SEUNTAI JANJI

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 SEUNTAI JANJI

Oleh: Chandra Erza F.O.


Sebuah puisi bertemakan sepi itu terus menghantui ku

Berharap pada suatu janji yang belum pasti

Tapi tenang,  walau tidak ada kabar

Puisiku akan terus berlanjut hingga berlembar-lembar


Meskipun rasanya sangat hambar

Dengan kalimat yang berantakan

Spasi yang tidak beraturan

Seperti itulah membuat puisi tentang suatu kepergian


Hancur nan lebur hatiku

Pada jejakmu mulai terkubur

Aku telah kehabisan cara untuk bertemu denganmu yang jauh di sana

Menyapa dengan puisi itupun tak ada


Aku tidak memiliki kata-kata yang dapat ku rangkai

Kecuali dengan alasan untuk bicara

Di sisi lain ku tak akan berhenti dalam percaya

Sebab, ada doa yang bisa menjadi perantara hubungan kita





""TERKOYAK SEPI""

Oleh: Chandra Erza F.O.


Aku berjalan di pasir-pasir putih nan halus itu

Kaki melangkah seiring nuansa air laut yang tenang 

Perlahan-lahan 

Aku coba menelusuri lalu menyelami


Bisikan pantai mulai terdengar ditelinga

Ia berbisik ""Mengapa engkau sendiri?, di sini sepi tak berpenghuni dan hanya kamu sendiri, tak didampingi dan juga tak ditemani""

Aku hanya terus jalan menyusuri pantai ini

Mata yang terus memandangi indah nya lautan


Setelah aku mempelajari 

Tentang alam yang aku telusuri

Kesana kemari

Tetaplah aku seorang diri


Sang semesta,

Dalam ragaku memang hidup tapi jiwanya kembali redup

Seseorang yang menanam benih cinta di dalam hati ini 

Tapi kemudian ia pergi membawanya lari


Lalu, aku kembali sepi lagi

Sendiri lagi

Hampa lagi

Dan mati lagi untuk kesekian kali


Sungguh, aku terkoyak-koyak sepi

Sampai

Saat ini





""CENGKERAMA RINDU DAN TEMU""

Oleh: Chandra Erza F.O.


Rasa pahit dan manisnya kopi adalah perbincangan hati

Nikmatnya temu adalah rindu yang harus tergenapi

Waktu dan jarak segeralah tersudahi

Sebab rindu perlu memiliki titik temu

Untuk saling beradu dan bercumbu


Bersama kopi mari berdiskusi

Tentang rindu, temu dan  kamu

Aku terduduk diam dan melamun di atas meja

Dengan selembar kertas putih dan sebuah pena

Diantara kopi dan cerita puisi rindu yang sama


Selama kau masih duduk manis dan manja

Kata-kata rindu dan temu tak akan ada habisnya

Percayalah, rindu ini sudah aku susun dengan rapi

Demi sebuah temu yang kian menghampiri


Harapku sederhana, tunggulah di batas kota

Dan kubawakan cerita rindu lengkap dengan endingnya

Kita menyatu, karena temu dan rindu

Lantas, sudikah engkau merancang pertemuan kita?

Aku tunggu jawabanmu!


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.