PEMUDA - Kumpulan Puisi

 








Selamat datang di Lintang Indonesia. Di bawah ini adalah salah satu puisi dari peserta Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional Net 24 Jam. Puisi ini lolos seleksi pendaftaran dan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Lembayung". Klik link di bawah ini untuk informasi lomba: 

https://www.lintang.or.id/2021/10/lomba-cipta-puisi-tingkat-nasional-net.html


Untuk melihat data peserta silakan kunjungi website www.net24jam.com

Selamat Menikmati puisi di bawah ini:


 "*PEMUDA*

Lihatlah pemuda...

Adakah iba dibalik masyarakat yang meronta...

Adakah syukur dibalik kegelimangan harta...

Adakah hati yang masih tergoyah akan kemanusian bersama...

Adakah pemuda,

Masihkah ada pemuda

Sosok-sosok pemimpin negara

Pejuang bangsa

Yang tidak tergiur akan martabat dan kuasa

Masihkah ada pemuda Indonesia

Bangkit untuk jaya bersama, bukan nafsu belaka

Bangkit untuk negara tercinta, bukan atm semata


 Kali ku kenal negriku

Negara yang amat ramah akan lingkungan

Mungkin, sekejap tak terasa dan tak terlihat akan kekurangan yang begitu banyak

Saat kecil kayuh sepedahku

Hp pun tak ada yang bisa kukatakan wa,instragram

Kala itu yang masih bersosialisasi akan sesama

Lihat pemuda,

Masihkah ada banyak orang disawah

Masihkah ada masa muda yang mengerti akan jajanan pasar

Masihkah ada yang bermain petak umpet dikalangan anak sebaya

Bukankah gedjet, bukan kah kotak tipis yang sekarang menjafi pusat perhatian. 


Bolehkah aku tertawa, kecewa atas diriku sendiri

Atas negriku sendiri

Betapa sakit jika kau rasa negara yang tak kunjung redam

Betapa lelah hanya dipermaikan oleh dunia yang semakin kejam

Betapa ingin kau bangkitkan dan majukan negara tapi tidak ada pendukung yang tidak takut akan kebenaran

Hanya senyum tipis yang hanya bisa tertahan

Menohok hati yang sepintas ingin menggelegar

Liurpun tak tega ku telan, saat kabar duka tak padam

 

Ya, inilah negara kalian pemuda

Negara yang harus dipertahankan

Lihatlah pemuda, 

Kau paham apa yang harus kau lakuakan tanpa merusak tatanan negara




*KUNCUP RASA*

Semerbak bunga harum kurasa

Tiupan angin senja menyejukan jiwa

Tat kala langit menghiasi bumi

Inikah yang dinamakan melengkapi tanpa ambisi..


Terukir akan hasrat rasa dalam ungkapan cinta

Benarkah ini cinta, atau hanya sekedar kupu” yang hinggap di kelopak saja.

Ah, benarkah...

Apakah ini sekuncup rasa

Yang ingin bertabur aroma nan keindahan untuk dunia.


Rasakan...

Pejamkan matamu...

Pesona itu nyata

Pesona akan ribuan kuncup bunga

Berjuang akan keindahan dalam pesona mata

Tat kala mekar mewarnai alam semesta 

Bersama langit yang akan slalu ada 


Aku tak tahu apa itu rasa

Perasaan cinta yang tak pernah ku toreh sebelumnya.

Jika cinta ini adalah nyata,

Maka dekatkan tanpa ragu padanya

Jika baik kurasa,

Maka eratkan dalm setiap bencana

Tidak ada yang serumit benang kecuali perjalanan cinta yang mendatang


Langit kutitipkan sekuntum bunga ini

Bukan untukku, tapi untuk kita






*RINDU*

Bulan silih berganti pandang 

Bersama bintang yang menemani malam

Malam, kuaktakan rindu ini bersemayam

Memenuhi pikiran yang tak kunjung redam

Yang tahu tahu dimana akan pergi menghilang


Kala pertemuan hadirkan senyun dan tawa

Seolah terikat sepasang mata.

Tidak ada kata yang terucap

Hanya tibgakh yang dapat Menjawab.


Bersama angin malam 

Kutitipkan salam untuk dia seorang

Lewat dinginnya angin malam

Yang emnjadi saksi rasa terpendam.

Biarkan aku diam,

Tanpa perlawanan

Karena akan ada saatnya diwaktu yang tepat dan orang yang tepat untuk ikatan yang erat





*Puisiku*

Puisi itu sajak,

Keluar akan setiap ungkapan rasa.

Entah pernah, akan dan melihat.

Puisi itu hati,

Berpaut dengan diri.

Dari imajinasi,

Keluar gelora kata puisi


Apa salah, jika sajak tak bernuansa terukir

Bebas bergelanyut tanpa aturan dalam ungkapan rasa.

Puisiku bukan kalimat cantik yang mengindahkan

Bukan kalimat merona yang penuh riasan.

Hanya sajak sederhan

Ungkapan terpendam yang tak bisa terucap

Tak bisa tertulis, dan hanya jadi angan

Hingga hanya pikiran yang berpaut akan sajak yang manis perasa 

 Itulah puisi, kata indah tak terlihat tapi terkenang 



*SEMI HATI*

Aku tak suka kesemuan

Tapi, kenapa rasa aneh ini, tidak bisa teralihkan?

-karena kesemuan adalah pembelajaran

 Dimana senyap harapan itu cobaan

Siapa yang bertahan melawan,

Disana ada Tuhan yang akan menjadikan


Tapi, itu Mempersakit hati

Yang hagkikatnya, hati patut dilindungi

- dan apakah Tuhan semudah itu mempersatukan hati

Hati yang hakiki, yang menjaga hal suci 

Tenang, takdir tak akan berbuah jauh dari benihnya


Apa yg patut aku lakukan untuk ini?

- jadilah diri sendiri, yg ikhlas pada takdir

Ikuti kata hati, untuk isi hari""

Muhasabah pada sang Illahi karna dia jawaban hati yang bersemi

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.