Farewells

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 Farewells

Oleh : Abdul Ghofar


Saat matamu kutatap sayu

Ku tahu langit takkan lagi biru

Ronanya telah luruh dalam lirih

Hilang, mengambang, menyisakan bayang-bayang

Detik-detik pun mendadak beku

Menusuk telak, mengoyak, sang singa telah tertembak

Lari tiada arti, diam dalam persimpangan menunggu mati

Tak ada sisa kecuali serpihan doa

Kupanggil burung-burung itu

Kubisikkan ""aku titip rembulanku!""


YOGYAKARTA, 08-09-2021


Silent in Silence

Oleh: Abdul Ghofar


Aku tahu, warnamu adalah biru

Kala dahaga tancapkan durinya

Begitu pula merah, yang gagah membelah kesunyian

Bahkan kemarin, aku juga melihat kuning dan putih

Diselamatkannya tubuh kecil itu, dari buasnya badai atlantik

Namun, adakah kau benci hitam?

Hitam yang selalu mencuri sadarmu!


PATI, 14-09-2021


Langit Tanpa Sepotong Senja

Oleh: Abdul Ghofar


Aku yang tak bisa menyapa

Atau sengaja langit menyumpal telinga

Gerombolan singa datang membabi-buta

Memporak-porandakan tiang-tiang kata

Hingga berjatuhan tanpa pernah menjadi frasa

Aku yang tak sanggup mendengarkan

Atau sengaja bumi membungkam lisan

Kawanan macan meruak hingga pelosok jalan

Memaksa ternak sembunyi di tengah kelaparan

Diam kedinginan tanpa selembar pun pengharapan

Aku yang tak dapat melihat

Ataukah senja, memang tiada lagi terlihat

Di saat langit tiba-tiba pekat

Mendadak bumi pun ikut berselirat


PATI, 19-09-2021


Struggle in Faith

Oleh: Abdul Ghofar


Buahmu tumbuh di pucuk ranting kolonial

Sebelum akhirnya kau begitu renyah dan manis

Tanahmu yang subur tersiram darah

Menjadikan lenganmu kuat meninju badai kebiadaban

Selamanya kau adalah lima

Sebab butirmu telah suci terbasuh doa dan luka

Engkaulah induk garuda

Kau susui anakmu dengan air kasih dan cinta

Hingga sayapnya terus mengepak di udara

Negeri kita tercinta

Indonesia!

Meski hingga saat mentari tak lagi sudi menerangi

Awan pun kian enggan menaungi

Serta burung-burung yang mulai berhenti bernyanyi

Selamanya kau kan terus terpatri di dasar hati

Selamat, kini harimu datang lagi


REMBANG, 1 Oktober 2021


Di Balik Mutiara

Oleh: Abdul Ghofar


Di balik mutiara

Ada air mata yang tercampur tinta

Suburkan duri pada tepian pena

Merobek jemari abadikan luka

Jangan saja dikira aku senang

Sejujurnya telah lama tenangku hilang

Di ranjang pelik aku terlelap

Mendekap hening sunyi senyap

Rasa-rasanya ingin sekali kau kubisiki

Bahwasanya tiada bara sesejuk ini

Dan bila detik tak kunjung pergi

Ku kan tetap melukis lagi


PATI, 09-10-2021


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.