Kamu

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "PUISI 1


Kamu


Sederhana saja

Mengapa?

Kalimat tanya yang tak ter elakan

Mengapa?

Aku ulangi satu kali lagi


Kamu hadir layak sang ramah

Singgah layak sebuah rumah

Hangat layak sang pengubah

Pergi diiringi sedih yang bertumpah


Ada empat tempat yang selalu ingin aku kenalkan padamu

Hutan

Gunung

Laut

Surakarta


Hutan menggambarkan betapa inginya keterbukaan dalam hubungan ini

Berlaku menggunakan sifat yang asli

Tanpa kebodohan menipu atau saling memusuhi

Yang diperlukan percaya dan saling menyertai


Gunung dimana tempat pembuktian titik tertinggi yang ingin ku hadapi

Meskipun aku belum pernah memulai 

Aku ingin bersamamu untuk merasakan

Mari kita buktikan, 

bahwa angkuh tidak dibutuhkan,

Meninggalkan sangat merugikan


Laut aku ingin menyajikan kenangan ini

Dimana terdapat penorama yang tergambarkan

Bagaimana sang senja tidak memilih warna apa yang akan singgah

Melainkan penerimaan agar menyatu adil bermanivestasikan kata indah


Yang terakhir surakarta

Mengapa? Bukankah harusnya bandung?

Aku surakarta, bagaimana aku bisa mengenalkan pribadiku lebih dalam?

Sedangkan surakarta menjadi semua kuncinya

Bandung mungkin tempat terbuanya cerita

Tapi mari kita selesaikan cerita itu di surakarta




PUISI 2


Mantra


Mantra sosok perempuan

Menari teringat dipikiran

Tersenyum layak banyak kelucuan

Meninggalkan tak terhindarkan


Hari ini esok atau kemarin

Aku berkabar sangat ingin

Aku kamu pernah seaamin

Namun berujung jarak jauh yang semakin


Alam semesta bungkam

Entah kenapa

Mungkin aku tidak begitu percaya

Namun aku yakin dia tidak akan diam


Sukma menjelma menjadi keasingan

Tanpa memegang kepekaan

Raga menghampiri rasa

Namun terhalang perlakuan tercela


Mencintai berdasarkan rasa

Titik terendah rasa adalah percaya

Dia ada dia atas seraya kamu bermimpi

Berjalan didepan pasti melindungi



Kembali pada satu pertanyaan

Bagaimana?

Ya bangaimana aku memanivestasikanya

Suatu rencana menjadi sebuah rasa


Rasa yang ingin kembali

Kembali pada kebenaran seharusnya

Tanpa iming-iming rasa kasihan

Melainkan dengan rasa ingin bergenggaman


Matra itu selalu terkumandangkan 

Baik dari segi sang taat

Maupun dari sang pemberontak

Dua-duanya mengucapkan secara khusu dan hikmat


Percaya atau tidak itu adalah sebuah magis

Mantra itu akan selalu eksis

Entah kearah kegagalan 

Maunpun sebuah keberhasilan




PUISI 3


July


Aku tidak akan menyangka mengenal hal ini

Merasakan begitu banyak rasa dalam menghadapi

Tangguh dalam menyikapi

Tegar dalam perjalan mengarungi


Kamu sosok yang unik

Begitu sering aku mengucapkan hal itu

Apakah kamu bosan atau tidak

Aku akan terus mengucapkan itu


Karakteristik yang jarang aku temukan

Jutek yang sangat membingungkan

Senyum mu seakan dunia terabaikan

Sedih mu yang tak pernah kuinginkan


July terimakasih atas beberapa pelajaranmu

Sekarang aku mengerti bagaimana cara menghargai

Aku menyesal melewatkan salah satu tanggalmu dengan begitu acuh

Tak mengapa, tapi aku masih mengenalmu


Perubahan itu akan selalu kuterima

Kuhargai setiap keputusan

Tapi mari kita rencanakan kembali

Keputusan untuk kita bereuni


Aku tau banyak sosok yang lalu lalang saat aku mencoba melupakan

Aku tau banyak hal baru yang tidak bisa terlewatkan

Aku tau jutek mu membuat penasaran sang jantan

Aku tau sampai hari ini aku masih mencoba mengembalikan


Tapi

Aku tidak tau sosok apa yang akan kamu terima

Aku tidak tau hal apa yang dapat menyatakan 

Aku tidak tau siapa yang bisa merubah jutekmu menjadi senyum yang tertuju

Aku tidak tau apakah kamu akan kembali padaku


Tanggal itu selalu ku ingat

Putih kulit rambut terikat

Berdiri senyum yang sangat melekat

""Dimana kamu?"" itulah pertanyaan kuharapkan sangat.



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.