Unavoidable Reincarnation - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Unavoidable Reincarnation

Karya: Humaira Winalda Pasha


Mindination, 26 Oktober 3021.

   Hazel Robbinson. Seorang pria miskin, anti sosial, dan serakah yang hidup di tengah zaman yang serba modern ini. Hazel ini miskin, padahal ia merupkan seorang reinkarnasi dari raja terdahulu yang bernama North Robbinson yang dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, dan kaya raya. 

   Dua hari berlalu setelah ia mengetahui bahwa dirinya adalah hasil reinkarnasi dari seorang raja, Hazel yang miskin mulai menyusun rencana.

“Aku akan pergi menjelajah waktu,” ucap Hazel pada cyborg yang merupakan temannya, Jung Anson.

“Kemana? Aku yakin kau akan tersesat,” ucap Anson terlihat sedikit meragukan Hazel. Yang benar saja pria anti sosial itu ingin menjelajah waktu. Seluk beluk tempatnya tinggal saja Ia tak terlalu hafal. 

“Kau tak perlu tahu. Dan aku tidak akan tersesat.” final Hazel lalu melenggang pergi menuju perpustakaan pribadinya.

   

   Hazel kemudian mencari chip yang berisi silsilah leluhurnya untuk memastikan. Tak lupa mencari biografi keluarganya yang merupakan hasil reinkarnasi atau mengalami reinkarnasi. Lalu hazel memasukannya kedalam tas untuk ia bawa nanti.

   Kemudian saat Hazel membaca sejarah pada masa pemerintahan Raja North dan Istrinya, Ratu South. Dan tak lupa melihat gambar istana kerajaan pada masa itu. Saat sedang serius membaca sejarah,

BRAK

Pintu perpustakaan miliknya dibuka dengan kasar. Siapa lagi kalau bukan cyborg nya yang paling baik hati, Jung Anson.

“Tidak bisakah kau membukanya secara perlahan?” tanya Hazel sembari menahan rasa kesalnya.

“Tidak,” balas Anson dengan wajah datarnya.

“Aish! Jadi, Jung Anson yang terhormat. Apakah yang membawamu kesini dengan santai? Huft.. sepertinya aku akan mengganti pintu itu dalam waktu dekat,” keluh Hazel dengan nada pelan.

“Webglass milikmu retak. Bagaimana caranya kau bisa pergi kesana tanpa memakainya? Kau pasti akan tersesat,” Ucap Anson sembari menyerahkan kotak putih berisikan webglass. Hazel menerimanya lalu terdiam sesaat.

“Huft.. penemuan pertama ku. Baiklah, aku akan memperbaikinya terlebih dahulu. Terimakasih Anson, tenyata kau berguna.” ujar Hazel lalu membawa kotak tersebut ke gudang untuk memperbaikinya.


   5 jam berlalu, dan webglass miliknya tampak seperti baru. Dan mungkin, ini saatnya misi Hazel dimulai. Dengan berbekal chip dan webglass miliknya ynag canggih, Hazel yakin ia tak akan tersesat.

   Berjalan ringan di trotoar yang penuh oleh guguran daun kering menuju stasiun mesin waktu yang berada di pusat kota. Sesampainya di stasiun, ramai lalu Lalang orang datang dan pergi. Ada yang terburu-buru dan ada pula yang santai. Dan terlihat bahwa setiap kalangan menggunakan mesin waktu hari ini. Dan tiba saatnya untuk Hazel menggunakannya. Memasuki jalur untuk mengisi digit tahun yang ingin dikunjungi, namun sepertinya Hazel tertimpa sial. Ia lupa tahun berapa yang harus Ia kunjugi.

“Ya ampun, bagaimana aku bisa lupa hal yang sangat penting untuk rencanaku ini?” monolognya sembari mengerutkan kening. Berusaha berfikir keras mengingat digit angka.

“Tuan! Bisa lebih cepat?”

“Iya! Aku sedang terburu-buru,”

“Tuan lama sekali,”

“Mengapa antreannya tidak maju?” 

Bebagai sahutan muncul dari arah belakang sehingga Hazel menekan digit angka dengan tergesa dan terkesan asal.

“Berapa tadi? 2017? Ck. Semoga tepat.” Monolognya dan bergegas memasuki mesin waktu. Semoga berhasil, Hazel.


   Dikarenakan pada tahun 2017 belum ditemukannya mesin waktu, akhirnya Hazel mucul ditengah keramaian pasar tradisional dengan kondisi yang sekan terhempas. Lalu melihat kanan-kiri. 

“Ekhem. Permisi, boleh saya bertanya?” ucap Hazel pada seorang gadis muda yang melewatinya. Gadis itu menghentikan langkahnya. 

“Tentu,” balas gadis itu dengan ramah.

“Saya---”

“Kau ingin bertanya siapa raja sekarang? Tahun berapa ini? Dan mungkin arah menuju istana. Benarkah itu?” tebak gadis itu dengan cepat. Hazel kebingungan dan akhirnya mengangguk.

 “Haha baiklah. Sekarang masih di masa pemerintahan Raja North Robbinson. Lalu sekarang tahun 2017 dan, kau bisa mengetahui arah istana menggunakan webglass yang kau pakai itu. Asal kau tahu, kita ini satu zaman. Aku juga sedang menjelajah waktu. Penampilanmu secara tak langsung bisa dengan mudah mendeskripsikan dirimu.” Ucap gadis misterius itu lalu pergi meninggalkan Hazel yang masih mematung ditempatnya.

“Huftt.. ternyata benar. Baiklah, mari ke tujuan awal.” Final Hazel lalu mengaktifkan webglass nya.


   Hazel kira jalan menuju istana sangat mudah dilewati. Namun siapa sangka Hazel harus melewati semak-semak yang tebal, sungai kecil, dan jembatan gantung yang untungnya masih layak untuk dilewati. Berbagai rintangan sudah Ia lewati. Betapa kesalnya ia saat menoleh ke kiri. Disana terdapat jalan setapak yang Hazel tebak adalah jalur yang bisa saja Ia lewati sejak awal tanpa harus melewati banyak rintangan. 

  Meredam rasa kesalnya, Hazel memutuskan untuk duduk di padang rumput yang berada tak jauh darinya. Angin sejuk berhembus menjadikan rumput-rumput disana seakan menari. Menghembuskan nafas Lelah, lalu meneguk seperempat air mineral yang Ia bawa. Rasanya Hazel ingin menyerahdan Kembali ke zamannya. Namun urung ketika melihat nasibnya pada masa itu. Ingin menangis meraung-raung dan mengadukan nasibnya pada Tuhan. 

   Selesai dengan renungannya, Hazel memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya menuju istana. Tak lupa, sedikit merubah tatanan penampilannya agar tak terlalu dicurigai. Hazel memasuki gerbang istana yang kebetulan sedang terbuka lebar. Berjalan dengan santai tak lupa tersenyum ramah kepada penjaga istana yang berpapasan dengannya. Namun, senyum ramah itu berubah menjadi senyum kaku tatkala ponsel di sakunya berdering dengan nyaring.

   Seketika pengawal yang berada disekitarnya menoleh kearahnya dan memasang tatapan mengintrogasi. Bahkan salah satu penjaganya mengeluarkan pedang.

“Apa itu? Kau tahu, tidak boleh ada hal yang mencurigakan di area istana,” ucap salah satu pengawal memperingati.

“A-akuu.. em, aku bisa menjelaskannya,” ucap Hazel dengan sedikit gemetar.

“Jelaskan itu pada raja, orang asing.” Salah satu pengawal pun membawa Hazel yang sedikit memberontak ke penjara bawah tanah.

Namun kemudian, Hazel hanya pasra dibawa oleh pengawal. Hazel fikir, ia kan tidak bersalah jadi ia pasti akan aman. Toh, ia hanya disuruh menjelasan ponselnya pada raja.

“Jangan kabur!” perintah seorang pengawal.

“Ya, ya, terserah.” Jawab hazel tak peduli. 

Setelahnya pengawal itu pergi untuk memanggil raja. Hazel yang kesal langsung membuka ponsel nya untuk melihat nama si penelepon. Dan tertera nama Jung Anson disana. 

“Huft.. cyborg ini,” keluh Hazel lalu membuka ponselnya menggunakan fingerprint. Kebetulan sekali, Anson meneleponnya Kembali.

“Hal—”

“Periksa rumahmu, aku sedang diluar.” 

PIP

   Hazel yang penasaranpun membuka chipnya dan segera melihat CCTV rumahnya. Disana terlihat rumahnya sedang mengeluarkan sinar hologram yang sangat terang. Hazel harap tidak akan ada hal serius yang terjadi.

“Ekhem,”

“Oh, salam paduka raja,” hormat Hazel ketika matanya bertemu dengan raja. Raja tersenyum hangat.

“Aku mendengar semuanya dari para pengawalku. Langsung saja, aku akan panggilkan rakyatku untuk berkumpul di aula. Dan aku meminta kau untuk menjelaskan bagaimana teknologi di masa depan.” Jelas raja. Mendengar itu, Hazel langsung gemetar. Oh, ayolah! Hazel ini payah di bidang public speaking.

“O-oh baiklah.” Jawab Hazel pasrah.

   Sampai di aula istana, Hazel dikejutkan oleh banyaknya warga yang berkumpul. Menyiapkan nyali, dan memulai menjelaskan. Jantungnya berdetak tak karuan seakan ingin jatuh ke perut. Sungguh, Hazel benci ini!. Kata demi kata, kalimat demi kalimat terlontar dari lisan Hazel. Mulai saat ia menjelaskan robot humanoid, cyborg, webglass, mesin waktu sampai chip yang ia miliki.

  Setelah selesai, rakyat Raja North meminta agar di putarkan video tentang masa depan dan Hazel memenuhinya. Hazel memutuskan untuk emulai aksinya itu saat semua orang tengah fokus menonton tayangan. Keluar dari aula, dan mengendap mencari brankas istana. Mengandalkan webglass yang ia punya, dan akhirnya ketemu! Hazel membuka pintu brankas itu dengan pin yang ia dapat.

CTAK

Brankas pun terbuka, Hazel segera masuk dan mengambil harta kekayaan Raja dan Ratu Robbinson. Lalu Hazel memasang portal waktu disana, dan Kembali ke masanya. Sesampainya disana, ia dikejutkan oleh banyak nya warga yang mengerumini rumahnya yang berubah menjadi mewah. Tiba-tiba Hazel ditarik oleh Anson dan cyborg itu menjelaskan apa yang terjadi. 

“Kau diangkat menjadi seorang pemimpin 2 tahun lalu. Dan kau menjadi pemimpin yang licik semenjak kau berhasil mengambil harta kekayaan milik raja terdahulu. Dan kau juga sudah banyak memakan uang warga. Kini, warga meminta uang mereka kembali.” jelas Anson. Hazel terkejut.

“Hei semuanya! Walikota Hazel akan mengembalikan uang kalian!!” belum saja Hazel menjawab, Anson sudah mengumumkannya. Baiklah, Hazel pasrah.

Lalu Hazel dan Anson mulai mengembalikan harta rakyat menggunakan hasil curiannya. Mulai dari uang, emas, perak, hingga berlian. Dalam sekejap, hartanya habis tak tersisa. Dan Hazel pun turun jabatan. 

“Anson! habis sudah hartaku,” keluh Hazel mendramatisir saat membagikan harta terakhirnya.

“Itulah pentingnya berfikir Panjang sebelum bertindak. Selamat, Hazel Robbinson! Miskin tetaplah miskin.” ujar Anson mengejek.

“JUNG ANSON!” 


THE END



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.