Si Pemberani - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Si Pemberani

By : Sylva Aulia



Suatu hari, sepulang sekolah. Aku dan teman-teman ku sedang bermain di lapangan sepak bola yang tidak jauh dari rumah kami. Kami memainkan permainan sepak bola dengan sangat asiknya, hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 06.00 sore hari. 


Matahari perlahan-lahan mulai menyembunyikan sinarnya, tenggelam bersama  dengan warna langit sore yang kemerahan, membuat suasana sore ini semakin indah untuk dipandang mata. Perlahan kami mulai bergegas untuk pulang ke rumah kami masing-masing. 


Di tengah perjalanan, saat kami asik berbincang satu sama lain, tiba-tiba  terdengar suara berisik  dari semak-semak belukar di seberang jalan sana.  Aku dan teman-teman ku seketika berhenti untuk melanjutkan perjalanan pulang. Rasa penasaran kami pun semakin memuncak ketika dua ekor ayam berlari laju dari seberang jalan sana.


“Kira-kira suara berisik apa ya itu?” Tanya Raki kepada kami


“Entah ki, aku kok jadi penasaran ya!!!” Jawab ku dengan heran


“Gimana kalau kita ke sana aja?? Jadi kita tau ada keributan apa yang terjadi di sana, setuju gak??“ Tanya Denis kepada kami yang masih kebingungan


“Setuju” ucap kami dengan serentak


Kami pun bersama-sama menuju ke tempat suara berisik itu berasal.


 Tiba-tibaa…


“Ssssssssss…….” Suara mendesis yang dikeluarkan oleh Ular Kobra


Kami pun kaget akan kehadiaran ular kobra tersebut, kaki yang gemetaran dan jantung yang berdetak cepat, membuat lari kami menjadi lambat, tetapi tidak berlaku untuk Raki.


“Iiii..tuuu…itt…iituuu ularrrrrrrrrr” Ucap ku dengan nada gugup


“Lariiiiiii, ayo lariii!!!” Teriak Raki dari kejauhan, karena yang paling awal lari diantara kami adalah Raki


“Entar mad, Arif masih di sana!” Ucap Denis yang menghalangi ku untuk pergi menjauh dari tempat itu


“Haa???Kok bisa??”


“Bisa lah, dia gak bisa lari, ular udah menghadangnya di sana!” 


“Kita harus menolong dia nis” Ucapku dengan nada panik


“Iya mad” kami berdua pun bergegas menuju ke tempat Arif dan ular itu berada,.


Raki yang dari kejauhan seketika heran dan kaget dengan keputusan kami untuk memutuskan kembali ke tempat ular itu berada,ia lupa bahwa Arif masih berada di sana. Dan ia pun langsung bergegas menyusul kami untuk menolong Arif.


Sesampainya di sana, kami melihat muka Arif yang pucat bercampur dengan perasaaan panik karena berhadapan dengan ular yang dijuluki King Kobra itu. Terlihat dia sedang mencari cara bagaimana untuk bisa lolos dari ancaman ular berbahaya ini. Kami sebagai sahabat Arif pun ikut mencari cara agar bisa menyelamatkan sahabat kami yang sedang terkena musibah ini, mulai dari mencari kayu panjang untuk menghalangi ular itu menuju ke Arif, sampai dengan melempari batu kepada ular kobra itu. Namun, ular itu tidak terpancing dengan usaha yang kami lakukan, dia tetap fokus terhadap mangsa di depannya yaitu Arif. 


Ketika ular tersebut ingin menerjang Arif, Raki dari belakang ular tersebut langsung melempar batu dengan ukuran yang besar. Ular itu pun langsung mati di tempat. Suasana yang tadi menegangkan itupun kini langsung berubah menjadi keceriaan di antara kami. Arif yang tadi sudah keringat dingin pun seketika lega melihat kematian King Kobra tersebut. 


“Kamu gak papa??” Tanya Raki


“Gak papa kok ki, makasih ya ki sudah menolongku” Ucap Arif yang masih lemas dengan kejadian yang menimpanya


“Iya sama-sama rif. Udah tenang aja, ularnya udah mati kok!” Ucapnya 


Aku dan Denis pun juga langsung menghampiri Arif dan Raki


“Rif, Alhamdulillah selamat juga kamu” Ujar Denis


“Iya nis, Alhamdulillah selamat aku. Sudah panik aku tadi bah, pas ular kobra nya mencegahku untuk lari darinya” Ucap Arif dengan badan yang masih lemas


“Udah-udah, yang penting kamu selamat rif” Ucap ku


“Iya mad. Makasih ya Raki, Denis, dan Ahmad udah nolongin aku dari kejahatan ular ini. Asli sih, betul-betul mau dijadikannya mangsa aku, perhatiannya itu loh melebihi cintanya doi ‘’ Kata Arif dengan diselingi gaya yang lucu


Sontak kami semua pun tertawa karena tingkahnya,


“Wedehhh, keren juga si Raki. Baru kali ini aku melihat kamu gagah berani melawan kejahatan wkwkwkw!!” Kata Denis


“Loh jangan salah, aku ini orangnya pemberani loh!” Sahut Raki


“Heleh, maka tadi yang paling pertama kali lari diantara kita loh kamu ki” Jawabku


“Iya bener mad, asli sih lari Raki cepat betul bah” Ucap Denis yang membela ku


“Semua itu akan berubah kawan kalau dalam keadaan panik gini” Sahutnya dengan gaya 


“Ku sebut dia si pemberani sekarang” Ucap Arif


“Iya, sebut saja dia si pemberani, hahaha!” Kata ku dengan diselingi tawa


“Boleh juga, seimbang aja dengan wajah ku yang tampan ini” Ucap Raki sambil merapikan rambutnya


“Sudah-sudah, ayo sekarang kita pulang. Udah mau sholat Magrib ni, nanti dimarahin sama orang tua kita kalau pulang terlambat” Ucap Denis


“Eh iya, ayo pulang” Ucap ku


Kami pun segera bergegas menuju arah pulang. Kejadian yang tak terduga ini, menjadi pelajaran bagi kami agar lebih berhati-hati lagi. Masih terlihat di raut muka Arif yang masih kaget dengan kejadian yang baru saja menimpanya. Aku pun memberikan satu botol air mineral kepadanya, mungkin dengan meminum sedikit air mineral bisa menghilangkan rasa cemas dan kaget dari dalam dirinya. 


Terlihat dari kejauhan, ayahku sudah menunggu ku untuk pulang ke rumah. Aku pun langsung berpamitan dengan sahabatku dan segera pergi menuju ayahku. Kejadian yang terjadi hari ini, merupakan kenangan yang tidak mungkin aku lupakan. Dan juga menjadikan pelajaran bagi kita semua untuk selalu berhati-hati terhadap apa yang kita lakukan. Karena bisa jadi, rasa penasaran tersebut menjadi mala petaka untuk diri kita sendiri. "


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.