https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html
Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:
Sahabat luka Di hati Oleh : Dwi lailatul hikmah
Cahaya matahari pagi menyelinap ke dalam celah-celah tirai kamarku. Dan aku merasakan hembusan angin yang sejuk yang menyelimuti tubuhku dan menambah aku keengganku untuk beranjak dari tempat tidurku.
Namun, Seketika aku akan teringat akan kewajibanku untuk pergi ke sekolah karena libur semester yang sangat panjang dan akhirnya telah usai. Yang berarti aku tidak sabar bertemu teman – teman yang menahan kerinduan ini selama ini, dan segera mungkin aku merapikan kamar tidur dan bergegas pergi ke kamar mandi dengan penuh sangat semangat.
“Nduk kalau mandi cepat ya, kata bunda yang sedang sibuk dengan masakannya di dapur’’. Aku menundukkan kepala “Oke, bun’’
Sekolahku masih terlihat sepi. Hanya ada sekumpulan beberapa siswa kelas lain , dan yang ada pastinya tukang kebun sekolahku. Dan herannya aku tak ada seorang siswa pun yang Nampak di kelas 6. Artinya, aku merupakan orang pertama kali yang datang, Dan sambil menunggu teman-teman datang, aku akan menyelesaikan membaca novel edisi terbaru yang baru saja aku beli.
Dan beberapa kemudian siswa dan siswi pun mulai berdatangan. Aku merasakan betapa kelasku yang tadinya seperti kuburan sepi, sekarang seketika berubah menjadi sangat ceria. Suara canda dan tawa yang mulai berdatangan di telinga ku. Mereka begitu saling melepas kerinduan libur semester.
Dan selesai apel di pagi hari siswa siswi segera masuk ke dalam ruangan kelas masing masing agar bisa mendapatkan pelajaran awal, “Anak-anak bolehkah saya minta perhatiannya sebentar ya.’’ Bu rahmah tiba tiba datang dari arah pintu dengan membawa seseorang anak perempuan bermata coklat bulat, berkerudung menutupi dada. Dan pastinya aku juga belum pernah melihatnya loh. “Hari ini kalian kedatangan siswi baru di sekolah kita, dia pindahan dari sd Surabaya. Ayo nak silahkan perkenalkan dirimu mbak!’’ perintah bu rahmah.
“ baik bu, terima kasih. Perkenalkan nama saya nuha setyaningsih, atau juga boleh di panggil tya. Saya pindahan dari Sd kota Surabaya.’’ Dan begitu tya memperkenalkan dengan aura yang sangat semangat. “ mbak kamu duduk di sebelah mbak Lailatul ya, nanti saya tambah satu kursi lagi ya.” Kata ibu rahmah.
Dia berjalan menuju ke arahku. “Hai…’’ sapaku dengan lembut. “Hai juga.’’jawabnya begitu dingin. Aku mengulurkan tangan nya ke arahnya sebagai tanda awal perkenalanku. “Namaku lailatul.’’ Tya tak beberapa lama membalas jabatan uluran tanganku yang agak grogi. “Aku tya. Bolehkah aku duduk di sampingmu ?’’ “Oh iya, aku persilahkan!’’ pertamanya sih aku begitu canggung dengan nya . Namun, selang dengan bincang-bincang yang begitu menyenangkan dan asik , dan juga sifatnya ramah lemah lembut membuat aku lebih cepat akrab.
Dan tak menyangka kami berdua punya hobby yang sama, yaitu gemar membaca novel. Dan edisi terbaru yang selalu kita baca dengan genre yang sama. Terpancar cahaya begitu jelas di mata tya, dia seperti akan menginginkan sesuatu kepadaku. “ Bolehkah aku dan kamu saling bertukar novel ya .’’ “Ya tentu banget boleh dong ,tya.’’Jawabku dengan penuh gembira.
Tya begitu was-was saat aku mengajak dia untuk main ke rumahku. Selama tiga minggu ini kita bertukaran sebuah novel. Namun dia diantar oleh ayahnya untuk kerumahku. Dan bahagiannya dia mendapatkan ijin dari ibunya.
Perasaan yang berbunga-bunga terlihat dari sorotan raut wajahnya. Beberapa kemudian bel sekolah telah berdering artinya menandakan pelajaran telah selesai. Semua murid sudah tidak sabar untuk keluar kelas. Tya yang tiba-tiba menarik tanganku ,aku pun tidak sadar menarik tanganku. “Yuk lailatul, cepat!’’ aku tak menjawab karena waktu itu perasaanku begitu panik. Kita menerobos dan menyela beberapa siswa siswi di sini.
Sesampainya di gerbang sekolah, tya mulai mencari mobil jemputan kita. Dan dia pun mengedipkan matanya, dan akhirnya dia di jemput oleh ayahnya.
Dan aku pun duduk di samping tya . Ia pun menceritakan banyak tentang aku ke keluarganya. Namun hal ini juga terbukti ketika ayahnya tya menyapaku dengan ramah, meskipun kita belum pernah sekali ketemu. Ia begitu supel, dan itu membuatku merasakan kenyamanan untuk bincang-bincang tanpa ada perasaan grogi.
Dan tak pernah ku kira ternyata kedatangan kita di sambut dengan bunda. Kudapati makanan ringan di ruang tamu. Bunda dengan reflek mempersilahkan masuk.
“Tya, ayo ke ruangan belajarku.’’ Namun tanpa berkata satu pun tya bangun dari sofa, dan kemudian berjalan mengarah mengikuti di belakangku. Kulihat dia tersenyum dan pipih merona di wajahnya saat melihat koleksi novelku. Tanpa di suruh dia pun cekatan dia memilih beberapa novel. Tya kemudian memilih novel bergenre romantic terbitan sapardi djoko damono yang berjudul “Hujan Bulan Juni’’.
_
Dulu, ketika 5 bulan kami selalu bersama. Kita selalu mengalami kejadian di luar dugaan kita, susah senang maupun bahagia. Kami selalu menaungkan berbagai masalah tugas dari sekolah dan juga belajar bersama, tapi mungkin saat itu indah saat jatuh cinta dan juga sakitnya yang juga di khianati walaupun masa masa itu berpikir seperti cinta monyet.
“Tya…’’ memanggilku dengan lirih. Namun seketika tya tidak pun untuk menjawabnya. “Tya…’’ Dan aku memanggilnya sekali lagi dan dia tetap saja terdiam tanpa bergerak. Dan aku pun berteriak. “tyaaaaa!’’ Dia pun reflek dengan sontak. “I…iya?’’ “Namun aku menyadari akhir-akhir ini mengapa kamu terlihat murung apa kamu sakit. Ada apa tya? Tanyaku dengan nada sontak dan penuh kekhawatiran. “Siapa bilaang? Aku baik-baik saja!’’ jawabanya dengan ringan seperti tidak ada beban. “ kamu apakah yakin , tya?’’
Tya hanya bisa meresponnya dengan menundukkan kepala dengan raut wajah yang cuek. Tapi aku lihat akhir akhir ini kamu kok terlihat cuek yah , dan juga gampang marah dan juga sering menyendiri. Namun tidak kaya biasanya yang selalu ceria dan terbuka kepada siapapun. Tapi kayanya ini Cuma firasatku saja yaa.
Beberapa kemudian , dan sudah tiga hari ini dia pun tidak pernah lagi kulihat tanpa keterangan. Tya selalu mengirim surat untuk mengabari daftar hadir ke sekolah. Dan tak lupa dia juga memberi kabar kepadakku. Tetapi akhir-akhir begitu khawatir karena tidak ada kabar sekalipun darinya. Aku berencana untuk menjenguk pergi ke rumahnya setelah pulang sekolah.
Dan akhirnya , dering bel sekolah mulai ku dengar dari telingaku dan semua siswa siswi bergegas untuk keluar kelas. Dan aku pun sesegera mungkin untuk merapikan buku beberapa pelajaranku dan akan bergegas meninggalkan dari sekolah. Dan aku bergegas pergi ke parkiran sekolah , kemudian mengayuh laju dengan santai untuk menuju ke rumah tya. Meskipun sepanjang perjalanan aku mencoba menelepon tya. Namun tak ada respon darinya.
“Tyaaaaaa…’’panggilanku setengah sontak berteriak . Tiba-tiba aku pun mencoba memanggilnya beberapa kali tapi itu semua percuma, Ketika aku mulai merasa tak berdaya , aku tiba-tiba terdengar seseorang sedang akan membuka pintu rumah. Dan aku pun sesegera mungkin menoleh. “Bi, Tya nya ada?’’ tanyaku dengan nada sopan. “Mbak lailatul yaa? Mbak tya nya ada di dalam.” Jawab pembantu tya. “Bolehkah saya bertemu dengannya?’’ “Maaf ya ,mbak tya nya kayanya lagi sakit dan katanya enggan mau bertemu dengan siapapun.” “Sakit? Sakit apa bi ? Tanyaku dengan nada yang sangat khawatir “tapi bibi tidak tahu soal mbak tya, karena 2 hari tak keluar keluar dari kamarnya.’’ “artinya mengurung diri ya, bi ?’’ tanyaku dengan was was.
Tujuan aku di sini hanya untuk bertemu dan melihat kondisi tya tapi bibi selalu saja menyelanya. “kalo ibunya mbak tya sedang pergi Surabaya dan sedang mengurus urusan penting, tiga minggu ini ayahnya mbak tya sedang di tugaskan ke kantor cabang.’’
Dan akhirnya aku pun mengambil keputusan untuk pulang saja. Namun ada yang ganjal di pikiranku. Sebenarnya dia kenapa? Apakah dia mungkin sedang menghadapi masalah yang sangat besar dan memendamnya sendirian? Kenapa malah enggak mau bercerita kepadaku, sahabat yang selalu ada dan menjaga kepercayaan dan juga berbagi duka bahagia bersama? .
Keesokan harinya, hari ini adalah hari ke delapan tya tidak absen tanpa keterangan. Lusa kemarin aku baru saja mendatangi rumahnya namun rumah itu kelihatan sepi sekali. Namun aku tidak akan menyerah untuk menemuinya lagi sebelum bertemu dengannya, Kebetulan sekali hari ini adalah hari minggu aku akan pergi ke rumah tya memakai sepeda kesayanganku.
Namun ketika aku tiba di sana ,rumah tya sangan sepi terlihat seperti rumah tua yang tanpa penghuni. Mungkin ibunya belum pulang dari Surabaya. Dan aku pun segera memencet bel , pintu rumah tya tiba-tiba telah di buka ,tapi sayang yang membuka pintu adalah bibi.
Seusai berbincang-bincang aku segera meminta ijin masuk untuk bertemu dengan tya. Tapi sayangnya bibi selalu menghalangi,tetap saja tidak mengijinkan. Aku pun mencoba merayu berkali-kali. Tiba-tiba terdengar suara gelas pecah , suara itu berasal dari kamar tya. Segera mungkin aku lari ke kamar tya tanpa memperdulikan si bibi.
Saat aku membuka pintunya tiba tiba. “ tyaaaaaaaaaaaa….!!’’ Dan di dalam kamarnya terlihat dia memakan obat obatan yang berdosis tinggi, namun dia ingin mengambil gelasnya yang jatuh. “Apa yang kamu lakukan,tya?’’ “Kamu kenapa ke rumahku? Siapakah yang menyuruhmu ke sini? Aku sedang tidak membutuhkanmu ,aku ingin sendiri!’’ Kata tya dengan nada emosi. “Biarkan aku menjelaskan dahulu, Kau tak ingat kita yang selalu bersama, apa arti persahabatan kita selama ini. Kita adalah orang yang selalu bersama dan selalu setia bersamanya saat suka maupun duka. “Dan tidak ada seorang pun yang menyuruhku, semua ini karena kehendakku, aku kemari karna aku sangat khawatir dengan kondisimu tya!!’’ seruku sambil mengeluarkan air mata yang mulai menetes di pipiku.
Dan firasatku selama ini ternyata benar,tya mempunyai masalah yang sangat besar hingga membuat kondisimu seperti ini. Lihatlah wajahnya yang kusam dan pucat dan rambutnya yang sangat berantakan seperti tidak terurus, seperti orang tidak mempunyai semangat untuk hidup. “Sebenarnya ada apa denganmu tya? Apa yang terjadi?’’ tanyaku dengan suara lembut agar memperdamai suasana. “ibu dan ayahku akan bercerai!!’’ Aku langsung sontakk dan sangat terkejut sekali. Tangis sedu yang tak bisa terbendung lagi. Aku pun memeluk tya agar dia merasa tenang. Aku pun mulai melepaskan pelukan ketika dia mulai tenang. Dia pun seketika tertidur lemas.
“Tyaaa….’’ Aku mencoba pengawalan pembicaraan lagi dengan lembut. “Iya?’’ jawabnya dengan pelan “Aku mohon kamu ceritakan tentang semua yang telah terjadi. Beberapa kemudian. “Akhir-akhir ini orang tuaku selalu bertengkar.’’ “Memang dari dulu waktu di Surabaya pernah bertengkar tapi tidak seperti waktu malam sabtu lusa. Mungkin malam itu adalah puncak akhir segalanya dan akhirnya pun berujung perpisahan’’ lanjut tya meneteskan isak air matanya. Aku pun menghapus air mata di pipinya yang mulai jatuh. “ Lalu sekarang orang tuamu dimana tya?’’ “ibuku sedang pergi ke Surabaya mengurus berkas untuk perpisahan, papa di tugas dari kantor untuk pergi ke kantor cabang selama 4 minggu. Dan aku pun sudah menyerah. Dan akhirnya pun aku akan mengakhiri sisa hidupku selama ini.’’
‘’Tya, maafkan aku saat itu tak bersamu dan disampingmu selama 1x 24 jam. Mungkin kamu boleh menyebutku sahabat terjahat di dunia , sampai-sampai aku tidak tahu sekali tentang masalahmu. Tapi dengan menyiksa dirimu seperti ini bukan akhir untuk menyelesaikan sebuah masalah. Malahan kamu akan menambah masalah . Sekarang kamu berusaha berbagai cara agar orang tuamu merujuk lagi dan setelah itu serahkan semua masalahmu kepada yang maha kuasa. Yakinlah setiap doa selalu ada jalan , disitulah kita selalu minta petunjuk kepadanya.’’ Kataku mencoba menenangkan
-
Aku pun tersenyum, aku sangat senang mendapat kabar dari tya, karena orang tuanya tidak jadi untuk berpisah . Akhirnya mereka pun kembali rukun. Dan malam nya aku di undang oleh tya untuk makan malam bersama di rumahnya.
Tante reina ,ibunya tya memasak makanannya, makanannya sungguh lezat dan menggoda. Malam itu menjadi malam romantis dan harmonis, mereka tampak sangat bahagia .
“lailatul, terima kasih yah kamu benar benar sudah menjadi sahabat terbaikku, duka dan keluh kesah pun , tempat yang pas untuk berbagi suka dan duka. Maafkan aku selama ini yang selalu membuat kamu repot, Dan aku akan berusaha menjadi sahabat mu yang lebih baik lagi’’ kata tya dengan senyum dan pipi merona . Dan kami pun saling berpelukan.
……. Sekian ……..
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.