Sabda yang menjadi luka 1 - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Sabda yang menjadi luka 1


Bagaikan sebilah pedang yang akan melukai setiap tuannya yang lengah, 

Seketika menyayat sukma menembus dada, 

Kunikmati setiap tetes darah yang bercucuran, 

Tertawa lebar menyaksikan pengkhianatan yang engkau lakukan,

Aku bersaksi demi nama tuhan, akan ku bawa rasa sakit ini sampai ajal mendatang.



Sabda yang menjadi luka 2


Rasa sakit ini menjelma aksara yang spontan merangkai kata demi kata yang menjadikannya untaian kata,

Untukmu manusia yang pernah kucinta,

Manusia yang telah mengukir tinta yang menjadikannya luka,

Sehelai takdir yang telah membawa ku pada puncak tertinggi   mencintai,

Tak ada yang patut di kasihani ataupun di sesali,

Aku bersyukur atas semua yang telah terjadi,

Biarkan semua berjalan dengan semestinya,

Bersama kisah yang telah menjadi sejarah, bersama rindu yang telah menjadi pilu,

Izinkan aku mengenangmu dengan sederhana,

Dengan cinta yang pernah kau beri yang menjadikannya luka yang tak bisa ku obati.


Murobbi


Engkau adalah irama konstan jarum jam,

Tenang dan selaras,

Bergerak dalam poros rangkaian nomor absolut,

Berdeming mengiringi lantunan-lantunan kehidupan, 

Tak pernah sedikitpun engkau lelah mengigatkan waktu yang nyata, 

Waktu yang selalu siap memakan jiwa dan tahta dalam kefanaan dunia, 

Sedikit saja engkau terlena saat itupun juga engkau hanyut dalam peradaban semesta, 

Karenamu aku tau kehidupan tak semudah yang dibayangkan, 

Ada jalan yang harus ku pijak, ada ridho yang harus ku gapai.

Ucup syukur kupersembahkan pada dzat pemilik alam, 

Semoga kelak kita dipersatukan di keabadian tuhan. 

 

""Riza manbaul hikam""

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.