Pukul Enam Lewat - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


Pukul Enam Lewat

Oleh : Nuzulia Ra’ihatul Jannah Nur Arifin


Dering telepon meruah,

Disaat petang makin menggelap pekat

Merampas benak yang tadinya ripuh

Sayup-sayup hanya hening yang berbicara

Tak pernah sampai dialog kami segersang ini rasanya


Setelah habis beberapa jenak,

Baru kudengar seperti dia bisa meloloskan nafas kasarnya

Kemudian, tak berjeda lama – 

“Simbah, sudah pulang” katanya

Begitu parau, pun suaranya bergetar

Terserempak runtuh tubuh melumpuh

Betapa hati berluruh-luruh 

Duka kami sama-sama menggunung

Hancur lebur isakan kami menggaung



Sajak Tak Bertuan

Oleh Nuzulia Ra’ihatul Jannah Nur Arifin


Pandangannya nanar memerdekakan angan yang beruraian

Jelasnya memang menyengap, tanpa bisa dia bercakap

Bulan Juli, mengapa teramat sangat kelabu?

Sehingga membadai semua nestapa,

Sehingga membuncah tiap cita

Menjadi bias, dia berjejas

Sebab belum sampai usai, si tuan mendesak beranjak

Menyisihkan sendiri yang menyesakkannya 

Merayakan duka melalui sajak-sajaknya 

Membiarkan kelengangan memeluk sebebas-bebasnya



Sekian

Oleh Nuzulia Ra’ihatul Jannah Nur Arifin


Tuan, sudah habis bulan

Tamam pula hamba meripuk 

Sebab membebaskan resah sendirinya mengamuk


Kiranya hamba tak bisa sampai usai

Sungguhpun telah berjerih dan mengandai

Kini hamba benar-benar siuh

Hingga bahkan tiada sececah bersisa

Menguap, menjadi sebuah niskala


Selesai disini, puisi tuan




"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.