CULTURE SHOCK - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


CULTURE SHOCK

Dibuat oleh : Widianingrum


Suara ayam berkokok mulai berbunyi, yang menandakan bahwa hari sudah pagi. Di mana, pada pagi hari ini adalah hari pertama bagi mereka yaitu Ali, Arkan dan Bunga melaksanakan tugas dari kampus yaitu KKN. Mereka sudah berkumpul dan bersiap-siap di persimpangan jalan sejak pagi hari. Namun, ada salah satu teman mereka yang datang terlambat yang bernama Bunga. Bunga Ini sudah sangat terkenal tetapi, terkenalnya bukan karena sesuatu yang dapat dibanggakan melaikan, karena keterlambatannya. Setelah mereka semua berkumpul di persimpangan jalan tersebut, mereka akhirnya pergi juga.

Mereka ditugaskan di suatu desa yang terpencil dan konon desa tersebut masih sangat kental dengat adat istiadat kebudayaannya. Namun hal yang tidak disangka-sangka pun terjadi, saat dipertengahan jalan menuju desanya tersebut mereka mendapatkan musibah yaitu, ban mobil mereka bocor. Lalu si Bunga menyeletuk dan bilang “Kita belum sampe di desanya saja sudah mendapatkan musibah apalagi kalo sudah sampe disana”. “Huss.. jangan bilang gitu bunga”, ujar si Ali. 

Setelah mereka memperbaiki ban mobilnya, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan menuju desa tersebut. Sekian lama mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di gerbang utama di desa tersebut. Namun ada seoarang warga mendatangi kita dan bilang “Dek mau kemana”. Arkan menjawab,”Mau ke desa ini pak”. “Ohh adek mau ke desa ini, kalo adek mau ke desa ini harus menggunakan motor karena kalo menggunakan mobil tidak bisa dek soalnya jalananya kecil dan mobil tidak dapat masuk”, ujar si Bapak. Bapak tersebut menawarkan diri untuk mengantarkan kita menggunakan motornya tersebut. Mereka pun mengiyakan ajakan bapak tersebut dan meneruskan perjalanannya. 

Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menitan akhirnya, mereka sampai juga di desa tersebut. Ternyata mereka sudah ditunggu dan disambut oleh warga setempat dengan tari-tarian khas daerah tersebut dan mereka juga diberikan kain tenun khas desa tersebut. Setelah semua acara penyambutan selesai, Ali, Arkan dan Bunga mendatangi Kepala Desa setempat. Mereka berbincang-bincang dengan Kepala Desa tentang warga di desa tersebut bagaimana, terus apa saja pantangan-pantangan di desa ini dan berbagai hal lainnya yang terkait dengan desa ini.

Tak terasa hari mulai malam, mereka di antarkan oleh Pak Kades ketempat peristirahatan untuk menghilangkan lelah sebentar dan sabil mereka bersih-bersih. Karena nanti malam ada acara lagi di dekat rumah Pak Kades untuk menyambut mereka. Setelah mereka semua sudah rapi, mereka langsung menuju ke tempat acaranya. Di sana mereka di sambut lagi dengan berbagai atraksi yang dilakukan warga setempat. Mereka juga di suguhkan dengan makanan dan minuman khas tradisional di desa tersebut. Warga di sini juga ramah-ramah dan sangat welcome sekali sama mereka.

Awalnya mereka kaget apa yang di suguhkan tidak sesuai ekspetasi mereka. Meraka disajikan makanan yang sama sekali mereka belum pernah liat atau mencicipinya. Bunga bertanya kepada Ali dan Arkan, “Al, Ar ini apaan, kok aku belum pernahnya melihat makanan seperti ini”. “Sudah makan saja, kan tidak enak dengan warga di sini kalau kita tidak memakannya. Lagi pula nanti kita akan terbiasa juga dengan makanannya”, Arkan menjawab. “Iya Al”, Bunga pun menjawab, sambil menganggukkan kepalanya. 

Hari mulai larut malam, akhirnya acaranya pun selesai. Sebelum mereka kembali ke tempat peristirahatan, mereka membersihkan dan mengumpulkan sampah-sampah bekas acara tadi dengan warga setempat. Merasa semuanya sudah bersih mereka pun bergegas untuk ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.

Hari pertama yang cukup lelah akhirnya terlewatkan dngan cukup baik, walaupun banyak hal yang terjadi kemarin. Hari kedua dimulai dimana mereka melakukan survei terhadap desa tersebut, dan sambil mereka melakukan silaturahmi dengan warga tersebut. Ternyata mereka baru tahu kalau penduduk di desa ini manyoritas bekerja sebagai petani. Di tengah perjalanan mereka melakukan survei, mereka bertemu dengan salah satu warga dan mereka berbincang-bincang sedikit tentang hal-hal yang tidak boleh di langgar di desa ini. Warga tersebut memberi tahu bahwa kalo di desa ini tidak boleh berkata kasar atau berkata jorok, dilarang mandipada waktu magrib, dilarang kecing sembarangan, dilarang mengambil tanaman orang sembarangan apabila tidak ijin dengan orangnya, harus hormat dan sopan terhadap orang tua dan masih banyak lagi larangannya.

Apabila salah satu hal tersebut dilanggar maka, yang melanggar tersebut akan sakit. Namun warga tersebut tidak memberi tahu apa obatnya kalo orang tersebut melanggar hal tersebut. Sambil melanjutkan perjalan Arkan bertanya kepada Ali dan Bunga “Al, Bunga kalian percaya dngan yang dikatakan warga tersebut”. Ali menjawab, “Percaya tidak percaya kita ikutin saja peraturan di desa sini, dari pada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan”. Namun salah satu dari mereka yaitu Bunga tidak mempercayai hal-hal seperti itu, Bunga bilang “Halah palingan itu cuman mitos aja”.

Ali, Arkan dan Bunga melanjutkan surveinya ke warga-warga yang belum di kunjungi. Di jalan pulang menuju rumah Pak Kades mereka bertemu warung makan dan kebetulan juga perut mereka keroncongan karena cacing-cacing di perut sudah mulai lapar. Dan untungnya tugas survei mereka juga sudah selesai. Setelah semua makanan habis tanpa tersisa satu pun karena mereka saking lapernya.

Mereka melanjutkan tugas mereka untuk bertemu Pak Kades, untuk mengajukan proposal mereka tentang kegiatan yang akan mereka lakukan. Sesampainya di rumah Pak Kades Bunga langsung mengajukan dan memberikan proposal mereka ke Pak Kades. Pak Kades pun langsung membaca proposal tersebut dan bilang “Bagus, menarik juga proposal kalian. Boleh ini dicoba”. Mereka bertiga langsung tersenyum lebar. “Kapan kalian akan melaksanakan ini”, ujar Pak Kades. “Sesegera mungkin pak, kami akan melaksanakannya”, ujar Arkan. Bunga mengajukan pertanyaan “Pak saya ingin meminta tolong kepada bapak, untuk mengumpulkan warga di Balai Desa karena kita akan mensosialisasikan terlebih dahulu kepada warga setempat, apakah mereka setuju atau tidak”. “Oiyaiya ide bagus nak, besok saya kumpulkan warga-warga terlebih dahulu”, ujar Pak Kades. “Baik Pak, terima kasih”, ujar mereka bertiga. 

Hari mulai larut malam, keesokan paginya warga sudah berkumpul di Balai Desa. Mereka bertiga langsung memberikan informasi kepada warga setempat, bahwa mereka akan mengadakan akan mengadakan kegiatan. Di mana di setiap depan rumah mereka harus membuat semacam taman kecil yang isinya tanaman herbal seperti, kunyit, jahe, kencur, serai, dll. Tamanya dihiasi sekreatif mungkin menggunakan bahan bembu. Yang nantinya akan di perlombakan dan yang menjadi pemenangnya akan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar satu juta rupiah.

Ternyata warga tersebut setuju dan sangat antusias sekali dalam mengikuti kegiatan tersebut. Apalagi kalau ada hadiahnya siapa sih, yang tidak mau!!. Keesokan harinya mereka mengajak warga untuk bergotong-royong mencari bambu. Setelah mereka mendapatkan bambu mereka membagi masing-masing rumah mendaapatkan 5 bambu. Dan masing-masing warga harus membuat tamannya sekreatif dan seindah mungkin yang mereka bisa. 

Ali, Arkan dan Bunga juga membantu warga untuk membuat taman. Ali dan Arkan membantu bapak-bapak membelah dan memotong bambunya. Bunga dan para ibu-ibu memyiapkan makanan dan minuman untuk para warga. Setelah Bunga dan para ibu-ibu selesai membuat makanan, Bunga pun memanggil para bapak-bapak untuk beristirahat sebentar. Karena hari juga sudah mulai siang dan perut sudah mulai keroncongan, Bunga mempersilahkan bapak-bapak untuk menyantap makanan dan minuman yang di buat tadi.

Setelah mereka menyantap makanan dan minuman yang dihidangkan, mereka melanjutkan pekerjaannya tadi. Mereka juga berbincang-bincang dengan para warga tersebut tentang apa saja sih keindahan alam yang ada disini. Apkah bisa dikelola menjadi tempat wisata agar di desa ini terkenal dan bisa mendapatkan sumber penghasilan bagi warga yang tidak memiliki lahan perkebunan. Setelah berbincang lama dengan para warga, di desa ini ternyata memiliki keindahan alam yang sangat cantik yaitu terdapat wisata air terjun. Namun belum dikelola dengan maksimal.

Hari sudah mulai sore dan sebentar lagi suara azan berkumandang, para warga sudah bersimpun-simpun. Sedangkan Ali masih membelah bambu tersebut. Warga bilang, “Ali sudah li besok lagi di lanjutkan, sudah magrib pamali kalau kita melakukan suatu kegiatan nanti akan celaka”. Ali menjawab, “Nanggung pak sedikit lagi”.  Baru saja Ali selesai berbicara, tiba-tiba jari Ali berdarah terkena parang. Ali pun seketika langsung percaya, yang awalnya setengah-setengah percaya atau tidak percaya dan sekarang langsung percaya.

Segeralah Bunga membawa kotak P3K untuk mengobati si Ali. Dan membawanya langsung kekamar untuk beristirahat dan membersikan dirinya yang habis terkena darah dari jarinya itu. Sehabis Ali membersihkan diri mereka bertiga langsung berdiskusi mengenai wisata air terjun. Ali menanyakan kepada Bunga, “Gimana Bunga kamu setuju tidak, kalau kita memperbaiki wisata alam tersebut, serta mempromosikannya di media sosial agar orang-orang pada tahu kalau di desa terpencil ini punya wisata alam yang sangat indah”. Bunga menjawab, “Boleh,boleh.. ide bagus tu aku setuju”. Setelah mereka berdiskusi yang panjang, akhirnya mereka mengambil keputusan untuk memperbaiki wisata tersebut.

Pagi harinya mereka masih membantu warga untuk membuat taman, sambil mereka mengontrol satu persatu taman yang ada di depan rumah warga sudah sampai di mana perkembangannya. Ternyata sudah hampir mau seleasai dan antusias warga dalam mengikutui perlombaannya begitu besar. Setelah mengontrol  semuanya, Ali dan Arkan menyuruh Bunga untuk memesankan tanaman herbal atau tanaman obat-obatan tersebut langsung dari kota yang nantinya akan di bagikan kepada masing-masing warga. 

Keesokan paginya, akhirnya tanaman yang dipesan datang juga. Mereka mengumpulkan para warga di Balai Desa untuk membagikan tanamanya satu persatu. Setelah semuanya mendapatkan jatahnya masing-masing mereka segera pulang dan langsung menanamnya. Karena besok adalah hari perlombaannya, jadi di harapkanan agar semua warga hari ini dapat menyelesaikan tamannya tersebut. Ali, Arkan dan Bunga  juga membantun para warga untuk menyelesaikan tamanya mereka.

Hari yang di nanti-nantikan oleh warga akhirnya tiba juga, mereka sangat antusias sekali. Sampai-sampai mereka datang ke Balai Desa kecepatan, karena acaranya akan di mulai pada pukul 08:00 pagi dan mereka sudah datang di sana pada pukul 07:00 pagi. Acara lomba akan segera di mulai karena waktu sudah menunjukkan pukul 08:00. Sebelum penilaian perlombaannya di mulai, pertama-tama pembukaan acara dan sabutan dari Pak Kades setempat. Setelah sambutannya selesai kami meminta Pak Kades berserta istrinya untuk menjadi juri dalam perlombaan ini. Ali, Arkan dan Bunga langsung mengajak Pak Kades berserta istrinya untuk berkeliling-liling ke rumah-rumah warga untuk menilai dan melihat tamanya, siapakah yang paling bagus dan menjadi pemenangnya.

Dalam lomba ini terdapat juara 1, juara 2, juara 3, dan terkhir juara terfavorit. Dalam penilaianya juri harus menilai dari kekreatifan para perserta dalam menghias tamannya, baru jumlah tanamanya apakah lengkap jenisnya, terus yang terakhir keindahannya. Setelah berkeliling dan semua tamannya sudah dinilai, kami pun kembali ke Balai Desa. Namun azan dhuhur sudah berkumandang, kita beristirahat sejenak sambil melaksanakan sholat terlebih dahulu.  

Setelah semua menunaikan ibadah sholatnya dan beristirahat kurang labih hampir 30 menitan, kita langsung melanjutkan acaranya. Sambil menunggu para juri berdiskusi untuk menentukan siapakah yang menjadi pemenang juara satunya. Kita mengadakan game agar para warga tidak mengantuk dan tidak bosan. Kurang lebih hampir 5 menitan juri berdiskusi akhirnya yang ditungu-tunggu pun tiba, juri langsung membacakan pemenangnya. Dari juara yang terfavorit sampai kejuara satu. Ali, Arkan dan Bunga merasa senang sekali bahwa acara yang di jalankannya sukses dan  melihat wajah para warga yang mendapatkan hadiah, para warga yang menang sangat bersyukur sekali karena mereka dapat mempergunakan uang tersebut untuk keperluan mereka."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.