Utusan Tuhan- Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


 Utusan Tuhan

Oleh Majda Qudsiyatul Malikh


Aku tak tahu bagaimana plot twist sang Pencipta mengisahkan tentang hidupku. Mengarungi tirta amarta itu 'tak mudah. Namun, berbekal iman dan taqwa semua itu pasti akan terlewati layaknya air sungai yang menguap dan menjadi gumpalan awan, kemudian turun kembali ke bumi berupa tetesan air hujan. Simpel bukan?


Masih teringat olehku bagaimana atma ini merasakan lelah dan 'tak memiliki semangat untuk menikmati takdir, karena keputusasaan itulah Allah hadir dan memberi petunjuk agar aku kembali bangkit melalui perantara makhluk-Nya.


Siang itu rasanya takdir sedang mengajak becanda ataukah memang mau mengujiku? Entahlah .... Ketika aku dan temanku--Afi ke sebuah cafe ternyata alamatnya salah dan keliru memasuki di cabang yang lain. Lucu bukan?


Akhirnya kuputuskan menelpon seseorang untuk shareloc, dan ternyata jaraknya masih jauh. Oh Tuhan, malang sekali nasibku. Batinku waktu itu. Awalnya kupikir kuat untuk menempuhnya dengan jalan kaki, namun apalah daya diri ini yang bukan seorang atlet ataupun super hero. Nyatanya, tenaga ini 'tak sekuat itu dan berujung memesan grab car lagi.


Kejadian lucu terulang kembali untuk kedua kalinya di kala aku dan Afi menunggu mobil datang di perentalan atau deler mobil. Ada dua orang penjaga datang menghampiri kami dan promosikan dagangannya. ""Mbak, mau beli mobil, ya? Kita ada keluaran terbaru nih? Monggo, bisu dilihat-lihat."" Aku hanya bisa membatin dan menahan tawa. Apa kami terlihat seperti nona kaya? aamiiiin ....Siapa tahu Allah mengijabah doa ini.


Tak lama kemudian, mobil orderan pun datang. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, sampailah kami di tempat tujuan. Terlihat seseorang yang kami cari melambaikan tangannya, seolah memberi isyarat untuk duduk di sana.

Lama sekali kita mengobrol dan bercerita banyak hal hingga ke topik inti yang memang menjadi tujuan pembahasan. Aku merasa apa yang orang itu katakan adalah sentilan buat kesedihanku, menjadi penyangga harapan yang selama ini kucari, pengokoh tekad untuk melanjutkan petualangan hidup.


Aku sadar, minimnya pengetahuan mengenai bahasa Arab bukan berarti menyusutkan semangat, melainkan menjadi magnet dan tantangan tersendiri untuk menaklukkan, mempelajari dan memahami bahasa unik itu selama mau berusaha dan berdoa.


Benar apa yang dikatakan orang tersebut, kemampuan akan dikalahkan oleh kemauan. Dia juga berkata, ""Majda, ibarat kamu mandi jam 3, apa bukan berarti ana tidak? Hanya saja bedanya  di sini kamu mau, sedang ana tidak. Nah, paham, kan dengan konsep kemauan di sini? Ana akan temenin sampai bisa, bahkan sampai skripsi."" Motivasi dan janjinya kala itu ibarat api yang membakar semangatku dan menjadi tameng ketika putus asa akan merayu jiwaku.


Sungguh, alur ini sangat indah, Tuhan. Aku yakin, suatu saat pahitnya kerja keras saat ini akan berubah menjadi madu yang teramat manis tiada tandingannya. Makhluk utusan--sahabat terbaik adalah bentuk sayang-Mu untuk mengingatkan bukti cinta-Mu. Kopi hitam dan ice matcha menjadi saksi lautan ilmu dan madah kasih persahabatan di antara 3 insan yang berbeda kubu."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.