https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati puisi di bawah ini:
"(1)
Asa
Tinta hitam menggores kata di helai putih...
Menyusun diksi-diksi guna merangkai ungkapan...
Sebuah ungkapan yang telah di tata oleh asa...
Rasa yang juga masih haus akan kepuasan...
Mendung semendung hati...
Derai-derai menyentuh kegudahan...
Gelap kian kelam...
Kemerlap cahaya entah kemana hilangnya...
Ditinggalkan tanpa sebab adakah yang tau?
Terasa dejavu dan perih...
Langakah kaki itu perlahan menghilang...
Namun bayang-banyangan kenangan enggan meninggalkan...
Seceracah hati masih mendamba keajaiban...
Akankan nanti akan datang kembali
Dia yang telah pergi...
apakah pantas untuk masih merindui...
Sedangkan semua telah lenyap seperti sang mentari yang tenggelam di ufuk barat...
(2)
UNTUK RINDU
Rindu bukan kata yang di sebut mudah
Merindu bukan kata yang di sebut ringan
Nyatanya semua berat
Nyata semua membuat rasa hampa
Memandang indah cakrawala
Manatap aduhai semarak awan
Berbagi sedikit rasa rindu pada semilir angin
Berharap sedikit meringankan beban hati.
Untuk rindu dari jauh
Untuk rasa rindu yang tidak tahu apakah hanya sepihak
Untuk rindu yang telah dititip pada dersik-dersik
Apakah semua nya hanya akan seperti ini
Katakanlah bahwa rindu ini akan pergi
Dengan seiring berjalanya waktu
Dengarkan lah, rindu itu terlalu berat untuk di rasa
Hingga oh mohon obati rasa sakit dari kerinduan ini
(3)
Cinta dalam hening
Cinta datang tanpa di undang
Meletakan perasaan diam-diam
Menatap penuh damba di kejauhan
Mendengarkan dayuan sahydu indah suaranya.
Mencintai dalam keheningan..
Ternyata..Hanya ikut menggores hati
Mencintai dalam keheningan...
ternyata hanya ikut membuat lara..
Cemburu apakah pantas?
Mengingat cinta hanya sepihak
Merasa tersakiti sendiri
Tentu,,, karena diri telah berani membangun kata yang kerap di sapa mencintai dalam diam.
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.