RALISA - Kumpulan Cerpen

 










Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu cerpen dari peserta Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional Net 24 Jam. Cerpen ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Sebuah Cerita Tentang Kepergian". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.net24jam.com/2021/10/lomba-cipta-cerpen-tingkat-nasional-net.html


Selamat Menikmati Cerpen di bawah ini:


KASIH SAYANG TUHAN

BY : AHMAD OKVANI TRI BUDI LAKSONO 


Matahari tampak malu malu melihat dunia, dihadang gerombolan awan seakan mengisyaratkan bahwa hari ini tidak akan baik baik saja. Memang benar hari ini tidak baik baik saja, Sabtu 16 Januari 2021 saya mendapatkan berita kurang menyenangkan. Setelah selesai sarapan saya siap siap bergegas berangkat bekerja. Tapi , kepala outsourching menelpon saya, Pak Shobirin Namanya

"" Maaf mas, kamu istirahat dirumah dulu, karena kamu reaktif covid 19"". Rasanya waktu berhenti tepat saa

 "RALISA

Hai ralisa, semua ini tentang kepergianmu, aku yang dulu sangat mencintaimu sampai aku takut akan hal yang namanya kepergian. Menaruh banyak harapan yang begitu besar saat aku selalu ada di sampingmu. Aku sangat begitu menikmati kebersamaan yang dulu sampai aku lupa bahwa segala sesuatu yang dimiliki pasti akan hilang ketika tuhan sudah mentakdirkan. Senyum manis yang selalu kamu berikan untuk sebuah keharmonisan, canda tawa yang selalu muncul ketika kita membahas sesuatu saat kita bersama, kini semua itu hanyalah kisah masa lalu yang mana tidak pernah mungkin untuk bisa terulang kembali.

Di hujan yang turun ketika sendu, semua rindu mengadu tentang hal kepergianmu, sekarang aku hanya sendiri dengan bayangan, sedangkan kamu di sana bersama orang lain untuk dijadikan pasangan, aku sangat begitu kehilangan ketika hari-hari berubah menjadi sunyi. Aku hanya mengkasihani hati yang selalu ingin menepi, walau aku sudah berusaha ikhlas dengan kata akan hal kepergian, namun rasanya hati ini tidak bisa seikhlas kata yang diucapkan untuk menerima semua ini.

Melihat kamu ralisa bahagia dengan orang lain sebenarnya aku sangat bahagia, bahwa orang yang aku cintai kini telah menemukan titik bahagia, walau bahagia itu bukan bersama diriku. Aku melihat senyummu dari kejauhan ibarat dulu aku melihat matahari, di mana aku mampu untuk melihatnya setiap hari, namun sekarang aku melihat senyum itu seperti halnya pelangi, aku melihat keindahan itu hanya ketika semesta mengijini. Begitu banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan begitu saja, sampai aku harus berperang dengan hati, berperang dengan perasaan, dan berperang dengan pikiran.

Baru pertama kali aku mencintai, dan kamulah ralisa cinta pertamaku yang aku temui di tahun 2016 sampai sekarang tahun 2021. 

Di mana aku sangat berharap bahwa ini adalah cinta pertama, dan terakhirku. Namun keaadaan sangatlah tidak mendukung sampai aku merelakan kamu pergi untuk memilih orang lain. Aku sadar aku tidak mempunyai apa-apa, aku juga bukan orang yang cukup materi, tapi perihal aku mencintaimu aku sangat tulus mencintai. Aku tidak bisa menguraikan dengan kata-kata perihal aku mencintaimu, tapi aku yakin suatu saat nanti kamu ralisa akan tau sebegitu cinta, dan sayang aku kepadamu. Pilihan bersama orang lain sangatlah menyakitkan, sampai aku bingung aku yang melepaskan sekarang aku harus seperti apa, apakah aku menunggumu kembali, atau aku mencari cinta yang lain.

Aku tidak semudah orang lain mencintai, tidak semudah orang lain dekat dengan wanita lain, namun semua itu akan aku coba demi kamu ralisa yang aku cintai. Senyuman terakhirmu akan kuabadikan sebagai tanda perpisahan ini, aku janji setelah ini aku tidak akan mengganggu, semoga kamu bahagia, karena bahagiamu adalah bahagiaku juga.

Malam hari saat aku sendiri, aku sedikit rindu dengan notifikasi kamu, sekarang handphone ini sunyi tanpa ada yang menghubungi. Aku hanya bisa melihat foto kita berdua dulu, sampai aku begitu kecewa karena tidak bisa menjaga, sampai aku membiarkanmu pergi hilang tak terhingga. Dulu kita sangat dekat, sandaran di bahu menjadi suatu kenangan yang sulit dilupakan, menyanyikan satu lagu sampai larut tertidur menjadi sesuatu yang aku rindukan. Melihat foto itu, aku melihat versi diriku yang bahagia dengan sebenar-sebenarnya, sekarang aku hanya berusaha berpura-pura bahagia nyatanya. Ketika aku melihat handphone aku sengaja membuka chatting kita dulu, sampai aku tersenyum sendiri, begitu bahagianya kita dulu, begitu kocaknya kebersamaan yang dikarenakan cinta, namun ketika aku melihat foto profil whatsapp kamu, kamu menggunakan foto berdua dengan kekasihmu yang baru, seketika senyum itu berubah menjadi sedih yang tak jelas. 

Aku tidak menyalahkan kamu ketika kamu pergi, kamu berhak atas hakmu memilih mana yang terbaik untuk dijadikan pasangan hidupmu, mungkin kebersamaan kita sangat begitu lama kita bangun, dari mulai kita dulu SMP, SMA sampai kita tumbuh dewasa lalu memiliki jalan masing-masing namun kita masih bersama, tapi kebersamaan itu terpatahkan oleh kepergian. Aku hanya meminta maaf karena aku hanya mencintai namun aku tidak bisa meyakini. Sebenernya tekad ini sudah bulat untuk menyeriusi kamu ralisa, namun nampaknya ada yang lebih mapan, sampai aku terhempaskan. Bukan aku tidak niat meyakini tapi jujur aku belum punya cukup mempunyai materi. Aku rela kehilangan karena tidak mau orang yang aku sangat sayangi harus hidup menderita dengan diri ini, lebih baik aku melepaskan karena bahagia sudah menjadi jaminan dirimu. 

Perihal aku di sini, aku baik-baik saja, aku tidak mau kamu merasakan sakit hatinya aku atas kepergian ini, aku hanya berusaha menjauh, dan berharap di depan sana tuhan memberikan ganti yang lebih baik. Walaupun aku juga masih mencintai orang lama, namun aku percaya seiring berjalannya waktu semua itu akan memudar lalu menghilang.

Masalah aku terpukul atas kepergian, tak usah kamu khawatirkan, aku sudah siap akan segalanya, dan karena ini aku tau mencintai untuk menuju yang halal itu sulit. Di sini aku terluka, berharap kamu di sana bahagia. Maaf ya

Setelah beberapa bulan aku tidak bertemu dengan ralisa, tidak tau kabar ralisa seperti apa, aku yang terlukapun kini sudah pulih, dan aku sudah merasa ikhlas jika selama ini aku hanya menjaga tanpa diberikan kesempatan untuk memiliki. Ketika itu aku mengirim pesan kepada ralisa dengan menanyakan kabar, lalu bagaimana dengan pasangannya, namun jawaban yang di berikan sangatlah menyakitkan diri ini dengan kata ""Maaf nak ini ibunya ralisa, ralisa udah cerita semuanya tentang kamu nak, makasih selama ini udah jagain ralisa, ralisa udah gaada nak, dia pergi untuk selama-lamanya, do'ain dia ya nak, seharusnya ibu ganekenin kamu buat ninggalin ralisa, gamisahin kalian ibu minta maaf, kalo kamu berkenan silahkan kamu kerumah aja, nanti ibu antar ke makam ralisa"" ujar ibu ralisa. Seketika aku langsung meneteskan air mata ternyata kita dipisahkan untuk selamanya, ku kira kita tidak akan seperti ini, walau berpisah kita akan bertemu kembali, walau nanti dengan orang yang berbeda, namun tuhan berkata lain, tuhan mengambil ralisa selamanya, aku yang baru pulih dari kepergian, kini aku tersiksa dengan kehilangan yang sangat begitu pilu. 

Senyuman yang aku lihat beberapa bulan lalu ternyata menjadi senyuman terakhir yang kamu berikan, sekarang kehilangan yang sangat pilu yang aku rasakan, aku sudah tidak bisa bertemu, bahkan aku sudah tidak bisa apa-apa, selain aku mendo'akan agar ralisa tenang di sisi tuhan. Senyum manis yang aku tatap, kini berubah menjadi bayangan tragis yang aku terima. Aku memegang foto ralisa sambil aku elus, lalu meminta maaf karena aku tidak ada di sisinya saat ralisa terakhir kali melihat dunia ini. Tatapan indah mata ralisa, raut wajah berseri, kini berubah menjadi batu nisan yang kulihat sebagai ralisa yang sekarang.

Aku tidak bisa membohongi hati, walau aku sudah ikhlas, namun perihal perasaan aku masih mencintai ralisa seutuhnya, aku menangis di tempat kediaman ralisa yang terakhir, sambil aku tak henti melantunkan do'a, andai waktu bisa diputar kembali mungkin dulu aku tak akan melepaskan jika ujungnya seperti ini, aku hanya ingin menemani bersama diakhir hidupmu ralisa, namun apalah daya sekarang ralisa sudah tenang di sana, aku di sini hanya mendo'kan karena bagaimanapun aku sangat mencintainya. Aku sangat menyesal karena aku gagal menjadi laki-laki yang bisa menjaga. 

Aku sangat tidak menyangka usia sangat begitu cepat, kita tidak bertemu hanya beberapa bulan saja, di beberapa bulan itupun aku tidak tau kabar ralisa, sakalinya aku menanyakan, ternyata ralisa sudah tidak ada, ralisa meninggalkan untuk selamanya. Semua ini kuasa tuhan di mana kita tidak bisa menerka, lalu menolak. Apakah ini jawaban dari cinta pertama, dan terakhirku? Sebenernya bukan ini yang ku inginkan, tapi tuhan memisahkan sebelum kita bahagia dengan bahagia yang kita miliki.

Entah setelah ini aku bakal mencintai orang lain atau tidak, yang jelas sekarang aku berduka atas wanita yang aku cintai, kehilangan ini berat diterima namun aku berusaha mengikhlaskan, bagaimanapun sekarang ralisa hanya butuh do'a ini, bukan butuh cinta yang hanya omong kosong saja. Perihal mencintai aku sekarang pasrah terhadap ketentuan tuhan, yang memberikan jalan terbaik untuk para hambanya, akupun tidak ingin buru-buru mencintai karena aku sadar karena kehilangan ini sangatlah begitu pilu, dan sulit untuk sembuhkan.

Ketika sekarang aku merindukanmu, bukan hanya tidak bertemu, bukan tentang jarak yang berjauhan, namun kini kita terpisahkan dengan terhalangnya alam. Hanya do'a yang kupanjatkan sebagai syara ucapan rindu ini kepadamu ralisa, semoga kamu tenang, dan semoga suatu saat nanti kita bisa kembali bertemu.

Dari hal ini aku mengetahui tingkat tersulit ketika terluka yakni ketika kita menerima hal yang namanya kehilangan untuk selamanya. Dan sadar akan begitu berharganya tentang sebuah kebersamaan, ketika kita sudah merasakan yang namanya kehilangan. Lalu aku belajar bahwa mencintai itu butuh keikhlasan, mencintai tidak selamanya sesuai dengan ekspektasi, namun mencintai adalah kelapangan hati, di mana kita dituntut untuk menerima apa yang terjadi."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.