Sebuah pencapaian - Kumpulan Cerpen

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Sebuah pencapaian


Namaku Naya aku anak kedua dari 3 berasaudara, aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Aku dipaksa dewasa oleh keadaan dan di patahkan oleh kenyataan , sakit rasanya di posisi seperti ini  mempunyai seorang kaka yang  tidak perduli dan orang tua yang tidak selalu mendukung. Hanya adik adik sebagai tempatku  tersenyum dan aku bahagia ketika melihat mereka tumbuh dan berkembang.


Aku selalu mengalah dengan saudara saudaraku, aku lebih mementingkan orang  lain dari pada diriku sendiri. Pada suatau saat kakaku terlibat hutang yang jumlah nya banyak  dan pada saat itu juga  aku  ingin sekali membeli baju karena aku tidak mempunyai baju yang bagus  tapi lagi lagi aku harus mengalah dengan nya.  Aku juga seorang manusia yang mempunyai perasaan.  Dan kakaku juga sudah tidak bersekolah karena ke inginannya sendiri, hanya aku dan adik laki lakiku yang bersekolah  dan akulah yang paling di tuntut sekali.


Matahari sudah terbit, aku bergegeas pergi ke sekolah hari ini aku berangkat lebih awal karena takut terjebak macet di jalan, kebetulan hari ini aku ada ujian di sekolah. Setelah sampai di sekolah aku menemui teman temanku. Hanya di sekolah aku merasa tidak ada beban dan  merasa nyaman

Setelah sampai di sekolah, aku melihat teman temanku sedang berkumpul .

“hai semuanya kalian lagi apa si ?” ucap naya.


 “kita lagi belajar buat ujian nanti nay  tasya menjawab ucapan nay dengan senyuman. 


 “emang kalian belajar tentang apa ? ucap naya ,karena dia bingung harus memulai dari mana.  


“kita belajar materi biologi, fisika, kimia yang menurut kita susah hahah “ ucap ayu sambil tertawa.

 

“ yaudah aku juga ikut belajar ya “ ucap naya. 


Ketika mereka tengah belajar, tiba tiba bel berbunyi nay dan teman temannya bergegas pergi ke tempat duduk masing masing. Semua siswa telah sibuk mengerjakan ujian masing masing. Ketika ujian telah selesai guru memberitahu bawha sekolah mengadakan lomba melukis tingkat daearah. 


“anak anak semua ibu ingin memberitahukan kepada kalian  bahwa sekolah mengadakan lomba melukis tingkat daerah.  Jika diantara kalian ada yang ingin mengikuti perlombaan silahkan catat nama nama kalian lalu serahkan kepada ibu ucap guru. 


“ nay gimana kamu mau ikut gak ?  ucap tasya. 

mau, tapi aku takut orang tuaku gak izinin, kamukan tau sendiri gimana orang tuaku ucap nay sedih di dalam hatinya.


""coba kamu tanya dulu nay"" ucap tasya meyakinkan nay.

 

 ""nanti aku coba tanya ke orang tuaku dulu ya"" ucap nay tersenyum. 


Satu sekolah sibuk membicarakan mengenai perlombaan. Tidak terasa bel berbunyi kembali semua siswa bergegas membereskan buku dan tas , bersiap untuk pulang kerumah masing masing. 

Sesampainya nay dirumah, nay langsung memberitahukan kepada ibunya mengenai dirinya yang ingin ikut perlombaan.


“assaallamuallaikum bu, naya pulang ucap naya. 


“waallaikumsallam sahut ibu naya.

 

Bu naya mau ngomong  ucap naya ragu untuk berbicara. 


“ yaudah ngomong aja , emnang ada apa ?” kata ibu naya. 


""jadi begini bu naya pengen ikut lomba melukis tingkat daerah, ibu izinin gak?"" Ucapku pelan karena merasa takut melihat ekspresi ibuku.


“Ah kamutuh ngapain ikut lomba begitu, capek capein aja"" ucap ibuku dengan ketus.


""Tapi  kalau naya ikut lomba itu lumayan bu"" ucapku sedih sambil menahan air mata karena sedih mendengar jawaban ubunya.


""Halah udh gausah ikut lomba begitu, nanti juga gabakal menang "" ucap ibu naya.


Naya tidak bisa berkata apa apa lgi hati nya sakit mendengar perkataan ibunya  yang seperti itu. Padahal naya mengikuti kegiatan seperti itu dengan tujuan meringankan beban mereka dan ingin membuat orang tuanya bangga kepadanya.


Seperti biasa pagi ini naya pergi ke sekolah, tapi kali ini naya tidak terlalu bersemangat. Sesampainya di sekolah naya langsung menemui teman temannya, karena menurut naya hanya teman temannya saja yang mengerti perasaannya.


“hai semuanya lagi pada ngapain nih ucap naya seperti biasa seolah olah tidak ada apa apa.


kita lagi main tebak tebakan nay, kamu mau ikutan gak  ucap tasya. 


""Mau dong, di mulai dari siapa dulu ?” ucap nay.

“ Dari aku dulu aja, negara negara apa yg awalnya huruf  S"" ucap Tasya.


"" Singapore "" ucap nay.


"" Bener, cepet banget nay kamu jawabnya haha "" ucap Tasya di akhiri tertawa pelan.

 

“ Hahah, iya dong itukan mudah banget wle "" ucap nay seraya ngeledek.


""Eh btw gimana masalah lomba kamu jadi ikut kan Yu ?"" Ucap Tasya kepada yang lain.


""Jadilah sya, aku juga udah izin ke orang tuaku"" ucap ayu.

"" Terus gimana kamu nay, kamu jadi ikut apa enggak?"" Ucap Tasya dengan  ragu , dia tau tentang keadaan nay dari pada yang lain.

 

"" Heum aku gatau ni, aku udah sempet nannya ke ibuku  tapi ya gitu deh, tapi nanti aku tanyain lagi ya  "" ucapnya sambil tersenyum  padahal hatinya sangat sedih.

 

"" Iya nay, coba tanya lagi ya  soalnya nama namanya mau dikasih ke guru  "" ucap tasya.

 

""Iya aku usahain ya"" ucapnya tersenyum.

 

Tidak terasa bel berbunyi menandakan semua siswa harus masuk dan belajar. Nay dan teman temannya juga bergegas masuk ke dalam kelas masing masing. Nay dan ayu tidak sekelas, nay hanya sekelas dengan tasya.

Tak terasa waktu pulang telah tiba, semua bersiap siap membereskan buku ke dalam tas dan segera pulang karena lelah seharian di sekolah berfikir  banyak tentang materi. Tapi tidak dengan nay, setiap kali dia pulang sekolah dia harus beberes rumah, menyapu, mengepel, membantu orang tuanya membuat dagangan untuk di jual esok hari.

"" Assallamuallaikum bu, nay pulang , ibu dimana "" ucap nay sambil mencari ibunya.

 

""Waallaikumsallam, ibu di dapur "" ucap ibu nya nay

"" Eh Bu lagi bikin kue ya "" ucap nay basa basi untuk mencairkan suasana.


"" Iya , kamu ganti baju sana terus bantuin ibu "" ucap ibunya dingin.


"" Iya Bu "" ucap nay tersenyum.


Memang kewajiban seorang anak perempuan agar bisa melakukan apapun  tpi kenapa menurutku ini semua tidak adil kenapa hanya anak perempuan saja  kenapa laki laki tidak di tuntut unutuk itu smua.


"" Bu besok nay ikut lomba ya, ini kesempatan buat nay Bu "" ucap nay ragu dan takut dengan jawaban ibunya.


"" Yaudh terserah kamu aja sana, tapi ibu gak ada uang buat sangu kamu "" ucap nya sembari membuat kue.

 

"" Iya Bu gak apa apa, nay punya sedikit tabungan "" ucap nya senang walaupun tidak di beri pesangon oleh ibu nya tapi setidaknya nay mendapatkan izin oleh ibunya. 


Setelah selesai membuat kue untuk di jual besok , nay membersihkan lantai karena kotor sekali. Namun Perut nay tiba tiba mulas dia bergegas pergi ke kamar mandi.

Ketika aku keluar dari kamar mandi aku tidak sengaja melihat ibu dan kaka sedang berbicara.

 

"" Bu minta uang dong buat beli topi  capek nih kerja panas panasan"" ucap Kaka kepada ibu. 


"" Berapa emang nya  "" ucap ibu sambil memberikan uang Rp 20rb.


"" Kurang Bu segini mah, tambahin lagi dong Bu  "" ucap Kakaku memaksa.


"" Nih buat kamu , kerja yang benar "" ucap ibu sambil memberikan uang kepada kakaku. Sakit aku melihat nya  karena ibu bilang dia tidak mempunyai uang. Bukan aku iri karena aku tidak diberi uang tapi kenapa ibu berbohong kepadaku. 


""Bu kenapa ibu ngasih uang ke kaka ? padahal ibu bilang gada uang  apa karena dia anak pertama jadi ibu manjain dia ?"" Ucapku bertanya tanya kepada ibu. 


"" Ngomong apansi kamu  ngelantur aja "" ucap ibu dengan raut wajah yang panik karena naya mendengar percakapan dia dengan anak pertamanya.


""Nay gak ngelantur, naya denger sendiri ibu ngomong apa aja tadi, bu nay juga anak ibu kenapa ibu boong sama aku, nay juga mau seperti kaka yang selalu di perhatiin  nay juga punya perasaan Bu "" ucap Nay menahan air matanya sekuat mungkin  Tpi pada akhir nya gagal.


Tidak terasa sudah pagi, ternyata semalam aku tertidur setelah menangis.  Aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah dan mengikuti acara perlombaan.  Setibanya aku disekolah  aku melihat sudah ramai sekali siswa / siswi yg mengikuti perlombaan rasanya sangat senang dan bahagia.

"" Nay, Naya , sini ""  ayu berteriak memanggil nay  karena melihat nay yang kebingungan.


"" Hai kalian, gimana  udh di mulai acaranya ?"" Ucap nay.


"" Belum yu, giliran kita nanti masih lama "" ucap Tasya.


"" Gimana kalo kita makan dulu aja di kantin"" ucap ayu antusias karena dia lapar. 


"" Boleh tuh, yuk nay"" ucap Tasya. 


Ketika di kantin mereka memesan makanan untuk mengganjal perut mereka.  Nay nampak khawatir akan gagal saat lomba nanti, Tasya yang melihat nya kasian sekali.tiba tiba mereka mendengar bahwa nama mereka di panggil, mereka bergegas pergi dari kantin.


""Saya harap semua sudah berada disini, karena lomba akan di mulai"" ucap panitia lomba. 


""Sudah pak "" ucap semua peserta lomba. 


"" oke baik, kalo begitu kita mulai lombanya  ada sedikit peraturan tambahan yaitu tidak boleh ada gambar yang sama jika ada gambar yang sama maka saya diskualifikasi, saya harap kalian mengerti"" ucap panitia tegas.


"" Iya pak siap"" ucap peserta lomba. 


Ruangan terasa sunyi karena semua sisawa / siswi yang mengikuti lomba fokus melukis, nay tampak senang kerena dia bisa mengikuti lomba ini namun dia juga khawatir jika dia tidak bisa menang . Ibunya pasti akan berbicara yang tidak tidak.


"" Hahahahah palingan gambar lu jelek nay dan lu gabakal menang  "" ucap Desti  ketus. 


Nay yg sedang fokus pun kaget mendengar omongan Desti "" maksud kamu apasih ngomong kaya begitu?"".

 

""Mending lu gausah ikut lomba deh dari pada nanti gamenang kan kasian"" ucapa Desti tertawa mengejek naya.


Naya geram mendengar perkataan Desti  dia ingin membalasnya namun situasinya tidak tepat

Tasya yang melihat langsung menenangkan nay ""udah nay gausah di tanggepin lagi orang begitu nanti juga capek sendiri "" ucap Tasya. 


""Iya sya "" ucap nay tersenyum.


Mereka kembali fokus untuk mengerjakan lukisan mereka , tak berapa lama lomba selesai. Semua peserta sedang menunggu hasil nya.


""Aku takut banget gak dapet juara yu "" ucap nay khawtir, terlihat sekali dari raut wajahnya.


"" Naya menang atau kalah itu hal biasa, intinya kamu udh berusaha yang terbaik nay"" ucap ayu menenangkan Naya yang tampak sangat khawatir.


""Iya yu semoga aja ya "" ucap nay tersenyum , namun di dalam hatinya terasa khawatir.


""Oke saya disini akan memberitahukan kepada kalian semua yang ada disini pemenang lomba melukis tahun ini. Juara 3  lomba melukis tahun ini adalah desti dari sekolah suka bangsa  "" ucap panitia.

  

""Wah hebat banget lu Des , selamat ya "" ucap salsa  sambil bertepuk tangan.


""Iya lah siapa dulu  emng kaya dia ck "" ucap Desti , sambil melirik ke arah Naya. 


Naya tidak memperdulikan itu, karena dia sedang gelisah di hatinya "" oke kita lanjut, pemenang kedua adalah Rani dari sekolah Bima bangsa "" semua siswa bertepuk tangan meriah. 


"" Dan juara ke 1 di menang kan oleh Naya dari sekolah suka bangsa. Baik untuk nama nama yang saya sebut tadi silahkan maju ke depan "" ucap panitia.


beri tepuk tangan yang meriah untuk teman kalian ucap panitia sembari bertepuk tangan. 


"" Hahaha ini cuman keberuntungan buat lu nay gaush bangga banget"" ucap Desti tak terima jika nay yang mendapatakan juara 1 , tapi nay tidak menggubris nya.


"" Waahhh selamat ya nay  kamu dapat juara 1 "" ucap ayu senang. 


"" Iya nay selamat ya , sekarang jangan merasa takut atau ragu lagi buat melakukan sesuatu , selagi kamu beruasaha dan yakin pasti hasil nya baik , proses tidak akan menghianati hasil nay  "" ucap tasya  sembari memberi nasihat kepada naya. Dia juga bahagia melihat naya memenangkan prlombaan ini.


"" Iya makasih ya kalian udh selalu dukung aku "" ucap Naya karena dia tidak menyangka jika dia akan memenangkan lomba ini  dia  bisa membuktikan kepda kedua orang tua nya bahwa dirinya berhasli.


Tidak terasa acara perlombaan sudah selesai , semua siswa dan siswi bergegas pulang termasuk naya.  

Nay pulang membawa piala dan  penghargaan lainnya nay  merasa  senang   dan  terharu kali ini karena  apa yang ia harapkan bisa tercapai , ketakutan yang awalnya ia rasakan kini tidak lagi. Usahanya tidak menghianati hasil dan juga  karena dukungan teman teman nya.



Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.