Saat Semuanya Bercerita - Kumpulan Cerpen

 

Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html

Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:

Saat Semuanya Bercerita

Banyak orang bertanya- tanya mengapa aku tidak pernah bersedih, padahal semua orang tidak mengetahuinya bahwa setiap orang akan mengalami yang namanya suka maupun duka , ada yang bilang menjadi dewasa itu menyenangkan dan ada pula yang mengatakan bahwa dewasa itu sangat menyedihkan. 

Saat usiaku memasuki 17 tahun , aku merasakan bahwa menjadi remaja yang akan menginjak dewasa sangat menyenangkan seolah-olah  dunia mengucapkan selamat datang dalam dunia yang baru ini, saat dunia berpihak kepadaku seakan menjalani hari sangat mudah ,dimana semuanya seaakan tersedia hanya untukku seorang , gila bukan? Mungkin kiranya aku hanya mengada-ngada tetapi inilah yang terjadi.

Aku menyukai olahraga salah satunya basket , dimana saat aku sedang bermain basket aku merasa beban dipundakku merasa terangkat , dimana saat stress melanda untuk ukuran seusisaku dengan bermain basket membuat stress menghilang walaupun tidak seutuhnya.

Masa SMA adalah masa yang menyenangkan katanya , tapi tidak untukku masa SMA adalah masa yang sangat memuakkan, dimana waktu aku tahun kedua , aku mempunyai masalah dengan teman dekatku yang dimana masalah itu sangat sepele akan tetapi ada faktor – faktor pendukung yang menyebabkan masalah tersebut menjadi besar.

Aku dan sahabatku tidak saling sapa hingga tahun ketiga , ini mungkin terdengar lebay atau drama tapi gimana sih perasaan kalian jika tidak mempunyai teman dekat yang biasanya selalu bersama dan karena masalah tersebut membuat kami tidak bisa berteman sehingga aku menjalani masa SMA ku hanya sekadar formalitas semata saja , tidak ada gairah untuk memperluas pertemanan karena masalah tersebut teman- teman kelasku menjauhiku seolah-olah aku biang dari masalah tersebut.

Hingga meski semua tampak biasa walaupun sebenarnya ada dinding tak kasat mata yang menghalangiku untuk berinteraksi secara bebas dengan teman-temanku , meskipun senyum tersungging dibibirku bukan berarti aku tersenyum bahagia , ada banyak rasa sakit yang aku pendam untuk terus melangkah walaupun lingkungan sekitarku tak mendukungku.

Tak terasa tahun ketiga aku bersekolah di sekolah menengah atas , tidak hanya pelajaran yang semakin sulit akan tetapi aktivitas-aktivitas lain juga semakin padat , seperti bimbingan dan juga tryout serta sibuk untuk mempersiapkan perkuliahan, ini semakin menguras otak dan tenagaku akan tetapi jika mengingat akan penderitaan segera berakhir membuat aku semangat.

Moment yang tidak bisa dilupakan dimana pada akhirnya kami semua berbaikan dan bersalam , mengingat akan berpisah dan kemungkinan akan jarang bertemu maka kami semua berbaikan dan menangis bersama akan kesalahan di masa lalu. 

"