BUKSAN SEOUL TAPI BUSAN - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


BUKSAN SEOUL TAPI BUSAN 


Pagi itu, gemercik hujan yang mulai berhenti membawa cahaya matahari menjadi lebih hangat.

“Rain, udah bangun? Aku buka jendela boleh ya??” Tanya seorang wanita yang tak lain adalah teman sekamar ku. 

Saat ini aku sedang berkuliah di salah satu kampus yang ada di Korea. Pernah dengar kampus HUFS? 

Aku mengambil jurusan Linguistik Indonesia untuk melanjutkan studi di jenjang magister. 

“Hm… tapi jangan terlalu lebar, udaranya kan lebih agak dingin dari kemarin” jawab ku sambil meraih handphone yang ada di dekat bantal 

“Wah… daebak!!!!!!!!!!” aku terkejut dan langsung mengambil posisi duduk sambil menatap layar handphone

Mira temanku itu hanya tersenyum kecil “coba aku tebak pasti dia lagi??”

“hm???”  aku mengerutkan dahi tanpa mengalihkan pandanganku 

“Iya… Yeon Ho, Kim Yeon Ho itu kan??”

Aku mulai melirik kearah Mira sambil tersenyum 

Tau kah? Salah satu tujuanku ke Korea adalah bertemu dengannya, bertahun-tahun menunggu bisa bertemu dengannya


Langkahku sudah siap untuk beranjak ke kelas hari ini. Aku mengenakan setelah agak tebal karena musim dingin sebentar lagi akan tiba, sembari membawa cup yang berisikan kopi hangat, aku mulai masuk dan memilih tempat duduk. Tidak lama dosen masuk ke kelas dan kami pun memulai perkuliahan.


“Rain, hangukeun eottaeyo? Manhi chuwoyo? ( Rain, menurutmu Korea gimana? Dingin banget ya?” Tanya dosen padaku dengan tersenyum. Aku melirik sedikit ke arah kanan dan kiri. Pantas saja dosen berkata begitu, hanya aku yang memakai baju setebal ini.

“Iya pak hehehe.. maklum baru pertama kali” jawabku singkat

Setelah kelas berakhir aku dan Mira berencana bertemu di kafe dekat kampus, Mira mengambil jurusan bahasa Korea tahun ke dua. Ketika aku masuk cafe, Mira sudah menungguku dan duduk di sudut kafe. 

“Mira……….” Aku menarik kursi yang ada tepat didepannya

“Wae??? Biasanya raut wajahmu itu lelah kalo abis kelas” tanyanya sambil menghirup kopi hangat

“Aku dapat tugas dari dosen, besok kan udah libur dan aku disuruh ke Busan! Buat ngerjain proyek pendek gitu.. kamu tahukan aku baru dua bulan disini dan gak pernah keluar Seoul” jawabku panjang lebar kegirangan

“Dan…….” Lanjut Mira dengan mengangkat kedua alisnya sambil menatapku tajam, seolah ia meminta penjelasan lebih dariku, namun aku yakin sebenarnya dia sudah tahu.

“Iya, dan… Busan itu kampong halamannya Yeon Ho” jawabku

“Rain gini deh, kamu suka si Kim Hyeon Ho itu udah hamper lima tahun, dari kamu di Indo, nah kamu suka dia lewat instagram… dan dia pun gak ngerespon. Dia juga lulusan Seoul university apa lagi dia juga sekarang kerja di Seoul.. nah ngapaian kamu masih ngarepin ketemu dia? Kalo mau cari di Seoul!”

Aku hanya menghela nafas panjang mendengar perkataan Mira yang seakan benar apa adanya, orang-orang yang tahu ceritaku pasti menyebutku sasaeng ( fans fanatic ) , namun aku hanya wanita biasa yang tertarik pada seorang pria. Karena Mira terlihat mulai malas dengan persoalan ini, aku memilih diam dan tidak melanjutkannya. 



Aku menarik koperku dan turun dari Bus, kini aku tengah berada di Kota Busan. Dosen menyuruhku untuk berkunjung ke beberapa tempat makan. Beliau bilang ingin membuat sebuah penelitian tentang beberapa restoran yang dapat di kunjungi oleh wisatawan muslim. Tentu sebenarnya aku tidak tahu benar tentang jalan yang ada di Busan dan aku mulai melupakan betapa aku sangat menyukai bisa berkunjung ke kota ini. Apa lagi aku tahu mungkin dia, Yeon Ho sedang sibuk dengan pekerjaannya di Seoul

“Oseo oseyo… ( selamat datang ) ” ucap seorang ahjumma paruh baya 

Ini adalah hari terakhirku di Kota Busan dan aku tertarik untuk menikmati belut bakar yang katanya begitu enak

“Ne… hana juseyo ( iya, aku pesan satu )” ucapku pada ajjhuma tersebut

“O, Seoul?” ahjumma itu bertanya, ah mungkin karena logatku itu memang jelas terdengar datang dari kota Seoul. Bahkan banyak orang tahu Busan memiliki logat yang begitu berbeda, bisa di bilang seperti orang Sumatra.

“Ne..” jawabku pendek

“Anakku juga.. baru datang dari Seoul” jawabnya

Aku hanya mengagguk kecil, selagi menunggu ahjumma itu membawakan pesananku.. tak lama setelah itu ahjumma pemilik restoran datang kembali.. sepertinya dia sangat penasaran denganku karena memang aku sangat terlihat bukan orang Korea

“Kamu kuliah nak?” tannya ahjumma tersebut

“Ne… aku kuliah di HUFS, mengambil jurusan bahasa Indonesia”

“Ah… dari Indonesia? Ahjumma punya anak yang seumuran dengan mu, dia kan baru pulang dari Seoul katanya liburan kerja tapi tetap gak mau dirumah” mendengar ahjumma itu mengeluh aku hanya tersenyum

“Kamu tahu SNU kan? Anak bibi lulusan dari situ” 

Aku mulai sedikit penasaran dengan cerita ahjumma namun setelah aku lihat-lihat, sepertinya wajahnya tidak asing dan pernah aku lihat sebelumnya.

 “Apa jangan-jangan dia ibunya Yeon Ho??” tanyaku dalam hati, sebenarnya aku tahu bahwa ibunya membuka kedai belut bakar di Busan namun dimana posisi kedai itu sebenarnya aku juga tidak tahu

“Wah… keren sekali ! Nama anak ahjumma siapa? Pasti waktu kuliah sangat populer” tanyaku sedikit mengorek informasi 

“Kim Hyeon Ho, namanya Kim Hyeon Ho” 

Aku membulatkan mata mendengar jawaban ahjumma tersebut, apakah ini mimpi atau bagaimana? Rasanya ada yang meledak di dalam hati ini…namun aku juga tidak mau semua ekspresiku yang aneh ini terlihat 

“Ah, nama yang bagus…. Hari ini adalah hari terakhirku di Busan, ini akan menjadi kenangan paling indah… gamsahamnida” kataku sembari tersenyum lebar

“Ah iya, anak ku sedang melakukan kerja sampingan sebagai barista di kafe ujung jalan.. namun kafe itu sepi akhir-akhir ini.. tapi kafenya menyajikan makanan yang enak, mau bantu bibi? Sebelum pulang mau gak untuk membeli minuman disana? Hehe ahjumma merepotkan ya padahal baru pertama kali bertemu”

“Aniyo… kalau kata bibi minumannya enak, pasti aku akan datang” jawabku sambil mulai merapikan tempat makan dan mulai bergegas keluar restoran

“ Di ujung jalan…. Namanya Busansan cafe” ucap bibi yang menemaniku sampai keluar pintu kedai


Aku menguatkan hati sambil berjalan dekat menuju kafe tersebut. Aku menarik nafas panjang dan mengatur mimik wajahku kalau-kalau saja itu benar Kim Hyeon Ho…

*tringgggggg *  lonceng pintu mulai terdengar saat aku masuk ke kafe itu

“Halo, selamat datang.. . Silahkan mau pesan apa??” ucap seorang pria yang berada di dekat mesin kasir

“Ah…. Aku.. hm.. aku ingin memesan Latte dengan whipping cream” jawabku

Ternyata bukan…bukan Kim Hyeon Ho yang aku cari. Lagi-lagi aku berkhayal kejauhan, mana mungkin aku bertemu dia di kota yang sebesar ini, memang aku ini peramal yang tahu dia dimana..

Aku menikmati hari terakhir ku, sore ini di kota Busan.. tepatnya di pantai Haeundae. Aku kini sadar tidak mudah, bahkan mungkin tidak bisa bertemu dengannya walau hanya satu kali. Namun apakah aku salah selama ini menyukainya? Aku tidak tahu apa pun tentang dia.. yang aku tahu, aku hanya menyukainya. 

Saat mulai mengambil pikiranku kembali aku sadar, aku kehilangan ponselku

“Aish…. Hp ku, dimana ya??” Aku mulai mengeluarkan semua isi tas namun tetap tidak ada

“Ah…. Mana filenya penting semua, bodoh.. gimana bisa aku ngilangin itu ponsel? Aku harus gimana????”

Aku terus menyusuri sepanjang pantai Haeundae yang aku lewati, terus berusaha berpikir jernih untuk menemukan ponselku 

Tiba-tiba seseorang berlari dari kejauhan sambil melambaikan tanggannya 

“Sonnim!!! ( pengunjung!!! )” teriaknya

Mataku yang asat mulai menyipit memperhatikan siapa dia namun sesat mataku membulat, aku berjalan mundur selangkah demi selangkah

“Sonnim! Aku mencarimu kemana-mana, ini ponselmu kan?”

“Ne.. ” jawabku pendek. Aku terkejut setengah mati, kenapa pria yang menghampiriku itu adalah Yeon Ho.. Kim Yeon Ho yang sangat ingin aku temui

“Tapi bukannya di kafe itu, hm.. yang bekerja di kafe itu bukan anda.. bagaimana anda tahu bahwa pembeli tadi adalah saya?” Tanyaku dengan sangat hati-hati

“Ah… tadi saya sedang beristirahat di belakang, dan bos menyuruh saya mengembalikan ponsel ini. Bos bilang anda bukan orang Korea dan memakai aksesoris untuk menutupi rambut.. saya cari kemana-mana dan akhirnya ketemu juga” ucapnya sambil mengatur nafas

“Ah iya…iya, saya mungkin lupa menaruhnya di dekat mesin kasir ya? Sekali lagi terimakasih, anda sudah berusaha mencari saya” ucapku sambil membungkukkan badan 

Mungkin itu terakhir kalinya aku bisa menatap wajahnya secara langsung

“Sonnim, sekarang giliranku bertanya pada anda.. Apakah anda mengenal saya??” Wajahnya penuh heran 

“Ne?? Bagaimana bisa saya mengenal anda??” jawabku dengan cepat 

Dia mulai memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana panjangnya, dengan sedikit menurunkan bahunya

“Sonnim kau tahu, ketika pertama kali seseorang menemukan barang… orang itu akan langsung memeriksa adakah informasi yang bisa didapatkan agar barang itu kembali, bukan begitu?” lanjutnya 

“Ne… lalu?”

“Lalu… sonnim… lalu mengapa wallpaper ponselmu adalah photoku??” 


Sore itu, dengan hembusan angin laut yang mulai menyelimuti tubuh kami… apakah aku bisa menjawab pertanyaannya?? Bagaimana aku bisa menyukainya selama lima tahun ini, bagaiman postingannya bisa menjadi penyemangatku di setiap harinya… bagaimana rasa ini kemudian berkembang lebih jauh untuk bisa menyukainya… 

BUKAN SEOUL TAPI BUSAN dimana aku kemudian bertemu dengannya secara langsung. 


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.