"MELUKIS BAYANGAN SEMU

 "MELUKIS BAYANGAN SEMU 

Karya: Nurfajar Alamsyah, S.Pd


Andai selaksa gemintang bersandar di ufuk seteduh kalbu.

Alunan takdirnya bercengkrama tanpa sekat, ruang dan waktu.

Meskipun cinta ini memikat gurat bergamis madu.

Namun cahaya sukmamu laksana berkaul ke tempat keramat ijuk tak bersaga, lurah tak berbatu.


Anila…

Walau bayangan redum mulai luruh di peraduan dan berbisik menyentak iman.

Gemuruh bergema membelah cakrawala membuat aliran darah tenggelam pada ampunan.

Adakah sekelumit nasihat lebih bijak dari kepercayaan?

Takkan indah memelukmu kembali dalam ibadah selain pengorbanan.


Anila...

Ketika selubung lara ini mengguncang patahan raga sampai berbusa.

Remuk mendera hati berteriak buntara meronta-ronta.

Ketika serayu mendekap dalam untaian kasih melukiskan sebait aksara.

Kembalilah agar senyum lentikmu melekat erat di benak sunyi mengantarku ke tepi telaga.


Anila…

Di atas sebuah pusara kududuk kembali tanpa bicara.

Setelah bisikan menggeming sejuk di sela-sela telinga.

Segelintir makna tak butuh arti kudapati masih bermetafora.

Sebab kehidupan ini hanya amanah dan titipan Sang Pencipta.



Pojok Literasi, 14 Juni 2022"


Previous
Next Post »

2 σχόλια

Write σχόλια

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.