SINAR GENERASI EMAS - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


SINAR GENERASI EMAS


Gemerlap bintang dengan ditemani sinar rembulan yang menyinari kota pahlawan, sebut saja Kota Surabaya. Tapi entah kenapa sinar rembulan hari ini lebih bersinar dari biasanya, begitu juga dengan pohon pohon yang berderet disepanjang jalan selalu meniupkan kesegaran hidup. Disisi lain seorang pemuda tampan berjalan dengan santai menuju gedung yang menjulang tinggi. Sesaat langkahnya terhenti dengan mata seolah mencari sesuatu yang ada dibenaknya. Sebuah ruangan yang berukuran lumayan besar dengan nuansa hitam, putih, dan biru disanalah matanya tertuju. Saat dia membuka pintu sejuta mata memandang kearahnya seolah dialah orang yang mereka cari. Sedetik kemudian terdengar suara riuh tepuk tangan dari peserta seminar. Mereka semua adalah para pemuda pemudi yang sudah mendengar perjalanan hidup sang motivator yang sangat brilian. Dia adalah seorang pembisnis muda yang menjadi miliyader meskipun tak pernah melangkahkan kaki ke gedung University dan manisnya ilmu di sana. Karna itu mereka rela menunggu sedikit lebih lama demi sang idola.

Dia pun membalas tepuk tangan dengan senyumnya yang tulus dan renyah seakan tak memandang rendah orang lain dengan lambaian tangan. Matanya tertuju pada kursi merah  seolah dia tau bahwa kursi itu memang untuknya. Tak lama kemudian seorang laki laki bertubuh tegap berjas hitam melangkah menaiki panggung.

 “Baiklah guys, inilah motivator yang sedari tadi kita tunggu tunggu. Motivator yang namannya tidak asing lagi dikalangan muda mudi. Dialah Bhagaskara yang biasa kita panggil mas Bagas. Baiklah mas Bagas, kami persilahkan naik ke atas panggung untuk berbagi pengalaman hidup dan motivasi kepada kami.” Kata sang MC 

“Baiklah teman teman, saya Bhagaskara panggil saja mas Bagas biar lebih akrab.”kata dia

“Saya akan berbagi pengalaman hidup saya biar kalian semua bisa belajar dan semoga kalian bisa sukses. Syukur syukur kalian bisa lebih sukses dari saya.”candanya sambil tersenyum

Saya membudidayakan salah satu jenis tanaman yang sering disebut gulma. Seringkali kita menganggap bahwa tanaman gulma adalah tanaman pengganggu apalagi bagi para petani, padahal tanaman gulma bisa dijadikan obat karena ternyata memiliki kandungan senyawa yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit. Namun ternyata tak sembarangan gulma bisa dikonsumsi dan dijadikan bahan pembuatan obat. Salah satu jenis tanaman gulma yang bisa dibudidayakan adalah Anting-anting (Acalypha australis linn) tanaman ini merupakan tanaman gulma yang kerap dijumpai di tanah lembap, pinggir jalan, atau selokan. Bunganya berbentuk seperti untaian mutiara berwarna hijau. Sementara tanamannya sendiri seperti perdu. Dilansir Farmasetika, anting-anting bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal. Tanaman liar ini berkhasiat mengatasi pendarahan pada luka, menghetikan darah mimisan, membantu mempercepat penyembuhan luka, peluru kencing (diuretik), mengobati gatal-gatal, mengatasi radang, meredakan diare, dan mengatasi batuk berdarah. Selain itu, anting-anting juga memiliki sifat antioksidan.

Banyak orang yang tidak percaya bahwa apa yang saya budidayakan sangat berkhasiat. Mereka hanya melihat dari luarnya saja. Bahwa saya seorang pemuda dari desa, pengusaha yang selalu gagal dan seorang pemulung. Yang tak mungkin tau apapun. Tapi mereka tidak tahu meski saya lulusan SMK yang bekerja sebagai buruh tani. Yang gajinya saya tabung karna saya ingin membuat usaha sendiri untuk membahagiakan orang tua saya. Saya gunakan uang tabungan itu untuk usaha ternak bebek. Usaha tersebut hanya bertahan beberapa bulan karna semua bebek saya terserang penyakit flu burung. Dengan sisa modal uang yang sedikit saya membuka usaha membuat tempe. Itu pun bertahan beberapa bulan, akhirnya saya bangkrut. Karena sudah tidak ada lagi modal dan saya tidak mau bekerja dengan orang lain, akhirnya saya menjadi seorang pemulung.

Sebetulnya saya ingin pergi ke kota untuk mengadu nasib tapi terhalang oleh keadaan yang dimana orang tua saya sakit dan tidak ada yang menjaga kedua adik saya. Karna sudah tidak punya apa apa akhirnya saya jadi seorang pemulung di desa saya. Semua orang pasti punya rasa malu dan saya pun juga begitu sama seperti mereka, tetapi saya harus menghilangkan rasa malu saya untuk bisa tetap hidup. Sudah banyak orang yang menghina dan mencaci saya tapi ada juga ada beberapa orang yang merasa kasihan terhadap saya. Beberapa bulan lamanya saya sudah menjadi pemulung dan sikap masyarakat sekitar pun tetap sama dan tepat pada saat hari dimana genap 3 bulan saya menjadi pemulung. Saya menemukan buku yang kusam dan unik ditumpukan sampah yang kemudian saya ambil, karna tertarik pada buku itu. Saya pun membacanya, Setelah selesai membaca saya pun tahu beberapa hal tentang tanaman yang saya kira adalah tanaman pengganggu ternyata memiliki banyak khasiat. Saya pun berinisiatif ingin membudiayakan salah satu jenis tanaman gulma ini di pekarangan depan rumah saya. Semua orang menertawakan saya karna menganggap saya sudah stress karna sudah kehilangan pekerjaan dan usaha saya. Mereka menganggap tanaman yang saya tanam adalah gulma, yaitu tanaman pengganggu yang biasa dibuang. Saya buktikan dengan selalu mempelajari dan meminjam laptop dari teman saya dengan datang ke rumahnya setiap sore. Akhirnya saya tahu cara merawat dan mengelolah tanaman tersebut agar bisa dijadikan obat yang aman dan berkhasiat.

Awalnya obat ini tidak diterima oleh kalangan masyarakat di daerah tempat tinggal saya. Sampai pada akhirnya adik saya terkena penyakit gatal gatal karna tidak punya uang saya coba membuat obat dari tanaman gulma tersebut. Hasilnya sangat tak terduga, penyakit tersebut sembuh dengan cepat. Ternyata penyakit tersebut juga menyerang warga lain dan menjadi wabah di desa saya. Salah seorang warga melihat saya adik saya sembuh 

dan bertanya “Loh kok, adikmu sudah sembuh. Obat apa yang kau berikan? Sedangkan anakku sudah kuberi obat dari puskesmas masih belum juga sembuh.”  

“Hanya obat yang kubuat dari tanaman gulma yang kutanam di depan rumah” Jawabku.

“Bolehkah aku meminta sedikit obat yang kau buat untuk anakku?” mintanya.

Akhirnya kuambilkan sisa obat yang kubuat untuk adikku. Keesokan harinya suara riuh di depan rumahku, dan ternyata mereka adalah warga yang keluarganya terkena penyakit yang sama seperti diderita adikku. Mereka meminta tolong untuk memberikan obat yang sama seperti yang kuberikan pada adikku.

Karna yang dibutuhkan banyak aku meminta waktu untuk meracik obat tersebut. Aku harus membuatnya dengan hati hati, dengan jumlah dosis dan takaran yang telah kupelajari. Selang beberapa hari mereka pun datang ke rumah untuk meminta maaf dan berterima kasih karna keluarga mereka telah sembuh. Mereka juga membawa bikisan sebagai ucapan terima kasih. Mereka juga membantu menyebarluaskan berita tersebut ke desa lain. Disitulah saya mulai membudidayakan dan punya keberanian menjualnya ke masyarakat umum. Juga menjualnya lewat online yang ternyata hasilnya diluar dugaan. Masyarakat dapat menerima obat tersebut tidak hanya di dalam negeri bahkan sampai merambah ke luar negeri. Sebagai rasa syukurku kepada Tuhan akhirnya aku membuat buku cara merawat dan membudidayakan tanaman gulma tersebut. Juga menuliskan di buku tersebut cara membuat obat agar bermanfaat bagi masyarakat luas. 

“begitulah teman teman kisah hidup dan pengalamanku yang bisa kuceritakan kepada kalian.” Kata mas Bagas

“mudah mudahan bermanfaat dan memotivasi kalian untuk tetap semangat dan berjuang tanpa lelah.”lanjutnya

Suasana hening dan samar samar terdengar isak tangis para peserta seminar. Sedetik kemudian terdegar riuh tepuk tangan yang menggelegar hingga mereka berdiri dari tempat duduknya. Dengan sopan mas Bagas membungkukkan setengah badan tanda memberi ungkapan terimak kasih kepada semua peserta.

“Itulah teman teman, sedikit cerita namun membawa makna istimewa bagi kita semua. Semoga bisa mejadi pelajaran dan motivasi bagi kita semua.” Ucap sang MC

“Tak salah jika mas Bagas mendapat julukan SINAR GENERASI EMAS”lanjutnya

Dialah sang generasi emas yang sinarnya mampu menembus kegelapan dan menumbuhkan generasi generasi emas yang tersembunyi.


NAMA: CHELSEA WIJAYANTI

ASAL KOTA: SURABAYA"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.