PERGI DARI NEGERI - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "PERGI DARI NEGERI

Yulianti Fatmawati


Minggu pagi kita masih bisa pergi

Menikmati keramaian, berbaur dengan alam

Namun masa itu hilang saat sang virus datang

Belum tuntas masalah korupsi di negeri ini

Belum adil hukum negeri ini

Belum tercipta kedamaian negeri ini

Belum hilang keraguan masyarakat kepada wakil rakyat

Kini kau hadir menambah luka baru 

Pergilah dan sudahi drama ini 

negeriku sudah tak sanggup lagi

Kami rindu keluarga

Kami rindu sekolah

Kami ingin keluar rumah

Kami ingin mencari nafkah

Pergilah dan sudahi drama ini

Biarkan negeriku pulih dari luka yang telah kau beri



MALAM TANPA BULAN

Karya : Yulianti Fatmawati


Bagaikan memukul gitar

Memetik drum

Menggoyangkan seruling

Mencoba menulis di atas air

Hingga senjapun hilang

Semua yang ku lakukan sia-sia

Semua orang mulai menghina

Menganggap ku sudah gila

Namunku tetap bertahan 

Meski Tanpa bulan

Ku ingin kau kembali 

Bersamaku lagi

 Melewati kerasnya hidup ini



WAKTU YANG BERUBAH

Karya : Yulianti Fatmawati



Ketika ruh hanya mampu memandang

Wajah-wajah orang yang di sayang

Dan kita yang belum tau akan jatuh kemana

Hanya menerawang tinggi mengangkasa

Diantara debu dan nyanyian awan

Dan mengharap semuanya tak kan pernah berubah

Meski mereka telah meninggalkan kita sendiri

Hanya deru angin yang menemani

Dan semut yang mulai bercanda

Mulai menertawakan keadaan

Daun berbisik melihat kita

Yang masih terdiam 

Tak bisa berbuat apa-apa

Wahai angin yang berhembus

Wahai awan yang berarak 

Sampai kapan semua seperti ini

Akankah burung tak berkicau dengan merdu

Atau api jadi membeku

Semua mulai tak tau apa yang akan terjadi

Biarlah sang waktu yang merubah semua itu

Jangan biarkan mentari sepi tanpa kehangatan

Namun izinkan hujan datang 

Tuk menghapus jejaknya

Bersama tetes hujan berlalulah kepiluan

Dan berharap mentari tersenyum kembali

Bersama keindahan pelangi

Bunga merekah, rumput bergoyang

Dan dedaunan bersenandung

Seolah mereka semua riang

Seakan alam semesta ikut bergembira 

Melihat wajah yang penuh harap 

Di masa yang akan datang

Pelangi melambaikan keindahan

Seakan memberi pertanda

Takkan ada lagi kesedihan

Semua akan kembali indah pada waktunya



SENYUM TERAKHIR

Yulianti Fatmawati



Dirimu hadir saat kurapuh

Dirimu yang menghapus air mataku

Meski jarak jauh kau menjagaku

Senyumanmu membuatku tenang

Namun yang bertemu pastikan berpisah

Aku yang lemah hanya bisa pasrah

Karna kita hanya bisa berencana

Dan waktu telah merubah segalanya

Meski penyakit menggerogoti tubuhmu

Dirimu tetap menunjukkan senyum

Bahkan dirimu tetap mampu menguatkanku

Tanpa kau tunjukkan sedikitpun rasa sakit itu

Sampai hari kepergianmu 

Dirimu masih menunjukkan senyum

Dan membuatku tak sadar 

Bahwa itu senyum terakhirmu

Semoga dirimu bahagia dialam sana



RASAKU TELAH LETIH

Yulianti Fatmawati


Aku bukan menyerah

Hanya berserah pada sang pemberi arah

Karnaku mulai lelah 

Pada situasi yang tak kunjung berubah

Apakah tindakanku salah ?

Kini ragaku mulai lemah

Mengurung diri di rumah

Menjadi caraku menenangkan diri 

Dari sebuah masalah yang tak kunjung berhenti

Masalah yang setiap hari menghampiri

Dengan berjuta perkataan yang menyakiti hati

Bolehkah aku tidak peduli ?

Pada dia yang hadir, lalu memilih tuk pergi

Karna rasa sakit yang belum terobati

Aku juga ingin seperti mereka 

Menari bahagia bersama yang berujung tawa

Bukan sebuah cerita yang memberi rasa luka

Hujan selalu hadir dengan berjuta kenangan tentang dia

Namun senja, mengajariku bahwa yang pergi akan kembali

Aku tidak akan pernah berhenti menanti

Meski dirimu tlah mati

Biarpun orang berkata bahwa aku lemah, aku kalah"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.