Memori piring berbagi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "“Memori piring berbagi”

Karya penulis : suminar


Rasa untukmu akan selalu ada..

Dimna kita pernah berkhayal menua..

Restu nya yang tak ada..

Awan menangis tanpa mendung..

Bibir senyum air mata turun..


Adanya harapan berkelanjutan…

Cinta seperti ini yang takdirnya tak diharapkan..

Seperti butiran yang tertiup angin kencang..

Hilang ditempat ..nyawa sebelah terasa melayang..

Membangun cinta ini sangat terjal..roboh seketika..


Disana kita berdua menyatu dalam ikatan suci..

Datang nya angin kencang orang tua..

Menyatukan hebat perpisahan ..

Pilihan seperti buta ..mereka berbahgia atas hilang nya cinta..

Terasa hepi bayanganku hilang tak lagi menepi..


Selalu kupahami atas apa yang terjadi..

Bertepi dan menyelam sendiri..

Menyadari keikhlasan harus kubesari..

Ngakau ku cinta nanti kuharap kembali..

Demi harta merenguk bersama buah hati nya..





Tasikmalaya,10 oktober 2021

“Menari di malam hari”

Karya penulis : suminar


Kubahagia dengan cinta abadi menepi..

Hadiah terindah untukku hanya bersyukur melihat wajah indah tiap pagi…

Seolah pasir yang begitu halus banyak ..

Kunyaman dalam dekapan lembut..

Halus ucapan seperti jalan yang tak berbelok..


Kini kuharap kita bersama melukis manis…

Menjadi pelangi dalam hujan deras.

Bercerita suka duka bersama.

Berjalan dengan tujuan dan pikiran sama..

Buah hati kutunggu tiba..


Kita akan bahagia selama..

Selagi nafas ada untuk bercinta..

Saling bersatu untup hidup ..

Tentang kita yang merasa dunia indah setelah ku temui cintanya…

Air mata suka selalu ada…


Berbagi dalam satu..

Sejuk dan damai nya terasa seperti surga dunia..

Indahnya hari dedaunan terasa wangi..

Melihatmu indah bagai pelangi..

Senyum indah selalu terlukis dihati..



Tasikmalaya, 10 oktober 2021



“Jarum jam yang menekan”

Karya penulis : suminar


Mudanya usia tak menghalangi..

Demi nasib orang yang tersayangi..

Bukan mendesak tapi seperti membutuhkan..

berlanjut-lanjut menerima rupiah hari…

mengais rezeki untuk mereka yang menanti..


Hidup sulit ku alami..

Seperti menangis tak bersuara..

Sambil tetap bersyukur walau hati sedikit berkelana..

Ku tersadar atas dunia penuh drama..

Terus ku meneteskan keringat..

Mencari butir-butir untukku bukitkan kembali..


Hidup sendiri tak terbantui.

Ikhlasku hanya untuk nasib tersayangi..

Tolong tuhan hidupkan kami dalam berkah..

Banyak menghantu seperti pura-pura jadi peri..

Mengejek akan hal banyak..mengecilkan ku..


Walau perih kujalani..

Hidup tanpa pupuk tidak apa asal ada air..

Meniti tangga sperti tak sampai-sampai..

Masih berat untukk berlari..

Sedihku akan kujaga tak akan ku bagi..




Tasikmalaya 10 oktober 2021




"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.