpi buruk mengutuk
Ia yakinkan, bahwa setelah gelap yang pekat
Bertanda subuh segera melesat
Kini..
Pahlawanku itu tak lagi perkasa
Tulang belulangnya lemah dimakan usia
Rambut hitamnya telah berubah putih
Netranya pudar samar cahaya
Walau tertatih jalan meraba-raba
Namun tekadnya tetap membaja
Tak ingin terlihat lemah di hadapan keluarga
Subang, 12 November 2020
Mawas Diri
Oleh Sukmawati
Luruh tertiup angin senja
Merah putih yang terluka
Kibarnya kabarkan kisah duka
Atas bala yang menerpa
Kehidupan telah berganti
Jalan-jalan kian sunyi
Toko-toko sepi pembeli
Pintu-pintu rapat terkunci
Hiruk pikuk kesibukan seolah terhenti
Kampung pun kota bagai mati
Dunia kini telah berubah
Jauh dari gebyarnya mewah
Harta tak lagi berlimpah
Tiada lagi suara jemawa nan pongah
Tersisa, sendu lirih yang gelisah
Wajah-wajah sayu berona susah
Sorot mata sarat gundah
Seakan kehidupan akan punah
Kini ...
Sudah selaiknya kita mawas diri
Memeriksa masing-masing pribadi
Menilik lebih dalam setiap hati
Apa arti kehidupan ini
Masih adakah arti kemegahan diri
Rasa rasa congkak, iri dan dengki
Mendekatlah kepada Illahi Robbi
Agar pandemi segera berhenti
Subang, 12 Mei 2020
Perpisahan Masa Pandemi
Oleh Sukmawati
Begitu cepat waktu berlalu
Usai sudah masa putih abu-abu
Asa kita tetap menjura
Kobarkan semangat di dada
Indah jalinan persahabatan
Kini tinggal kenangan
Hari-hari penuh kesan
Semua takkan terlupakan
Bapak Ibu guruku tercinta
Mendidik dengan sepenuh jiwa
Jasamu terkenang sepanjang masa
Menuntun kami menggapai cita-cita
Yang terjadi bukan halangan
Covid-19 memaksa lulus tanpa persiapan
Seolah tanpa persaingan
Tuntas semua nir perjuangan
Berpisah tanpa perpisahan
Beranjak tanpa ucap selamat jalan
Pelepasan online tanpa berpelukan
Panggung wisuda tak kurasakan
Subang, 1 Juli 2020
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.