Singgah - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Singgah


""Selamat pagi sayangku cantikku bidadariku"" sapa laki laki itu kepada pacar barunya. ""Apaan si alay banget"" jawab Amanda, Adriyan hanya ketawa geli melihat wajah pacarnya yang sebal bercampur malu itu. ""Iya iya jangan marah marah gitu dong masih pagi nanti cantiknya hilang loh"" goda Adriyan. ""Hmmm"" Amanda hanya berdehem menanggapi pacarnya itu, ""nanti sore aku mau nonton"" lanjut Amanda sambil berjalan menuju kulkas untuk mengambil es krim. ""Nonton? Sama siapa? Dimana? Jam berapa? Naik apa?"" Adriyan memberi Amanda dengan pertanyaan yang beruntun, ""Nanti sore jam 4 aku mau nonton sama Natasha, di mall yang biasa"" jawab Amanda. ""Ohh gitu, aku ikut ya"" rengek Adriyan kepada Amanda, ""gak boleh, aku mau quality time sama Natasha"" tolak Amanda lalu menyuapkan satu sendok es krim ke dalam mulutnya, Adriyan mengerucutkan bibirnya, Amanda menyendok es krim dan menyuapkannya kepada Adriyan. ""Udah jangan cemberut gitu, minggu depan kita nonton"" ucap Amanda menenangkan Adriyan, ""iyaa"" jawab Adriyan pasrah. Keadaan senyap, tidak ada yang menambah obrolan, mereka menonton film di ruang tamu sambil memakan es krim hingga sore.


""Amanda cantik, Adriyan pulang dulu ya udah jam segini"" pamit Adriyan, ""maaaa Kak Adriyan mau balik nih"" Amanda berteriak memanggil mama nya memberitahu bahwa pacar kesayangan nya itu akan pulang. ""Astaga Amanda, bisa pelan pelan aja ga sih manggilnya ga perlu teriak teriak, anak cantik gak boleh teriak teriak"" ucap mama Amanda. ""Tau tuh te, cantik cantik tapi suka nya teriak teriak udah kayak panitia ospek"" jawab Adriyan lalu menambahkan kekeh an di akhir ucapannya. ""Suka suka Amanda lah, wle"" Amanda menjulurkan lidah mengejek Adriyan. ""Tante, Adriyan pamit pulang ya udah jam segini"" Adriyan berpamitan kepada mama Amanda dan mencium tangan mama Amanda. ""Hati hati ya calon mantu"" goda mama Amanda, Adriyan hanya tersenyum malu dan mengeluarkan motornya dari garasi, melambaikan tangan kepada Amanda dan mama Amanda lalu melajukan motornya, ""hati hatiiii"" teriak Amanda, ""huss"" mama Amanda mencubit lengan Amanda dan masuk ke dalam rumah.


Amanda mandi dan bersiap diri untuk pergi menonton, ""ma, Amanda pamit nonton ya sama Natasha"" ucap Amanda sambil mencium tangan mamanya, ""iya sayang hati hati ya pulangnya jangan malem malem"" jawab mama Amanda, ""iya ma"" balas Amanda lagi. Amanda menyampiri Natasha yang sudah menunggu di depan rumah Amanda membawa mobil pribadinya. ""Halo Natasha"" sapa Amanda sambil membuka pintu mobil dan masuk, ""hei, cepet juga ya lo siap siapnya"" ucap Natasha diakhiri dengan ketawa kecil. ""Iya lah, gue gak pernah ribet"" jawab Amanda sambil menyombongkan dirinya, Natasha hanya memutar bola matanya dan menjalankan mobil pribadinya. Tidak ada yang membuka suara selama perjalanan, hanya terdengar suara musik yang memenuhi telinga mereka berdua.


Sesampainya di mall, mereka langsung menuju ke tempat bioskop di lantai 4. ""Man, nonton apa"" tanya Natasha, ""terserah lo deh Nat gue ngikut aja"" jawab Amanda. Natasha memesan 2 tiket bioskop, film yang akan mereka tonton dimulai 1 jam yang akan datang, mereka memutuskan untuk mengisi perut mereka dulu sebelum film nya mulai. Handphone Amanda berbunyi menampilkan nama nomor tidak dikenal, Amanda mengangkat telfon itu. ""Halo"" sapa Amanda, ""permisi, apakah ini benar dengan nona Amanda, saya dari pihak polisi ingin memberi tahu bahwa ada seorang pria atas nama Adriyan mengalami kecelakaan dan dilarikan ke Rumah Sakit Citra Medika"", ""terima kasih pak"" ucap Amanda dengan suara bergetar menahan tangis, Amanda mematikan telfonnya dan memberi tahu Natasha bahwa Adriyan berada di rumah sakit, Natasha terlihat terkejut mendengarnya, mereka berdua bergegas menuju rumah sakit.


Sesampainya di rumah sakit,

""Permisi suster, pasien atas nama Adriyan yang kecelakaan berada di ruang berapa ya"" tanya Amanda dengan buru buru, ""oh korban kecelakaan tadi, mari saya antar kak"" jawab suster tersebut lalu mengantarkan Amanda dan Natasha ke ruangan Adriyan. Sesampainya di kamar Adriyan, tangis Amanda semakin pecah melihat Adriyan terbaring lemas di kasur dengan luka luka di seluruh tubuhnya, Amanda berlari dan memeluk Adriyan tidak menghiraukan Natasha dan dua teman Adriyan, Rafael dan Angga. ""Ini gimana sih kejadiannya kak?"" tanya Natasha kepada kedua teman Adriyan tersebut. ""Tadi, di perjalanan berangkat nongkrong, Adriyan diserempet mobil yang jalannya kenceng, Adriyan kaget terus jatuh deh, si pengendara mobil tabrak lari"" jawab Angga. ""Ohhh gitu"" Natasha mengangguk faham apa yang dijelaskan oleh Angga, Amanda duduk di samping tempat tidur Adriyan sambil memegang tangan Adriyan. Tidak terasa, Amanda mulai tertidur, sedangkan Natasha, Rafael dan juga angga duduk di sofa sambil mengobrol.


""Amanda"" ucap Adriyan dengan setengah sadar, Amanda terbangun dan ia merasa senang Adriyan siuman. ""Makan dulu, nih udah gue beliin makan"" Natasha memasuki ruangan sambil membawa e porsi bubur ayam, ""makasih ya Nat"" balas Amanda, Natasha hanya menganggukkan kepalanya dan memakan buburnya, ""oh ya, Kak Rafael sama Kak Angga tadi pamit pulang, udah sore soalnya"" tambah Natasha. ""Aku suapin ya"" ucap Amanda kepada Adriyan, Adriyan mengangguk dan mulai memakan buburnya dengan disuapi oleh Amanda. ""Gue balik pulang dulu ya Man, Yan"" sahut Natasha sambil membereskan sampah makannya, ""iya Nat, makasih ya, nanti kalo mama gue cariin gue, bilang kalo gue nemenin Adriyan di rumah sakit ya"" jawab Amanda, Natasha mengangguk dan pergi dari ruangan Adriyan.


Amanda setiap hari menemani Adriyan di rumah sakit dan merawat Adriyan dengan sepenuh hati, mulai dari menyuapi Adriyan makan, memberi minum, menyiapkan obat, sampai membantu Adriyan berjalan. 3 hari berlalu, Adriyan kesehatan Adriyan mulai membaik, Adriyan sudah bisa berjalan lancar dan akhirnya dokter memperbolehkan Adriyan pulang ke rumah.


""Pelan pelan jalannya"" ucap Amanda, ""aku udah sembuh sayang, tenang aja"" jawab Adriyan menenangkan pacarnya. ""Yailah bucin banget kalian"" sahut Natasha dari belakang, ""yeee iri bilang bos"" jawab Amanda sambil menjulurkan lidah mengejek Natasha. ""Aku pulang dulu ya, pasti mama nungguin di rumah"" karena Adriyan sudah sembuh kembali, Amanda pamit pulang. ""Iya hati hati, makasih ya sayang"" balas Adriyan, ""Yan, gue sama Amanda balik dulu ya, semoga lo cepet sehat"" ucap Natasha, ""gue udah sehat kali Nat, makasih ya"" balas Adriyan menanggapi Natasha. Amanda dan Natasha berjalan keluar dari kamar Adriyan dan menuruni tangga dan meninggalkan rumah Adriyan. Orang tua Adriyan sedang keluar kota, hanya ada bibi di rumah Adriyan jadi rumah terlihat sepi dan sunyi.


""Ahhh akhirnya rebahan juga di kamar"" ucap Amanda sembari menatap dinding langit kamarnya. ""Oh iya besok kan hari libur, Adriyan mau gak ya aku ajak jalan jalan, coba chat dulu ah"" Amanda mengambil ponselnya dan mengajak pacarnya untuk berlibur. Adriyan menolak ajakan Amanda dengan alasan ingin menjemput orang tuanya di bandara, Amanda memaklumi itu, Amanda beralih mengajak Natasha, sahabatnya. Begitu pula dengan Adriyan, Natasha menolak ajakan Amanda dengan alasan bahwa ia akan mengantarkan adiknya ke toko buku esok. Amanda termurung di kamar ""tumben banget mereka sibuk"" ucap Amanda lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.


Keesokan harinya, Amanda akhirnya memutuskan untuk menghabiskan waktunya sendiri dengan berkunjung ke kafe pojok kota yang biasa ia kunjungi bersama Adriyan. Amanda mengendarai mobilnya dengan santai dan menikmati hari liburnya, sesampainya di kafe, Amanda melihat seseorang yang tak asing baginya, Amanda menatapnya dari jauh dan menunggu agar ia dapat melihat wajah seseorang yang ada di dalam kafe tersebut. Adriyan dan Natasha, ya, 2 orang yang Amanda lihat di dalam kafe adalah Adriyan dan Natasha, pacar dan juga sahabatnya. Adriyan dan Natasha tampak bermesraan di bangku ujung kafe tersebut, Amanda tak dapat berkata kata, ia kembali menyalakan mesin mobilnya dan bergegas untuk kembali pulang, pikiran Amanda sangat kacau, hingga pada akhirnya..


""sayang, bangun"" ucap Adriyan sambil mengelus kepala Amanda. Amanda yang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit dengan berbagai macam alat medis yang tertempel di tubuhnya, Amanda membuka matanya ""Kak Adriyan, bagaimana kamu bisa ada disini"" suara lirih Amanda membuat hati Adriyan melemah. ""Aku dikasih tahu sama mama, katanya kamu kecelakaan, jadi aku buru buru langsung kesini mau lihat kamu"" jawab Adriyan. ""Aku ga kenapa kenapa kok, kamu bahagia ya sama Natasha"" ucap Amanda dengan suara lirih dan juga Elektrodiogram yang terdapat di samping tempat tidur Amanda menunjukkan kerja jantung Amanda yang semakin melemah. Adriyan kebingungan mengapa Amanda mengucapkan hal seperti itu, ""aku udah tau semuanya, maafin aku ya kalau belum bisa menjadi perempuan yang kamu mau hingga kamu harus mencari kebahagiaan lain di perempuan lain, aku sayang sama kamu"" lanjut Amanda, tanganya mengusap punggung tangan Adriyan, lalu tersenyum. Adriyan belum sempat membalas omongan Amanda, tiiiiiiittttt Elektrodiogram menunjukkan garis lurus, Amanda menghembuskan nafas terakhirnya dengan tersenyum dan meneteskan air mata dari ujung matanya. 


Hanya penyesalan yang diterima oleh Adriyan, ia selama ini menyia nyia kan perempuan yang tulus mencintainya dan menerima semua kekurangannya, tetapi ia lebih memilih perempuan lain, sahabat dekat dari perempuannya sendiri. 

Hingga detik ini, Adriyan merasa dihantui oleh penyesalan yang telah ia lakukan kepada Amanda, ia tak pernah berhenti menyalahkan dirinya atas kematian Amanda.






By

Dhiva Ayu Artaviana

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.