Semilir Angin, Kapankah? - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


Semilir Angin, Kapankah?


Praannggg….”

Bunyi itu pun terdengar sampai ke kamar Ridwan. “suara apa itu?” ucapnya dalam hati. Iapun melangkahkan kakinya dan mencari apa yang sedang gemetar dan hanya diam terpaku di dapur.” Ada apa bu?” ucapnya. Ibunya terlihat pucat dan berkata “ ibu tak sengaja memecahkannya. Apakah ini ada pertanda buruk?”. Diapun teringat akan sosok ayahnya yang lagi terlibat konflik dengan desa sebelah.kedua desa, yaitu desa kemangi dan kusangan memang tidak pernah akur selama beberapa tahun ini dan mereka sering terlibat konflik berdarah.


Ridwan pun bergegas pergi keluar tanpa memikirkan tangannya yang luka. “kamu mau kemana nak?” ucap seorang ibu yang begitu saying kepada anaknya itu “lukamu belum sembuh” sambungnya. Diapun langsung pergi menemui ayahnya. “aku ingin bertemu ayah bu”jawabnya dari kejauhan.”ya tuhan lindungilah anak dan suamiku’ do’anya kepada sang maha pencipta. Sambil membersihkan beling yang berserakan,ibunya pun merasa gelisah. Bagaimana tidak perkelahian minggu lalu saja telah melukai anaknya. Saat itu ridwan disabet menggunakan parang dan lukanya cukup serius. Untung saja ia masih bisa diselamatkan. Ia takut hal yang sama akan terjadi pada suaminya. “kapankah semua ini akan berakhir?” tanyanya dalam hati.” Seperti taka da habisnya’ ujarnya. Diapun hanya bisa terduduk lemas di depan pintu menanti kabar sang suami.


Desa kemangi dan desa kusangan adalah dua desa yang bertetangga di kabupaten simuba. Dulunya kedua desa hidup dengan rukun. Tapi beberapa tahun terakhir ini kedua desa tampak tegang. Entah siapa yang memulai konflik ini. Tapi konflik ini terjadi tidak lama setelah pak mukhlis, yang juga ayahnya Ridwan diangkat warga desa sebagai kepaladesa.


Konflik kedua desa ini dilator belakangi oleh batas wilayah kedua kampung.setiap ada masalah kecil, kedua desapun menjadi tegang. Sudah beberapa kali dilakukan proses perdamaian antara kedua kampung, dansudah beberapa kali pula perjanjian itu hanya hitam diatas putih.

Sudah banyak yang harus dikorbankan dari pertikaian antara kedua kampong. Mulai dari waktu, harta benda, sampai kepada nyawa. Hidup damai dan tentram hanyalah menjadi mimpi yang mungkin suatu saat akan menjadi kenyataan bagi kedua  kampung.


Dari jauh terlihat seorang sosok yang sedang memapah orang yang terluka. “mak, tolong bapak mak! Bapak terluka” suara sosok itu dari kejauhan yang tidak terdengar jelas. Sekejap saja sosok yang sedang duduk didepan pintupun beranjak dari peraduannya. Sosok itupun segera berlari mendatangi keda sosok itu. “kenapa dengan bapak mu nak?”Tanya ibu tua renta itu.”bapak tersabet parang mak” jawabnya sambil menghela nafas. “aku menemukannya di perbatasan desa” sambungnya. “bawa bapakmu masuk” ucap ibu syariah-ibuRidwan.


Akhirnya, konflik kedua desa dapat juga mereda. pakDrajat orang kepercayaan pak Mukhlis mau berunding dengan pak Rahmat kades kusangan. Dengan adanya perundingan ini ketengangan dua desapun dapat dikurangi untuk sementara. Namun bukan berarti konflik ini benar-benar berhenti. Sudah berulang kali perjanjian hanyalah jadi perjanjian, tidak pernah direalisasikan dalam tindakan yang menghentikan konflik yang sedang berlangsung. Mungkin mereka sudah lelah demi harga diri mereka, hal itu mereka kesampingkan. Bagi mereka lebih baik mati membela kampung dari pada harus mengalah dan menyerahkan batas desa.


Hari pun berlalu, kini tidak tampak lagi konflik badan antara kedua desa. Tetapi suasana tegang antara kedua desa masih terasa. Warga kemangi yang biasa mencari nafkah diperbatasan kedua desapun tidak berani untuk mendekat dan bekerja. Mereka hanya beraktifitas didalam kampung.


“maling…maling…” terdengar suara teriakan disubuh hari.mendengar teriakan itu, wargapun terbangun dan langsung mencari sumber teriakan. Dilihat warga dua orang suami sitri yang berdaya sedang terkapar di ruang tamu rumah mereka. Pintupun dalam keadaan terbuka. Ternyata itu adalah pak syukron dan istrinya mega. Maling tersebut tidak hanya mengambil harta pak syukro tapi juga melukai keduanya.

sesuatu. “malingnya lari kesana”. Ucapnya terengah-engeh. Ternyata itu adalah si madin.ia adalah penjaga pos ronda. ‘kemana?” Tanya seorang warga untuk memperjelas. “itu…” ucapnya sambil. “kemana?” Tanya warga yang lain. “kedesa sebelah”. “apa?” maling tersebut adalah warga desa kusangan.


Tiba-tiba ditengah mereka datanglah Ridwan yang terbangun karena teriakan tadi. ‘ada apa ini?” ucapnya keheranan. “ini… pak syukron kemalingan. Pak syukron juga dibacok oleh tu maling” ucap madi salah seorang warga desa.” Maling lari kedesa sebelah wan” sambar madi.Ridwan pun merasa heran dengan semua ini. Bagaimana mungkin malingnya bisa adri desa sebelah. Perbatasan kedua desa saja dibatasi oleh dua orang penjaga di masing-masing desa.”sudahlah, biar aku yang akan menyelesaikannya. Sekarangkalian bantu pak syukron” Ridwan bergegas pergi kerumah untuk menemui ayahnya.sesampainya di rumah,ia melihatnya ayahnya ada diruang tamu bersama pak Drajat. Kebetulan waktu itu pak Drajat sedang bermalam di rumah pak Mukhlis. Iapun segera menghampiri ayahnya.”apa yang terjadi tadi nak?” Tanya ayahnya. “rumah pak syukron disatroni maling” jawabnya.”maling?....pasti maling dari desa sebelah” sambung pak Drajat.”kok bapak bisa tahu?” Tanya Ridwan keheranan. “memang benar apa yang dikatakan pak drajat, Ridwan?”Tanya ayahnya.”kata pak madin sih seperti itu”jawabnya.


Hati pak mukhlispun memanas mendengar berita itu.” Bapak tenang saja. Belum tentu lagi malingnya adalah warga desa sebelah. Kita harus membuktikannya” kata Ridwan yang ingin kedua desa hidup dalam perdamaian.”tak mungkin’ sela pak drajat.”bapak tidak percaya dengan madin. Ia penjaga pos, tentu ia melihat kemana maling itu pergi!” tambahnya. Pak mukhlispun bingung dengan keadaan ini.ia harus memilih antara anaknya dan orang kepercayaannya.”pak, sudahlah pak. Kita akhiri saja semua konflik yang terus berkepanjangan ini” ucap Ridwan mencoba untuk mebuka hati ayahnya.” Tidak bisa’ sambar pak drajat.” Ini adalah demi harga diri. Kalau kita berdamai kepada mereka, berarti kita kalah”sambungnya.”bapak jangan coba mempengaruhi bapak saya ya?”


Suasana di rumahpun menjadi tegang. Perang mulut antar Ridwan dan pak drajat pun mulai berkoar. Ridwan pun akhirnya memustuskan pergi kedesa sebelah untuk menyelesaikan kasus ini.padaawalnya ayahnya tidak mengizinkan Ridwan untuk pergi karena takut terjadi sesuatu padaanak semata wayangnya itu. Tapi 

kemauan si Ridwan akhirnya memaksa ayahnya untuk mengizinkannya pergi kedesa sebelah.


“perdamaian itu akan dating” ucapnya sambil berlalu meninggalkan rumah. Dengan mengusung perdamaian iapun pergi kedesa sebelah untuk berunding. Ia ditemani oleh si Amar teman dekatnya. Ia harap apa yang ia lakukan ini akan membawa semilir angina perdamaian.


Sesampainya di perbatasa desa ia dan Amar dicegat oleh orang yang tidak ia kenali. Disitulah mereka dibacok, hingga akhirnya Ridwanpun tewas. Ternyata Amar dapat menyelamatkan diri dari peristiwa itu, walaupun ia menderita luka bacok. Amarpun kembali kedesa dengan luka parah dibagian kaki.


“pak Ridwan kemana?” Tanya bu syariah kepada suaminya.”Dia pergi kedesa sebelah bu” ucap suaminya.”perasaanku jadi tidakenak gini pak? Ada urusan apa dia pergi kesana?” Tanya ibu ridwan.”dia mau berunding dengan desa sebelah”ucap suaminya.


Datanglah Amar dengan luka parah yang dideritanya.”ada apa mar? mana si Ridwan?tanya pak mukhlis.”si Ridwan meninggal pak. Ia dibacok orang di perbatasan” ucap si amar terenga-engeh.”apa?siapa pembunuhnya?’tanya pak mukhlis dengan perasaan sedih.

Terlihat sosok yang sedang berlari kearah rumah pak mukhlis.”ada berita pak!” ucapnya. Ternyata itu adalah si madi.”ucapnya. ternyata malingnya adalah si udin warga desa kita” ucapnya.”si madin hanya berbohong pak, ia disuruh oleh pak drajat” sambungnya. Mendengar laporan ini pak mukhlis merasa bersalah dengan anaknya. Aipun bertekuk dan menyadari bahwa sikapnya selama ini salah. Ia pun berjanji akan mewujudkan cita-cita anaknya untuk mewujudkan perdamaian.


“kita datangi pak drajat!” kata pak mukhlis dengan tegas. Warga bersama kepala desapun mendatangi rumah pak drajat. Disana mereka menemukan rumah pak drajat dalam keadaan kosong. Ternyata pak drajat telah mengetahui hal ini dan segera untuk menghilangkan jejak.


Akhirnya,pak mukhlis luluh hatinya setelah kematian anaknya. Kini taka ada lagi yang menghalangi ia untuk berunding dengan desa sebelah. Selama ini ketika pak 

mukhlis ingin berunding dengan desa sebelah, pak drajat selalu menghalangi perundingan itu. Hal ini dilakukan pak drajat untuk mengabil alih kekuasaan di desa ini. Terakhir, terdengar kabar bahwa yang membunuh Ridwan adalah orang suruhan pak drajat.


Jenazah ridwan pun akhirnya dibawa pulang untuk dimakamkan.didepan jenazah anaknya pak mukhlis berjanji akan mewujudkan perdamaian di dua desa.”perdamaian yang engkau impikan akan segera terwujudkan nak. Terima kasih karena engkau telah membukakan pintu hatiku. Sebentar lagi kami akan merasakan nikmatnya semilir angina yang engkau perjuangkan’ ucapnya.


Beberapa minggu setelah ditinggal Ridwan anak semata wayang mereka. Mengisahkan luka duka yang mendalam bagi pak mukhlis dan juga ibu syariah yang sangat menyayangi dan masih ingin melihat anaknya sampai memiliki keluarga nantinya, tapi sebuah penyesalah diakhir tiada guna pak mukhlis sering menyalahkan dirinya atas kepergian anaknya tersebut.”adai saja aku dengar ucapan anakku. Dan tidak terlalu percaya kepada pak drajat” ucapnya.”mungkin perdamaian yang dia inginkan dan kita bersama inginkan pasti terwujukan.”sambungnya.tapi tekad Ridwa masih ada dalam diri pak mukhlis dia tetap ingin menyudahi perselisihan yang terjadi antara dua desa ini tersebut.


Pak mukhlis berniat menghnetikan pertikaian berdarah ini,akhirnya kepala desa pun mengumpulkan semua warga untuk berkumpul di gedung adat untuk melakukan musyawarah mengenai hal tentang perdamaia yang harus diwujudkan. Agar semua damai dan tidak memikirkan kegelisahan tentang pertikaian berdarah ini.bertikaian berdarah antara kedua desa ini sudah berlangsung 2 tahun lama nya, tapi tidak ada yang bisa meredam keegoisan dan amarah kedua belah pihak baik dari desa kemangi dan kusangan. Sudah beberpa kali mengadakan perjanjian secara sah dan itu hanya menjadi perjanjian kertas hitam diatas putih.


“Assalammu’alaikum semuanya, saya selaku kepala desa disini mengumpulkan bapak-bapak dan ibu-ibu, untuk membahas pertikaian antara desa kita dan desa sebelah”ucap kepala desa”apa rencananya pak?”ucap salah seorang warga tersebut.”kemungkinan dari kita, harus mengadakan pertemuan dengan kepala dan perangkat desa sebelah”ujar pak mukhlis. Dalam rapat tersebut ada yang berselisih dan tetap kekeh tidak ingin berdamai dan tidak ingin menjatuhkan harga diri mereka karna memberikan perbatasan desa dimana mereka dilahirkan. Perdebatan dan kebisingan didalam rapat tersebut membuat kepala desa 

kebingungan menghadapi situasi tersebut.”diam…semuaanyaa, disini kita menyelesaikan bukan ingin berdebat satu sama lain!”ucap pak harto sekretaris kepala desa.”kita disini kan akan berunding dengan perangkat desa sebelah bagaimana baiknya.bukan menyerahkan harga diri kita”ujarnya kembali.”jika mereka masih melanggar perjanjian tersebut?” udin menjawab amarah pak harto tersebut.”semilir angina akan datang, perdamaian akan terwujudkan, mari kita berkerja sama”ujar pak mukhlis yang sedari tadi diam dan kebingunan.seketika didalam sesuana tadinya berdebat sekarang malah menyemagati dan ingin mewudkan perdamaian tersebut.


Akhirnya,sepakat dan mengsetujui tentang perdamian tersebut lagi, agar mereka juga terhindar dar rasa was-was yang selalu menghantui kehidupan mereka apalagi ketakutan mereka akan anak-anak mereka yang kelak bisa jadi korban atas keegoisan mereka sendiri.surat perjanjian perdamaian pun di buat untuk menjadi syarat tulis, sebelum mengadakan pertemuan dengan perangkat desa sebelah.



Mereka pun siap berangkat untuk mengadakan pertemuan tersebut, dalam pertemuan tersebut sebenarnya mereka sudah lama ingin berdamaian dengan desa kemangi. Tapi ternyata dari pihak mereka ada yang mendapatkan bukti bahwa yang melanggar perjanjian damai tersebut dari desa kemangi. Sedangkan dari desa kemangi mengatakn bahwa yang melanggat tersebut adalah desa kusangan. Usut punya usut dalang dibalik semua ini adalah ulah pak drajat yang ingin mengambil kekuasaan dan ingin mengambil sesautu hal yang tidak mereka tau apa maksud dari pak drajat tersebut mengadu domba desa kemangi dan desa kusanga. Dari dari hal tersebut mereka melakukan perjanjian perdamian dan beberapa bulan setelah itu antara dua desa sudah membaik baik, warga desa kemangi boleh mencari perkejaan di desa kusanga bigitu pun sebaliknya. “nak, semilir angina yang selalu engkau Tanya didalam buku ini sudah terwujudkan,”ujar pak mukhlis. Ternyata Ridwan memiliki buku Diary dimana dia memimpikan perdamaian antara kedua belah pihak.”andai engkau dapat melihat ini dan menyaksikannya”ucap kembali pak mukhlis denga tetesan air mata dipipinya.


“tidak semua peperangan dapat menyelesaikan semuanya, hialangkan keegoisan turunakn amarah, karna penyesalan tidak akan pernah mendatangkan kebahagiannya nyata.”"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.