TAKDIR- Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 "TAKDIR

Oleh : Dakhabanifit 

Instagram : @dakhabanifit _1453 


“Di setiap kehidupan makhluk memiliki takdir, takdir yang baik atau takdir yang buruk , mau itu hewan, tumbuhan, ataupu manusia.”

Ini aku sahla salma yang selalu bertanya mengapa Allah memberikan aku takdir yang seperti ini? sambil menangis, mengeluh, di setiap hari, Mengapa?

Berawal dari aku yang tak memiliki paras yang elok dari sejak kecil. Saat dari Taman kanak - kanak aku tak memiliki teman perempuan yang banyak seperti layaknya anak - anak kecil lainnya, hanya memiliki dua orang temen perempuan, aku juga heran mengapa mereka berteman dengan ku, yang satu bisalah dibilang sebab nya karna sepupu, yang seorang lagi entah mengapa dia ingin berteman dengan ku. jika suatu hari nanti aku diberi kesempatan untuk berjumpa dengannya, akan begitu banyak terima kasih yang harus aku katakana padanya.

Setelah menyelesaikan 4 tahun di taman kanak-kanak aku melanjutkan Pendidikanku ke sebuah madrasah ibtidyah di kotaku, disini kehidupanku yang baru pun dimulai. Disini aku mulai bertemu dengan teman-teman yang mengasyikkan, aku menjalani hari-hariku seperti anak pada umumnya, bermain , bercanda, tertawa,dan lainnya. Hidup ku penuh warna tak lagi kelabu. Namun layaknya Pelangi setelah hujan, kebahagiaan ini tak berlangsung lama. Aku diharuskan untuk berpisah dengan mereka, aku pindah sekolah ke sebuah Sekolah Dasar Islam Terpadu, Pelangi perlahan Kembali redup di gantikan dengan awan kelabu, kehidupanku di taman kanak-kanak dulu Kembali terulang. Pembulian non verbal kerap menghampiri, Mentalku Kembali diuji. Ku mulai Kembali merasa sendiri, hanya air mata dan rasa sakit yang terpendam yang senantiasa setia menemani sepiku. Tak ada siapapun yang peduli akan hidupku.

Ditahun kelima sekolah dasar, seseorang yang kuanggap berjasa dalam hidupku memberiku sebuah buku dengan motif garis-garis ungu. Dia mengatakan agar aku mengeluarkan semua apa yang aku rasa dalam bentuk tulisan. Memang awalnya aku suka menulis, namun sebelumnya aku tidak berfikir untuk bangkit dari rasa sakit melalui menulis. Disaat itulah aku mulai menyembuhkan rasa sakit dengan menulis diary, walaupun masih belum bisa berdamai sepenuhnya dengan rasa sakit ini, terkadang aku masih sering mengeluh, rasa ingin menyerah kerap kali menghampiri, namun alhamdulillah,aku sudah mulai bisa mengatasinya. Hingga akhirnya aku memasuki tahun terakhir di masa sekolah dasar. Disini aku mulai Kembali memiliki seorang teman dekat. 

Waktu terus berputar, hingga tiba waktunya aku lulus sekolah dasar, dan melanjutkan Pendidikan ke sekolah menengah pertama. Disini aku melanjutkan ke sebuah sekolah berasrama. Seperti sekolah asrama pada umumnya, dimana dari bangun tidur hingga tidur lagi semuanya ada aturan. Jika melanggar akan dikenakan sanksi. Jika boleh memilih aku sungguh tak ingin untuk bersekolah disini, namun aku tidak memiliki pilahan lain, selain menjalankan perintah mama.

Hari-hari buruk kembali mengisi kehidupanku, disini aku merasakan yang Namanya diremehkan, diperlakukan seolah aku tak berguna, kehilangan tempat untuk aku bercerita, tidak ada seorangpun yang mau mendengar curahan hati aku. Walau begitu banyak rasa sakit yang kudapat, aku tetap harus menjalani hari-hari ku dan berusaha ikhlas untuk menerima takdir ini. Hingga aku menginjakkan kakiku di tahun kedua sekolah menengah pertama, aku mulai sering sakit di asrama, hingga akhirnya mama memutuskan untuk konsultasi kedokter. Dan disini aku divonis mengindap epilepsi, awalnya tentu saja aku tidak mengetahui apa-apa tentang epilepsi. Karena saat dokter menjelaskan aku diminta keluar dari ruangan, saat mama keluar mama hanya mengatakan bahwa aku harus menjalani MRI. Aku berfikir itu hanyalah penyakit biasa yang tak berbahaya, seperti maag biasa. Hingga suatu hari Ketika kedua kakaku dan mama juga aku sedang makan, kakaku bertanya kepada mama, “ma, sebenarnya adek sakit apa sih, kenapa sering banget pulang gara-gara sakit.” Saat ibu mengatakan aku mengidap epilepsi, sontak kedua kakakku menghentikan suapan mereka. Disini aku mulai merasa aneh, kenapa mereka responnya se berlebihan itu. 

Awalnya aku masih tidak terlalu peduli, hanya sedikit penasaran, tapi juga tidak ada upaya untuk menuntaskan rasa penasaran itu, hingga aku menginjak tahun terakhir sekolah menengah pertama, disaat itulah aku mulai browsing tentang penyakit ku. Saat pertama kali mengetahui tentang epilepsi, rasanya duniaku hancur. Epilepsi atau ayan terjadi akibat dari kelainan genetic atau cedera otak yang dialami, atau bisa juga karena kelebihan zat listrik antara sel otak, yang membuat si penderita kejang-kejang dalam waktu singkat ataupun Panjang, bahkan si penderita juga bisa kehilangan kesadarnnya. Dan penyakit ini hanya bisa dilakukan perawatan, namun untuk menyembuhkannya belum ditemukan caranya.

Saat semua takdir yang begitu sakit menimpaku bertubi-tubi aku hanya mampu untuk berusaha menerima takdir ini, hingga suatu hari aku berfikir untuk bangkit, aku mampu menjalani ini semua, disini aku mulai membaca buku-buku motivasi, perjalanan orang-orang yang berhasil bangkit dari keterpurukan. Dan alhamdulillah sekarang aku telah berhasil menata kembali arah hidupku, takdir pahit yang menemaniku selama ini telah berhasil aku taklukkan. Dia tidak akan mampu mengalahkan aku lagi, itulah tekadku sekarang, esok maupun nanti. 

“kebahagian kita yang menciptakannya, namun tujuan dari hidup yang sebenarnya adalah bagaimana kita bisa Bahagia di akhirat kelak. Iya, disanalah kebahagiaan abadi yang tidak akan pernah hilang, tetaplah berjuang, jangan pernah menyerah pada keadaan.”  

“Dan disetiap kehidupan seseorang ada masa lalu dan masa depan,yang ia harus pergi bangkit menuju masa depan serta, pulang untuk menjemput masa lalu sebagai alat tempur  untuk pergi...""




"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.