PERSATUAN PERBEDAAN - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


PERSATUAN PERBEDAAN

Oleh : Aliya Rifka


Indonesia

Negeri sultan dan raja

Sejarah peradaban bangsa

Corak warna kaidah budaya

Hidup bersisian dengan seksama

Perbedaan adalah serpihan kaca

Menjadi satu dalam sebuah media

Yang berpegang pada Tuhan yang Esa


Bung

Pendapat adalah kepercayaan

Banyak insan tengah berselisih paham

Peda kefanatikan hingga desakan

Apa yang bisa membuat toleran?

Jika tegak kelapa, lantas berdiri merentak

Tidak, lain halnya lamunan negara

Praja ingin bangsa yang moderat

Agar dapat terikat kuat

Menjadikan persatuan yang kuat



PENGEMIS ASIH

Oleh : Aliya Rifka


Malam terulang

Binar lampu temaram

Sunyi beramah-tamah

Meski sedikit buram

Wacana sayu

Lenyap dimakan lajunya waktu

Bersama serpihan doa terujarkan

Pada sisa sisa angka kehidupan

Untuk rebas peluh perjuangan

Rehat, lain untuk menikmati

Bangun pun, lain untuk bermimpi

Tuhan yang adikara

Dapatkah hamba mengemis asih

Lebih banyak waktu bernafas

Akanku rapah buana

Melintasi wana belantara

Mengadu pada dada rawi

Lalu tertidur di kaki buntala



NEGERIKU SAKIT

Oleh : Aliya Rifka


Negeriku sakit

Sekerat khusyuk menengadah

Sisanya sibuk pesta pora

Kesehatan diperjual-belikan

Apakah afiat hanya untuk yang bakir?

Dan binasa bagi yang fakir?


Negeriku sakit

Ludes, terkoyak para rival imunitas

Mengeliminasi persatu anak adam

Takala, Suaka menjadi punca teratas

Ikhtiar penindakan menjadi prioritas

Lamun, masih tak dapat menebus jaminan hidup totalitas


Negeriku masih sakit

Batasan ekspresi masih berlaku

Meski acap kali muak hati menentang

Hidup beriringan rasa buncah

Serta cemas yang bertumpah ruah"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.